Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Silva Tropika

Parameter Demografi Simpai (Presbytis melalophos) di Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin Jambi: Demographic parameters of simpai (Presbytis melalophos) in Sultan Thaha Syaifuddin Grand Forest Park Jambi Wulan, Cory; Rifanda, Mahardhika; Rahmilija, Femei; Nahlunnisa, Hafizah; Darsono, Beti Septiana
Jurnal Silva Tropika Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v8i2.38551

Abstract

Simpai (Presbytis melalophos) are one of protected primate species in Indonesia. This species listed as endangered on the IUCN Red List, indicating a significant risk of extinction in the foreseeable future. This species faces severe threats due to habitat loss from forest area conversion, increasing forest fires, and illegal logging. This study investigates key demographic parameters of the simpai population within Sultan Thaha Syaifuddin Grand Forest Park in Jambi, Sumatra, aiming to provide valuable data for local conservation efforts. The research was conducted from March to April 2022 using purposive sampling method with a total of 4 transects, each measuring 500 m x 20 m. Demographic parameters assessed include population size, density, age structure, and sex ratio. Results indicate an estimated simpai population density ranging from 318 to 1,053 individuals per km², with an average density of 9 individuals per hectare. Age structure analysis shows a predominance of young individuals, with 74 young, 63 adults, and 24 juveniles recorded, while the adult sex ratio is approximately 1:1,36, consisting of 58 males and 79 females
Etnobotani pada Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Dua Belas Wilayah Air Hitam: Ethnobotany of Suku Anak Dalam in Bukit Dua Belas National Park Air Hitam Region Albayudi, Albayudi; Sardi, Idris; Putra, Firmansyah; Nur'aini, Hanifah; Darsono, Beti Septiana; Aini, Yasri Syarifatul
Jurnal Silva Tropika Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v9i1.45063

Abstract

ABSTRACT Knowledge about the interaction between indigenous communities and plants is documented in ethnobotanical studies. One manifestation of the interaction between traditional communities and plants is the use of plants for religious purposes. Suku Anak Dalam (SAD), located in Air Hitam, Sarolangun Regency, Jambi Province, is an indigenous community that utilizes plants in the performance of traditional rituals. The traditional knowledge held by the community embodies local wisdom, particularly in terms of environmental stewardship. This study aims to identify and analyze the use of plants for religious purposes by the Suku Anak Dalam (SAD) community living in the Bukit Dua Belas National Park area, Air Hitam District, Sarolangun Regency, Jambi Province. The research method employed was an ethnobotanical survey through in-depth interviews with key informants and direct field observation. The results showed that 48 plant species are used in 8 cultural expressions related to religious practices, these are: rumah adat, pohon sialang, setubung anak, balai mandi budak atau Turun de ayek, tanah pranoon, tanah banuaron, tanah bebalai, dan ruang berburu. The most frequently used plant part is the stem (36%), while the least used is the seed (6%). This knowledge reflects the local wisdom of the SAD community in preserving both spiritual values and the surrounding natural environment.   Keywords: anak dalam tribe, ethnobotany, plants, religion   ABSTRAK Pengetahuan mengenai interaksi antara masyarakat adat dengan tumbuhan didokumentasikan dalam studi etnobotani. Salah satu bentuk interaksi masyarakat adat dengan tumbuhan adalah dalam penggunaan pada aspek religi. Suku Anak Dalam (SAD) yang terletak di Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi adalah salah satu kelompok masyarakat adat yang menggunakan tumbuhan dalam pelaksanaan ritual adat. Pengetahuan tradisional yang ada di masyarakat memiliki nilai-nilai kearifan masyarakat dalam hal menjaga lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pemanfaatan tumbuhan dalam aspek religi oleh masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang tinggal di wilayah Taman Nasional Bukit Dua Belas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Metode yang digunakan adalah survei etnobotani melalui wawancara mendalam dengan informan kunci serta observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 48 spesies tumbuhan yang digunakan dalam delapan bentuk ekspresi budaya yang berkaitan dengan aspek religi, yaitu rumah adat, pohon sialang, setubung anak, balai mandi budak atau Turun de ayek, tanah pranoon, tanah banuaron, tanah bebalai, dan ruang berburu. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah batang (36%), sedangkan bagian yang paling sedikit digunakan adalah biji (6%). Pengetahuan ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat SAD dalam menjaga nilai spiritual serta kelestarian alam sekitarnya.   Kata kunci: etnobotani, suku anak dalam, tumbuhan, religi
Keragaman Jenis Tumbuhan Invasif Kelurahan Jambula, Kota Ternate Provinsi Maluku Utara: Invasive Plant Species Diversity in Jambula Urban Village, Ternate City, North Maluku Province Nurjannah, Siti; Nahlunnisa, Hafizah; Adriani, Adriani; Ashari, Reyna; Darsono, Beti Septiana
Jurnal Silva Tropika Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v9i1.43151

Abstract

ABSTRACT Biodiversity in Indonesia faces serious threats due to ecosystem degradation, climate change, and especially alien plant invasions. Invasive plant species can replace local vegetation, disrupt ecosystem balance, and trigger conflicts between humans and wildlife. This study aims to identify and analyze the diversity of invasive plant species in Jambula Urban Village, Ternate City, North Maluku Province as preliminary data for sustainable management of biological resources. The method used was purposive sampling combined with field exploration on open land and roadsides during January-March 2025. The results showed that there were 44 invasive plant species belonging to 21 families, with the dominance of the Asteraceae and Poaceae families. Some species such as Chromolaena odorata, Miconia crenata (Clidemia hirta), Lantana camara, and Mikania micrantha are included in the list of the 100 most invasive plants in the world. Identification analysis shows that 13 plant species are categorized as invasive according to three main sources: PermenLHK No P.94/2016, IUCNGISD, and a guidebook on invasive species in Indonesia. These results emphasize the importance of monitoring and managing invasive plants to preserve the ecosystem of Jambula Urban Village, Ternate City.   Keywords: diversity, invasive, Jambula Urban Village, plant   ABSTRAK Keanekaragaman hayati di Indonesia menghadapi ancaman serius akibat kerusakan ekosistem, perubahan iklim, dan terutama invasi tumbuhan asing. Jenis tumbuhan invasif dapat menggantikan vegetasi lokal, mengganggu keseimbangan ekosistem, dan memicu konflik antara manusia dan satwa liar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keberagaman jenis tumbuhan invasif di Kelurahan Jambula, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara sebagai data awal pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dikombinasikan dengan eksplorasi lapangan pada lahan terbuka dan tepi jalan selama Januari–Maret 2025. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 44 jenis tumbuhan invasif yang tergolong dalam 21 famili, dengan dominasi dari famili Asteraceae dan Poaceae. Beberapa spesies seperti Chromolaena odorata, Miconia crenata (Clidemia hirta), Lantana camara, dan Mikania micrantha termasuk dalam daftar 100 tumbuhan paling invasif di dunia. Analisis identifikasi menunjukkan 13 jenis tumbuhan termasuk dalam kategori invasif menurut tiga sumber utama: PermenLHK No P.94/2016, IUCNGISD, dan buku panduan spesies invasif di Indonesia. Hasil ini menegaskan pentingnya pengawasan dan pengelolaan tumbuhan invasif guna menjaga kelestarian ekosistem di Kelurahan Jambula, Kota Ternate.   Kata kunci: invasif, keanekaragaman, Kelurahan Jambula, tumbuhan