Ketidakhadiran orang tua secara total berdampak buruk pada kesejahteraan psikologis anak karena kurangnya dukungan emosional dan memicu perasaan kesepian dan kecemasan, ketidakamanan emosional dan kesulitan berbagi perasaan atau kekhawatiran pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konseling Islam dapat mendukung kesejahteraan psikologis anak yang diasuh oleh orang tua tunggal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan di Kabupaten Boyolali, khususnya di Kecamatan Wonosegoro, Kecamatan Karanggede, Kecamatan Cepogo, dan Kecamatan Andong, melalui wawancara mendalam kepada anak rentan usia 10-15 tahun, orang tua tunggal dan dinas sosial. Kemudian dilengkapi dengan observasi dan dokumentasi. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tanpa dukungan yang memadai, anak merasa terpinggirkan atau tidak diterima dan ini berpotensi mengembangkan masalah psikologis seperti harga diri rendah, kecemasan atau depresi. Implikasi dari penelitian ini adalah konseling Islam dapat membantu anak memperkuat ikatan emosional dengan nilai-nilai agama dalam kondisi pengasuhan tunggal. Selain itu, pendekatan konseling Islam juga dapat memberikan kerangka moral dan spiritual bagi orang tua tunggal dalam mendidik anak-anak mereka, membantu mereka mengatasi konflik internal dan menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung. Studi ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman praktis dan teoritis. Konseling Islam dapat memberikan pendekatan holistik yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, etika, dan ajaran agama dalam proses psikologis.