Pemanfaatan limbah pertanian seperti jerami jagung dan bonggol pisang sebagai pakan ternak ruminansia melalui proses fermentasi adalah cara kreatif untuk meningkatkan nilai gizi dan mengurangi dampak pada lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pemberian Mikroorganisme Lokal (MOL) bonggol pisang berdampak pada kualitas fisik silase jerami jagung yang digunakan untuk pakan ternak ruminansia. Meskipun jagung merupakan limbah pertanian yang potensial, memiliki kandungan serat tinggi dan nilai gizi rendah. Karena itu, untuk meningkatkan kualitasnya, jagung harus diproses melalui fermentasi silase. Mol bonggol pisang digunakan karena mengandung mikroorganisme dekomposer seperti Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus niger, yang dapat membantu proses fermentasi dan memiliki karbohidrat tinggi yang memberi mikroba energi. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain acak lengkap non-faktorial (CRD) dengan enam perlakuan dan empat ulangan selama periode 21 hari, dari 4 hingga 25 Juni 2025. Untuk perlakuan, molase batang pisang (MOL) diaplikasikan dengan dosis 0 mililiter (kontrol), 15 mililiter, 25 mililiter, 35 mililiter, 45 mililiter, dan 55 mililiter per kilogram jagung. Parameter yang diamati meliputi pH, aroma, warna, tekstur, dan kandungan air silase. Hasil menunjukkan bahwa penambahan MOL pada batang pisang tidak secara signifikan mempengaruhi semua parameter uji (pH 3,83–4,23; kandungan air 42,75–46,50%), menunjukkan bahwa proses fermentasi berhasil. Meskipun tidak signifikan secara statistik, perlakuan J5 (55 ml MOL) mungkin telah meningkatkan rasa dan kandungan air. Oleh karena itu, MOL batang pisang dapat digunakan dalam produksi silase jerami jagung, tetapi dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan untuk mencapai efek yang signifikan.