Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan

Inventarisasi Penyakit Bercak Daun (Curvularia sp.) Di Pembibitan Kelapa Sawit PT Ketapang Hijau Lestari – 2 Kampung Abit Kecamatan Mook Manaar Bulatn Kabupaten Kutai Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan penya Lalang, Elizabeth; Syahfari, Helda; Jannah, Noor
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 15, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v15i1.1777

Abstract

Inventarisasi Penyakit Bercak Daun (Curvularia sp.) Di Pembibitan Kelapa Sawit PT Ketapang Hijau Lestari – 2 Kampung Abit Kecamatan Mook Manaar Bulatn Kabupaten Kutai Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan penyakit bercak daun (Curvularia sp.) di pembibitan Kelapa Sawit PT Ketapang Hijau Lestari – 2 Kampung Abit Kecamatan Mook Manaar Bulatn Kabupaten Kutai Barat. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai intensitas serangan penyakit bercak daun (Culvularia sp.) pada pembibitan PT Ketapang Hijau Lestari - 2.Penelitian ini dilaksanakan + 3 bulan mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2014. Penelitian ini menggunakan bibit kelapa sawit sebanyak 500 bibit yang terbagi di 2 (dua) tempat yaitu pre-nursery  dan main-nursery  PT Ketapang Hijau Lestari - 2. Dengan metode purposive sampling.Hasil penelitian yang telah dilakukan, pembibitan PT Ketapang Hijau Lestari-2 tergolong dalam pembibitan yang sehat karena jumlah tanaman yang terserang penyakit bercak daun (Culvularia sp.) relatif sedikit. Berdasarkan hasil penelitian frekuensi dan intensitas serangan di main-nursery  lebih besar dari pada yang di pre-nursery .Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai frekuensi serangan penyakit bercak daun (Culvularia sp.) di pembibitan pre-nursery adalah 5,2 % maka kerusakan yang diakibatkan oleh jamur ini relatif kecil, sedangkan intensitas serangan adalah 2,5%. Kemudian hasil perhitungan frekuensi serangan penyakit pada main-nursery adalah 8% dan intensitas serangan adalah 3,7%, serangan penyakit ini termasuk kedalam kategori rusak ringan dikarenakan semai yang diteliti dalam kondisi sehat, dan jumlah yang terserang sangat sedikit. 
Effect of Yara Mila Pearl NPK Fertilizer and Nasa Liquid Organic Fertilizer on Growth and Yield of Beans (Phaseolus vulgaris L.) Muthalib, Abdul; Jannah, Noor
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 17, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v17i2.3610

Abstract

The objective the research was to study the effect of NPK Mutiara YaraMila fertilizer and Nasa foliar fertilizeras well as their interaction on the growth and yield of stringbean, and to find proper dosage of NPK Mutiara YaraMila fertilizer and concentration of Nasa foliar fertilizer for optimal yield of stringbean.The research was conducted in the village of Rantau Panjang, sub district of Telen of East Kutai Regency.  It carried out from March until June 2016.   It applied Completely Randomized Block Design with factorial experiment 4 x 4 and three replications.  The first factor was the dose of NPK Mutiara YaraMilafertilizer (P) consists of 4 levels, namely: no NPK Mutiara YaraMilafertilizer (p0), 100 kg ha⁻¹ equals to 25,6 g plot-1 (p1), 200 kg ha⁻¹ equals to 51,20 g plot-1(p2), and 300 kg ha⁻¹ equals to 76,80 g plot-1 (p3).  The second factor was the concentration of Nasa foliar fertilizer (B) consists of 4 levels, namely: no Nasa foliar fertilizer (b0), 2 ml l-1 water (b1), 4  ml l-1 water (b2), and ), 6 ml l-1 water (b3).Result of the research revealed that : (1) the NPK Mutiara YaraMila fertilizer treatment affected very significantly on the plant lenght at 10, 20, and 30 days after planting, days of plant flowered, days of plant harvest, number of pods, weight of pods, and production of pods; (2) the Nasa foliar fertilizer was affected significantly to very significantly on thethe plant lenght at 10, 20, and 30 days after planting, days of plant flowered, days of plant harvest, number of pods, weight of pods, and production of pods; (3) interaction between NPK Mutiara YaraMila fertilizer and Nasa foliar fertilizer was affected significantly to very significantly on the plant lenght at 10 and 20 days after planting, days of plant flowered, but no significantly on the plant lenght at 30 days after planting, days of plant harvest,  number of pods, weight of pods, and production of pods; (4) the highest pods production is attained by the 300 kg ha-1 NPK Mutiara YaraMila fertilizer (p3), namely 38,38 Mg ha-1 or by the 6 ml l-1 water Nasa foliar fertilizer (b3), namely 38,55 Mg ha ̵ ¹.
PENGARUH BERAT BENIH DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO VARIETAS CRIOLLO (Theobroma cacao L.) Pakombong, Lukas; Astuti, Puji; Jannah, Noor
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i2.4355

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui berat benih dan media tanam serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit kakao, dan juga untuk memperoleh berat benih dan media tanam yang tepat untuk pertumbuhan bibit kakao yang baik.Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2015. Lokasi penelitian di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.Penelitian menggunakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), percobaan faktorial 3 x 3, dengan 4 ulangan. Terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah berat benih (B), terdiri atas 3 taraf, yaitu : berat benih 7-13 g (b1), berat benih 14-17 g (b2), dan berat benih 18-20 g (b3). Faktor kedua adalah media tanam (M), terdiri atas 3 taraf, yaitu : tanah top soil + pasir (1:1) (m1), tanah top soil + pupuk kandang sapi (2:1) (m2), dan tanah top soil + sekam padi (2:1) (m3).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berat benih berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 30, 60, 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30 hari, umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam, diameter batang umur 30, 60, 90 hari setelah tanam. Bibit tertinggi terdapat pada perlakuan b3 (berat benih 18-20 g) yaitu 24,59 cm, sedangkan bibit terendah terdapat pada perlakuan b1 (berat benih 7-13 g) yaitu 23,72 cm.Perlakuan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 30, 60, dan 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30, 60, 90 hari setelah tanam, diameter batang umur 30 hari, umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam. Jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan m3 (tanah top soil + sekam padi) yaitu ; 20,64 helai, sedangkan jumlah daun paling sedikit terdapat pada perlakuan m1 (tanah top soil + pasir) yaitu ; 18,22 helai.Interaksi perlakuan berat benih dan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit umur 60, 90 hari setelah tanam, jumlah daun umur 90 hari setelah tanam, dan diameter batang umur 60, 90 hari setelah tanam. Berpengaruh nyata terhadap diameter batang umur 30 hari setelah tanam. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 30 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30 hari dan umur 60 hari setelah tanam.
PENGARUH PUPUK SP-36 DAN PUPUK KCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG HIJAU (Solanum melongenaL.) VARIETAS PATRIOT F1. Sari, Heni Indra; Napitupulu, Marisi; Sutejo, Hery; Astuti, Puji; Jannah, Noor
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 24, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v24i1.7660

Abstract

Terung merupakan komoditas pertanian yang penting dibutuhkan di Indonesia, hal ini disebabkan karena terung mempunyai kandungan gizi cukup lengkap dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pupuk SP-36 dan pupuk KCl serta interaksinya, terhadap hasil tanaman terong hijau, dan juga untuk memperoleh dosis pupuk SP-36 dan dosis pupuk KCl yang tepat untuk memperoleh hasil tanaman terong hijau tertinggi. Penelitian dilaksanakan di Desa Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu. Pada bulan Juli-November 2022. Penelitian menggunakan rancangan percobaan dengan analisis faktorial 3 x 3 dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 kali ulangan. Terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor I, Dosis Pupuk SP-36 (P) terdiri dari 3 taraf yaitu: tanpa pupuk SP-36 atau kontrol (p0), dosis pupuk 150 kg/ha atau setara dengan 12 g/polibag (p1), dan dosis pupuk 300 kg/ha atau setara dengan 24 g/polibag (p2). Faktor II, Pupuk KCl (B)) terdiri atas 4 taraf, yaitu: tanpa pupuk SP-36 atau kontrol (n0), dosis pupuk 100 kg/ha atau setara dengan 8 g/polibag (n1), dosis pupuk 200 kg/ha atau setara dengan 16 g/polibag (n2), dan dosis pupuk 300 kg/ha setara dengan 24 g/polibag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk SP-36 tidak berpengaruh nyata terhadap umur saat berbunga dan umur saat panen. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan berat buah pertanaman. Perlakuan pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap umur saat berbunga, umur saat panen dan jumlah buah per tanaman. Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman. Interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman