Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

Optimalisasi Pencegahan Tuberkulosis melalui Peer Group Support pada Remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan Windy Rakhmawati; Siti Yuyun Rahayu Fitri; Fanny Adistie
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12254

Abstract

ABSTRACT Indonesia merupakan negara ketiga sebagai Tuberkulosis (TB) burden countries di dunia. TB pada remaja cenderung lebih menular, namun pengetahuan dan persepsi remaja tentang TB masih kurang sehingga remaja rentan tertular TB. Untuk itu diperlukan sebuah pendekatan komprehensif berupa promosi kesehatan sebagai upaya dalam menurunkan angka kejadian TB pada remaja. Promosi kesehatan dengan melibatkan remaja serta teman sebaya sebagai lingkungan terdekat dapat mengoptimalkan pencegahan TB di kalangan remaja. Oleh karena itu peer group support sangat diperlukan saat ini untuk mengoptimalkan pencegahan TB. Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual atau daring (hybrid) bekerja sama dengan mahasiswa dengan melakukan pendidikan kesehatan dan membentuk kader-kader remaja Palang Merah Remaja (PMR) untuk pencegahan Tuberkulosis sekaligus melakukan skrining TB secara online untuk menemukan kasus TB pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Pengabdian dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2021. Total remaja yang mengikuti pendidikan kesehatan berjumlah 45 orang. Sementara itu terbentuknya kader-kader peer group support sebanyak 36 orang. Formulir skrining tersebar kepada 105 remaja dan ditemukan 16 remaja yang harus dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kegiatan pengabdian masyarakat terkait optimalisasi pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinagor dan Tangerang Selatan dinilai efektif dan dapat meningkatkan partisipasi remaja dalamupaya pencegahan TB. Diharapkan optimalisasi pencegahan Tuberkulosis melalui peer group support pada remaja di Jatinangor dan Tangerang Selatan dapat menjadi pelopor remaja lainnya dalam mengoptimalkan pencegahan TB di kalangan remaja. Kata Kunci: Peer group supports, Pencegahan, Remaja, Tuberkulosis  ABSTRAK Indonesia has the third rank as Tuberculosis (TB) burden countries in the world. TB in adolescents tends to be more contagious, however knowledge and perceptions of adolescents about TB are still lacking so adolescents are at risk for contracting TB. For this reason, a comprehensive approach is needed in the form of health promotion as an effort to reduce the incidence of TB in adolescents. Health promotion by involving adolescents and their peers as the closest environment can optimize TB prevention among teenagers. Therefore, peer group support is very necessary at this time to optimize TB prevention.  The aim of this research is to optimize the prevention of Tuberculosis through peer group support for adolescents in Jatinangor and South Tangerang. This activity is carried out virtually or online (hybrid) in collaboration with students by conducting health education and forming PMR youth cadres to prevent Tuberculosis as well as conducting online TB screening to find TB cases in teenagers in Jatinangor and South Tangerang. The implementation of this activity is carried out in three stages, namely the preparation stage, implementation, and follow-up stage. The community service program will be carried out from June to August 2021. The total number of teenagers who took part in health education was 45 people. Meanwhile, 36 peer group support cadres were formed. Screening forms were distributed to 105 teenagers and 16 teenagers were found who needed to be referred for further examination. Conclusion: Community service activities related to optimizing Tuberculosis prevention through peer group support for adolescents in Jatinagor and South Tangerang are considered effective and can increase adolescent participation in TB prevention efforts. It is hoped that optimizing Tuberculosis prevention through peer group support for adolescents in Jatinangor and South Tangerang can be a pioneer for other adolescents in optimizing TB prevention among adolescents. Keywords: Adolescents, Peer group supports, Prevention, Tuberculosis
Simulasi Penanganan Korban Tenggelam dan Launching Satgas Nawasena Berbasis Sistem Informasi Geografis untuk Meningkatkan Keselamatan Wisata di Pantai Pangandaran Nurhamsyah, Donny; Fitri, Siti Yuyun Rahayu; Putra, Pringgo Kusuma Dwi Noor Yadi; Marya, Nenden Nur Asriyani; Fitri, Siti Ulfah Rifaatul; Khan, Alexander M.A; Maziyya, Nur; Setiawan, Setiawan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 6 (2025): Volume 8 No 6 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i6.19400

Abstract

ABSTRAK Pantai Pangandaran merupakan salah satu destinasi wisata bahari unggulan di Indonesia yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan laut, terutama insiden tenggelam. Kurangnya kesadaran wisatawan akan potensi bahaya serta keterbatasan sistem pemantauan dan respons cepat menjadi tantangan dalam meningkatkan keselamatan wisata. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan sistem mitigasi berbasis teknologi yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan efektivitas penanganan kecelakaan. Untuk meningkatkan keselamatan wisata di Pantai Pangandaran melalui simulasi penanganan korban tenggelam dan pembentukan Satgas Nawasena. Selain itu, Sistem Informasi Geografis (SIG) diterapkan sebagai alat bantu dalam pemetaan titik rawan kecelakaan dan optimalisasi sistem tanggap darurat berbasis data spasial. Kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, tenaga kesehatan, petugas Search and Rescue (SAR), pengelola wisata, dan masyarakat lokal. Metode yang digunakan mencakup: (1) pemetaan area rawan kecelakaan menggunakan SIG, (2) simulasi penanganan korban tenggelam yang melibatkan skenario realistis, dan (3) pembentukan serta pelatihan Satgas Nawasena sebagai satuan tugas keselamatan wisata berbasis komunitas. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penerapan SIG mampu meningkatkan pemahaman peserta mengenai titik-titik rawan kecelakaan serta mempercepat koordinasi dalam situasi darurat. Simulasi yang dilakukan berhasil meningkatkan keterampilan petugas dan masyarakat dalam penanganan korban tenggelam. Pembentukan Satgas Nawasena juga mendapat respons positif dari berbagai pihak, dengan harapan dapat menjadi model keberlanjutan dalam pengelolaan keselamatan wisata bahari di Pantai Pangandaran. Penerapan SIG dalam sistem keselamatan wisata terbukti efektif dalam meningkatkan mitigasi risiko kecelakaan di Pantai Pangandaran. Simulasi penanganan korban tenggelam dan pembentukan Satgas Nawasenamenjadi langkah strategis dalam memperkuat kesiapsiagaan komunitas wisata terhadap potensi kecelakaan laut. Keberlanjutan program ini diharapkan dapat mendukung pengembangan wisata yang lebih aman dan berkelanjutan. Kata Kunci: Keselamatan Wisata, Sistem Informasi Geografis, Keperawatan Pariwisata, Satgas Nawasena, Mitigasi Risiko ABSTRACT Pangandaran Beach is one of Indonesia's premier marine tourism destinations, which has a high risk of maritime accidents, particularly drowning incidents. The lack of awareness among tourists regarding potential dangers, along with limited monitoring and rapid response systems, poses challenges in enhancing tourist safety. To address these issues, a technology-based mitigation system is needed to improve preparedness and the effectiveness of accident handling. To enhance tourist safety at Pangandaran Beach through simulations of drowning victim handling and the establishment of the Nawasena Task Force. Additionally, Geographic Information Systems (GIS) are applied as a tool for mapping accident-prone areas and optimizing emergency response systems based on spatial data. This activity is conducted through a participatory approach involving various stakeholders, including academics, healthcare professionals, Search and Rescue (SAR) personnel, tourism managers, and local communities. The methods used include: (1) mapping accident-prone areas using GIS, (2) conducting drowning victim handling simulations involving realistic scenarios, and (3) establishing and training the Nawasena Task Force as a community-based tourism safety unit. The results indicate that the application of GIS has improved participants' understanding of accident-prone areas and accelerated coordination in emergency situations. The simulations successfully enhanced the skills of both officials and the community in handling drowning victims. The establishment of the Nawasena Task Force also received positive responses from various parties, with hopes that it can serve as a sustainable model for managing marine tourism safety at Pangandaran Beach. The application of GIS in the tourism safety system has proven effective in enhancing risk mitigation for accidents at Pangandaran Beach. The simulations for handling drowning victims and the establishment of the Nawasena Task Force are strategic steps in strengthening the community's preparedness for potential maritime accidents. The sustainability of this program is expected to support the development of safer and more sustainable tourism.  Keywords: Tourist Safety, Geographic Information Systems, Tourism Nursing, Nawasena Task Force, Risk Mitigation