Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan

Pemanfaatan Limbah Keramik sebagai Pengganti Agregat Halus Pada Campuran Laston AC-BC Widianty, Desi; Alit Karyawan, I Dewa Made; Rohani, Rohani; Yuniarti, Ratna; Salsabila, Fera Fitri
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v8i1.43606

Abstract

The continuous development of artificial aggregates aims to address the limitations of natural aggregates. The increase in ceramic waste can have a negative impact on the environment. It is hoped that research using ceramic waste as an alternative aggregate can overcome the limitations of natural aggregates while reducing environmental pollution. This research focuses on assessing the volumetric and mechanical characteristics of Laston AC-BC mixtures, replacing natural fine aggregate with ceramic waste. Additionally, to determine the percentage of ceramic fine aggregates that meets the performance of the laston AC-BC mixture. Utilizing ceramic waste, 60/70 pen asphalt with 6% KAO, coarse aggregate, fine aggregate, and fly ash, the ceramic pieces are processed to meet standard particle sizes. The laston AC-BC mixture was designed with varying ceramic fine aggregate proportions of 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%. Results indicate that ceramic fine aggregate effectively replaces natural fine aggregate up to a maximum of 55.45%, impacting VMA and VIM positively. Conversely, the voids filled with asphalt decrease as the percentage of ceramic fine aggregates used increases. The VIM value still meets Bina Marga requirements up to 55.45% use and the VFB value up to 60.6% ceramic fine aggregate. The Laston AC-BC mixture using fine ceramic aggregate can reduce the stability and flow value, although it still meets Bina Marga requirements but potentially reducing load-bearing capacity. ABSTRAK Pembuatan agregat buatan ataupun memanfaatkan bahan lain sebagai pengganti atau substitusi agregat alam terus berkembang untuk pemenuhan kebutuhan agregat atas keterbatasan sumber daya alam. Limbah keramik selama ini hanya dimanfaatkan sebagai timbunan, jika dibiarkan dan tidak dimanfaatkan kembali akan berakibat mengotori lingkungan. Pemanfaatan limbah keramik sebagai agregat alternatif diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik volumetrik dan mekanis campuran laston AC-BC dengan mengganti agregat halus alam dengan agregat halus keramik. Selain itu juga untuk mengetahui prosentase limbah keramik sebagai agregat halus yang memenuhi kinerja campuran beraspal AC-BC. Bahan terdiri dari limbah keramik, aspal pen 60/70 dengan KAO 6%, agregat (kasar, halus dan filler abu batu). Potongan keramik terlebih dahulu dipecahkan dan dihaluskan hingga memenuhi standar diameter butir agregat halus. Campuran laston AC-BC dirancang menggunakan lima variasi agregat halus keramik yaitu 0, 25, 50,75 dan 100%. Hasil analisis diperoleh bahwa agregat halus keramik bisa menggantikan agregat halus alam sampai prosentase maksimum 55,45%. Semakin banyak agregat halus keramik yang digunakan dapat meningkatkan rongga antar agregat dan rongga dalam campuran laston AC-BC. Sebaliknya rongga yang terisi oleh aspal mengalami penurunan seiring meningkatnya prosentase agregat halus keramik yang dipakai. Nilai VIM yang masih memenuhi persyaratan Bina Marga sampai penggunaan 55,45% dan nilai VFB sampai 60,6% agregat halus keramik. Selain itu Campuran laston AC-BC yang menggunakan agregat halus keramik dapat menurunkan nilai stabilitas dan flow campuran, walaupun masih memenuhi persyaratan Bina Marga tapi nilai tersebut cenderung membuat kemampuan campuran menahan beban semakin rendah berkurang.
THE EFFECT OF ADDITIONAL BANANA STEMS FIBER POWDER ON CHARACTERISTICS OF PHYSICAL ASPHALT PROPERTIES: Pengaruh Penambahan Serbuk Serat Pelepah Batang Pisang Terhadap Karakteristik Sifat Fisik Aspal Widianty, Desi; Karyawan, IDM Alit; Yuniarti, Ratna
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol. 2 No. 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.979 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.5883

Abstract

Asphalt is a pavement material that works as an aggregate binder and filler Natural polymer in the form of cellulose from banana stem leaves has the potential to be used as an alternative material added on asphalt to increase the quality of asphalt itself. The reason for the use of cellulose from banana stem is because it is easy to get and can reduce waste of banana stem. The design of the specimens used pure asphalt pen 60/70 mixed with banana stems fiber powder. Percentage of additive material were 0%; 0.1%; 0.2%; 0.3%; and 0.4% of the asphalt weight. The specimens made for each physical asphalt test were three samples. The results of the analysis and discussion found that the additional banana stems fiber powder on the pure asphalt produced an increase in physical characteristics of asphalt. The optimal percentage of adding banana stems fiber powder was obtained at 0.1% percentage since all test values fulfilled the 60/70 asphalt requirement. The additional banana stems fiber powder of 0.1% resulted in a decrease in penetration value from 70.7 (0.1 mm) to 67.4 (0.1 mm), ductility value from 146 cm to 102.3 cm, weight loss from 0 , 14% to 0.09%, and the specific gravity from 1.042 to 1.037. The additional banana stems fiber powder with asphalt resulted in an increase of softening point from 44.2 º C to 44.7 º C, the viscosity value from 300.99 cst to 320.80 cst. Aspal merupakan bahan perkerasan jalan sebagai bahan pengikat dan pengisi antar agregat, sehingga aspal harus memiliki kemampuan dalam mempertahankan sifat fisiknya terhadap kelenturan dan kelekatannya. Polimer alam berupa selulosa dari pelepah batang pisang memiliki potensi dijadikan alternatif bahan tambah pada aspal untuk meningkatnya kualitas dari aspal. Pertimbangan penggunaan selulosa dari batang pisang dikarenakan mudah didapatkan dan dapat mengurangi limbah batang pisang dan menjadi bahan yang bermanfaat. Metode yang dilakukan untuk membuat aspal jenis baru ini dengan mempersiapkan bahan tambah berupa pelepah batang pisang menjadi serbuk serat. Rancangan benda uji menggunakan aspal murni pen 60/70 yang dicampur dengan bahan aditif dari serbuk serat pelepah batang pisang. Prosentase bahan tambah sebesar 0%; 0,1%; 0,2%; 0,3%; dan 0,4% dari berat aspal. Benda uji dibuat masing–masing sebanyak tiga sampel untuk setiap pengujian sifat fisik aspal. Hasil analisis dan pembahasan didapatkan bahwa penambahan serbuk serat batang pisang pada aspal murni menghasilkan peningkatan terhadap karakteristik sifat fisik aspal. Prosentase optimal penambahan serat batang pisang didapat pada prosentase 0,1%, karena semua nilai pengujian memenuhi persyaratan aspal 60/70. Penambahan serbuk serat batang pisang sebesar 0,1% mengakibatkan penurunan nilai penetrasi dari 70,7 (0,1 mm) menjadi 67,4 (0,1 mm), nilai daktilitas dari 146 cm menjadi 102,3 cm, kehilangan berat dari 0,14% menjadi 0,09%, dan berat jenis dari 1,042 menjadi 1,037. Penambahan serbuk serat batang pisang dengan aspal mengakibatkan kenaikan titik lembek dari 44,2ºC menjadi 44,7ºC, nilai viskositas dari 300,99 cst menjadi 320,80 cst. Penambahan serbuk serat batang pisang pada aspal mengakibatkan penurunan nilai penetrasi dan nilai daktilitas serta meningkatkan nilai titik lembek aspal sehingga aspal lebih tahan pada temperatur yang lebih tinggi.