Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

SURVEI PERILAKU SEKSUAL BERESIKO PADA REMAJA DI SMAN 1 PARONGPONG Bansole, Debora Sabatini Silpha; Soputri, Nilawati
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44028

Abstract

Perilaku seksual remaja menjadi perhatian penting karena dapat berdampak pada kesehatan fisik, psikologis, dan sosial. Masa remaja adalah fase transisi yang ditandai dengan eksplorasi interaksi dengan lawan jenis. Hasil SDKI 2017 menunjukkan bahwa 11,5% remaja laki-laki yang belum menikah telah melakukan hubungan seksual, sementara data BKKBN mengungkapkan bahwa 80% remaja perempuan dan 84% laki-laki berusia 15–17 tahun pernah berpacaran, dengan sebagian besar mengaku melakukan berbagai bentuk aktivitas seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku seksual berisiko pada siswa di SMAN 1 Parongpong menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 274 siswa yang dipilih dengan metode kuota sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden melakukan kontak fisik ringan, seperti berpegangan tangan (53,6%) dan bergandengan lengan (51,8%). Aktivitas seksual berisiko memiliki persentase lebih rendah, seperti berciuman (2,5%), meraba tubuh pasangan (2,2%), penggunaan mulut pada tubuh pasangan (1,1%) dan 1 responden (0,36%) yang melaporkan pernah melakukan hubungan seksual dalam bentuk menyentuhkan genetalia, berhubungan tanpa alat kontrasepsi, dan berhubungan dengan lebih dari satu pasangan. Sebanyak 75% responden tergolong dalam kategori “Kurang Aman”, yaitu mereka yang melakukan kontak fisik tetapi belum sampai pada perilaku seksual berisiko tinggi, sementara 22,5% berada dalam kategori “Aman” dan 2,5% masuk kategori “Tidak Aman”, yang mencakup keterlibatan dalam perilaku seksual lebih intim. Remaja perlu memahami batasan interaksi fisik dengan pasangan serta meningkatkan kesadaran akan dampak perilaku seksual berisiko melalui edukasi yang tepat..
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KISTA OVARIUM TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MAHASISWI DI ASRAMA NAOMI HALL UNAI Simatupang, May Rej’c; Soputri, Nilawati
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44034

Abstract

Kista ovarium merupakan sebuah tumor atau kantong berisi cairan yang muncul di dalam ovarium atau indung telur. Masalah ini termasuk salah satu isu kesehatan yang dapat terjadi pada wanita, khususnya di masa subur. Salah satu metode untuk menurunkan kemungkinan munculnya kista adalah dengan memberikan edukasi kesehatan. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan kesehatan tentang kista ovarium terhadap tingkat pengetahuan mahasiswi. Desain penelitia ini pre-experimental  design dengan pendekatan one-group pretest-posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswi yang berada di asrama Naomi Hall UNAI sebanyak 115 orang. Jumlah sampel 81 orang yang dipilih dengan convinience sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner pencegahan kista ovarium yang diadopsi dari Nurfatanah (2024), yang terdiri dari 15 pertanyaan. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan tentang pencegahan kista ovarium pretest 30 responden (37%) dalam kategori baik, 51 responden (63%) dalam kategori buruk dan pengetahuan posttest 81 responden (100%) dalam kategori baik. Hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov menunjukkan data pretest dan posttest pengetahuan memiliki nilai Asymp.Sig sebesai 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pretest dan posttest dengan nilai sig (0,000 < 0,05). Kesimpulan dari penelitian bahwa Pendidikan Kesehatan mengenai pencegahan kista ovarium mempengaruhi tingkat pengetahuan mahasiswi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWI ASRAMA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI Melody, Sara Auditya; Soputri, Nilawati
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44082

Abstract

Menstruasi merupakan fase alami dalam kehidupan wanita yang memerlukan perhatian khusus terhadap kebersihan organ reproduksi, terutama vulva. Penelitian ini dilakukan untuk menelusuri sejauh mana pemahaman individu terkait kebersihan area intim berkorelasi dengan perilaku mereka dalam menjaga kesehatan reproduksi dengan praktik perawatan vulva yang dilakukan selama periode menstruasi pada mahasiswi penghuni asrama putri Universitas Advent Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional dan melibatkan 256 mahasiswi sebagai populasi penelitian. Sampel penelitian terdiri dari 192 mahasiswi yang dipilih menggunakan metode convenience sampling. Variabel penelitian meliputi tingkat pengetahuan dan perilaku vulva hygiene, yang diukur menggunakan kuesioner. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa sebesar 39,1% dari total responden memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong baik terkait praktik vulva hygiene, 43,8% cukup, dan 17,2% buruk.  Perilaku vulva hygiene responden didapati sebanyak 55,7% responden menunjukkan perilaku cukup baik, sedangkan 44,3% berperilaku baik. Temuan penelitian ini mengungkap adanya keterkaitan yang bermakna antara pengetahuan mahasiswi dan praktik kebersihan vulva saat menstruasi, meskipun tingkat keterkaitan tersebut tergolong rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa selain pengetahuan, kemungkinan terdapat faktor-faktor lain yang turut berperan dalam membentuk perilaku higienis selama masa haid.