Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Teras Jurnal

UJI LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA RINGAN DENGAN SKEMA TULANGAN TUNGGAL Basyaruddin, Basyaruddin; Khala, Christianto Credidi Septino; Muslimin, Muhammad Syahrizal; Putri, Andina Prima
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 11 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v11i1.418

Abstract

Abstrak Dalam dunia konstruksi, balok beton bertulang menggunakan tulangan longitudinal agar dapat menahan tegangan tarik yang terjadi pada penampang beton tersebut dan tulangan longitudinal yang digunakan adalah baja tulangan (rebar reinforcement). Tegangan tarik yang dapat mencapai 420 Mpa merupakan alasan utama baja tulangan digunakan pada beton bertulang, namun, akibat perkembangan teknologi, terdapat material yang mempunyai tegangan tarik yang melebihi baja tulangan yaitu baja ringan. Baja ringan adalah baja canai dingin (light cold rolled) dengan kualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis, namun memiliki tegangan tarik yang melebihi baja tulangan biasa yaitu 550 Mpa, oleh karena itu, untuk mengetahui kapasitas lentur balok beton berbaja ringan maka dilakukan penelitian dengan memanfaatkan baja ringan sebagai tulangan longitudinal yang selanjutnya dilakukan uji lentur sesuai  SNI-4431-2011. Baja canai dingin yang digunakan adalah baja ringan tipe C (C75x0.75) dengan 3 skema benda uji. Skema pertama yaitu dengan memanfaatkan baja ringan secara utuh sedangkan skema kedua dan ketiga adalah hanya dengan memanfaatkan badan dari baja ringan tersebut sehingga masing-masing skema memiliki rasio penulangan sebesar 0.47%, 0.28%, dan 0.28%. Selain itu, beton bertulang biasa dengan rasio 0.63% turut diuji sebagai pembanding (skema 4). Hasil uji lentur menunjukkan bahwa skema 1 menunjukkan kuat lentur terbesar dari skema lainnya yaitu sebesar 7.48 Mpa. Selanjutnya, meskipun skema kedua dan ketiga memiliki rasio penulangan yang sama skema kedua memiliki kuat lentur 0.24 Mpa lebih besar dari skema ketiga yang bernilai 5.76 Mpa. Akhirnya, beton dengan tulangan biasa dengan rasio terbesar memiliki kuat lentur sebesar 5.06 Mpa. Kata kunci: Baja Ringan, Rasio Penulangan, Tulangan Longitudinal, Uji Lentur    Abstract In the world of construction, reinforced concrete beams generally use longitudinal reinforcement to withstand the tensile stress that occurs in the concrete section and the longitudinal reinforcement used is rebar reinforcement. The tensile stress that can reach 420 Mpa is the main reason reinforcing steel is used in reinforced concrete. However, due to technological developments, there is a material that has tensile stress that exceeds that of reinforcing steel, namely mild steel. Mild steel is light cold-rolled steel with high quality which is light and thin but has tensile stress that exceeds ordinary reinforcing steel, which is 550 Mpa. Therefore, to determine the flexural capacity of lightweight steel beams, research was carried out using mild steel as longitudinal reinforcement, which was then carried out by bending tests according to SNI-4431-2011. Cold rolled steel used is mild steel type C (C75x0.75) with 3 specimen schemes. The first scheme is to make full use of mild steel, while the second and third schemes are only to utilize the body of the mild steel so that each scheme has a reinforcement ratio of 0.47%, 0.28%, and 0.28%. Also, ordinary reinforced concrete with a ratio of 0.63% was also tested for comparison (fourth scheme). The flexural test results show that scheme 1 shows the largest flexural strength of the other schemes, namely 7.48 Mpa. Furthermore, although the second and third schemes have the same reinforcement ratio, the second scheme has a bending strength of 0.24 MPa which is greater than the third scheme which is 5.76 MPa. Finally, concrete with ordinary reinforcement with the largest ratio has a bending strength of 5.06 Mpa. Keywords: Bending Test, longitudinal reinforcement, Mild Steel, Reinforcement Ratio
Studi Perbandingan Kinerja Struktur Gedung Eksisting Terhadap SNI 1726:2019 dan 1727:2020 Khala, Christianto Credidi Septino; Basyaruddin, Basyaruddin; Dharmawan, Samuel
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 12 No. 2 (2022): Volume 12 Nomor 2, September 2022
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v12i2.721

Abstract

Abstrak Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan penilaiaan kelayakan Standar Nasional Indonesia terus mengalami pembaruan. Pembaruan meliputi perbaikan, perubahan koefisien, serta penambahan ataupun penyesuaiaan rumus perhitungan dengan menyesuaikan kondisi terkini, meskipun tidak signifikan namun hal tersebut harus dipahami dengan baik oleh para pelaku konstruksi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam merencanakan atau mengevaluasi kinerja suatu struktur. Analisis perbandingan diperlukan untuk mengetahui pengaruh pembaruan SNI terhadap kinerja suatu konstruksi, pada analisis ini dilakukan studi perbandingan menggunakan model struktur apartemen 18 lantai yang berlokasi di Kota Tanggerang, struktur ini direncanakan menggunakan pedoman SNI perencanaan di tahun 2002 yang sudah tidak berlaku di tahun 2021, sehingga perlu dilakukan ctual terhadap beban ctual yang akan diterima oleh struktur tersebut. Analisis dilakukan dengan memodelkan ulang struktur dalam dua kondisi, pertama mengacu SNI Pembebanan terdahulu (SNI 03-1727-1989; 03-1726-2002) dan kondisi kedua mengacu SNI Pembebanan terbaru (SNI 1727:2020; 1726:2019). Hasil perbandingan didapatkan perubahan tingkat kinerja dari immediate occupancy menjadi damage control. Kata kunci: Pembaruan SNI, Studi Perbandingan Struktur Bangunan Bertingkat, dan Kinerja Struktur  Abstract Along with the development of science, technology, and feasibility assessment, SNI continue to experience updates. Updates include improvements, changes in coefficients, as well as additions or adjustments to calculation formulas by adjusting to current conditions, although they are not significant, they must be well understood by construction engineer so that there are no errors in planning or evaluating the performance of a structure. Comparative analysis is needed to determine the effect of updating SNI on the performance of a construction, in this analysis a comparative study was conducted using an 18-storey apartment structure model located in Tangerang City, this structure is planned to use the SNI planning guidelines in 2002 which are no longer valid in 2021, so that it is necessary to control the actual load to be received by the structure. The analysis was carried out by re-modelling the structure in two conditions, first referring to the previous SNI for loading (SNI 03-1727-1989; 03-1726-2002) and the second condition referring to the latest SNI for loading (SNI 1727:2020; 1726:2019). The results of the comparison show a change in the level of performance from immediate occupancy to damage control area. Keywords: SNI update, Comparative Study of Highrise Building, and Structural Performance