Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation

Mapping the Structure of Tourist Space in the North Bandung Conservation Area Pratama, Armandha Redo; Hindayani, Purna; Rosita, Rosita; Sukriah, Erry
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 6, No 2 (2023): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (October)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v6i2.69483

Abstract

ABSTRACTSustainable land management is a concept that is integrated between various aspects. This research uses a quantitative approach with the aim of mapping the tourism spatial structure in the North Bantung Conservation Area (KBU). It is recorded in West Java Provincial Government data (2021) that 20.4% of (TAOs) in West Java is in the North Bandung area. So this has great potential in terms of the number of tourist visits. Apart from that, the geographical position of the North Bandung area which is close to other metropolitan cities means that (TAOs) in this area increasingly has large tourist market potential. As a result, the development of tourism and its supporting facilities will also accelerate. This condition will certainly encourage land conversion activities. The occurrence of land conversion in KBU requires control in the implementation stage of space use patterns. The results of the analysis show that creating appropriate zoning in the tourist space structure is an important step in maintaining the authenticity of nature and culture in the North Bandung area. The use of tourist areas in this zone places more emphasis on the ecotourism aspect, with development potential covering an area of 16331.20 hectares located in zone I A (prohibited zone). The next development direction is level I and II buffer zones. The buffer zone is a zone that can be used for the construction of secondary or conditional facilities.ABSTRAKPengelolaan lahan berkelanjutan merupakan sebuah konsep yang terintegrasi antara berbagai aspek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk memetakan struktur ruang wisata di Kawasan Konservasi Bantung Utara (KBU). Tercatat dalam data Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2021) sebesar sebesar 20,4% ODTW di Jawa Barat terdapat di Kawasan Bandung Utara. Sehingga hal tersebut menjadi potensi yang besar dalam hal jumlah kunjungan wisatawan. Disamping itu posisi geografis Kawasan Bandung Utara yang memiliki jarak yang dekat dengan kota metropolitan lainnya menjadikan ODTW di kawasan ini semakin memiliki potensi pasar wisatawan yang besar. Hasilnya perkembangan pariwisata dan fasilitas pendukungnya juga akan semakin pesat. Kondisi ini tentu akan mendorong kegiatan alih fungsi lahan. Terjadinya   alih   fungsi   lahan   di   KBU   memerlukan   pengendalian   dalam   tahap pelaksanaan pola pemanfaatan ruang. Hasil analisis menunjukan bahwa pembuatan zonasi yang tepat dalam struktur ruang wisata merupakan langkah penting dalam menjaga keaslian alam dan budaya di kawasan Bandung Utara. Pemanfaatan kawasan wisata di zona ini lebih menekankan kepada aspek ekowisata, dengan potensi pengembangan seluas 16331,20 Ha yang berada pada zoana I A (zona terlarang). Arahan pengembangan selanjutnya ialah zona penyangga tingkat I dan II. Zona penyangga merupakan zona yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan fasilitas sekunder ataupun kondisional.
Tourism Village Digitalization Strategy to Increase the Diversification of Tourist Attractions in Lebakmuncang Village, Ciwidey District Pratama, Armandha Redo; Sukriah, Erry; Hindayani, Purna; Ihsan, Haikal Muhammad; Marhanah, Sri
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 7, No 2 (2024): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation (October)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v7i2.75846

Abstract

ABSTRACTLebakmuncang Tourism Village, Ciwidey District requires an adaptation in increasing the diversification of tourist attractions. Comprehensive and attractive digitalization needs to be carried out to maximize the promotion of Tourism Villages. This research aims to analyze digitalization strategies that are suitable for implementation in the Lebakmuncang Tourism Village with a diversification approach to tourist attractions. The method used in this research is descriptive qualitative with the variable diversification of tourist attractions which has indicators of Tourist Village Structure, potential for tourist attractions, Sapta Pesona, homestay management, digital marketing and digitalization of virtual tours. Based on the analysis, it was found that the challenges faced by the Lebakmuncang Tourism Village are based on minimal management knowledge and the lack of development of existing information media, apart from that the management has not been optimal in improving the branding image of the tourist village through the use of technology. You can diversify tourist attractions in the Lebakmuncang Tourism Village by creating a 360 virtual tour scheme. Virtual tour technology using a 360 camera can be a solution for digitizing tourist attractions in the Lebakmuncang tourist village. Six indicators of the diversification variable of tourist attractions can be created into a 360 virtual tour scheme, which offers authenticity and virtual experience of tourist attraction locations.ABSTRAKDesa Wisata Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey membutuhkan suatu adaptasi dalam peningkatan diversifikasi atraksi wisata. Digitalisasi secara komprehensif dan menarik perlu dilakukan untuk memaksimalkan promosi Desa Wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi digitalisasi yang cocok di terapkan di Desa Wisata Lebakmuncang dengan pendekatan diversifikasi atraksi wisata. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan variabel diversifikasi atraksi wisata yang memiliki indikator strukur Desa Wisata, potensi atraksi wisata, sapta pesona, pengelolaan homestay, pemasaran digital dan digitalisasi virtual tour. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa tantangan yang dihadapi pada Desa Wisata Lebakmuncang berporos pada pengetahuan tatakelola yang minim dan belum berkembangnya media informasi yang ada, selain itu juga pengelola belum optimal dalam meningkatkan branding image desa wisata melalui pemanfaatan teknologi. Teknologi virtual tour menggunakan kamera 360 dapat menjadi solusi untuk digitalisasi atraksi wisata di Desa Wisata Lebakmuncang. Enam indikator dari variabel diversifikasi atraksi wisata dapat dibuat skema virtual tour 360, yang dimana menawarkan keaslian serta pengalaman secara virtual lokasi atraksi wisata.