Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

KOMPOSISI SPESIES LARVA LOBSTER YANG TERKUMPUL PADA ATRAKTOR LAMPU BAWAH AIR Setyanto, Arief; Kamila, Firda Nikmatul; Bintoro, Gatut
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 2 (2020): JFMR VOL 4. NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.12

Abstract

Lobster (Panulirus sp.) merupakan hewan avertebrata anggota Filum Arthropoda. Di Indonesia terdapat 6 spesies lobster dari genus Panulirus yaitu P. homarus, P. longipes, P. ornatus, P. penicillatus, P. polyphagus dan P. versicolor. Keenam spesies lobster ini memiliki distribusi yang berbeda-beda. Fase hidup lobster sangat komplek. Fase larva adalah relative lama dan mempunyai beberapa tahap yangmana kelulushidupan dalam fase ini sangat menentukan populasi alaminya. Fase larva lobster termasuk dalam plankton yang makanannya tergantung pada jenis mikroorganisme lainnya. Mikroorganisme umumnya adalah phototaksis positive. Studi tentang pengaruh cahaya terhadap komposisi spesies larva lobster menarik dilakukan karena dapat memberikan informasi bagi upaya budidaya dan peningkatan jumlah populasi melalui penurunan kematian alaminya. Penelitian ini di laksanakan di perairan Pantai Lampon, Banyuwangi, Jawa Timur tahun 2019. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis Chi-Square, uji F (ANOVA), dan uji lanjutan.Hasil dari penelitian ini adalah spesies larva lobster yang terkumpul pada atraktor lampu dan tanpa atraktor ada empat speseis yaitu P. ornatus, P. homarus, P. penicillatus, dan P. versicolor. Spesies yang dominan terkumpul adalah P. homarus. Pada penelitian ini penggunaan atraktor lampu celup bawah air lebih berpengaruh terhadap jumlah larva lobster untuk mendekat kearah atraktor. Keberhasilan pengelolaan sumberdaya perikanan lobster akan sangat ditentukan oleh hasil kajian yang mencakup seluruh siklus hidupnya.
APPROACH TO RISK ANALYSIS TRAWLER (BOAT OR VESSEL SIENE NETS) NORTH COAST OF EAST JAVA Tri Djoko Lelono; Gatut Bintoro
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 2 (2019): JFMR VOL 3 NO 2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.919 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.02.18

Abstract

General Linear Model (GLM) aims to find the relationship between several independent variables with one dependent variable. GLM was conducted to answer the research objectives (1) the contribution of fishing gear to the total catch of pelagic fish, (2) to determine the type of pelagic fish that was dominantly caught in the type of fishing gear based on the 2004 - 2016 East Java marine and fisheries statistical report. The results of the GLM WPP Republic of Indonesia analysis of 573, the dominant small pelagic fish were lemuru fish on payang fishing gear, selar fish in purse seine, layur fish on drifting gill nets, and bloating on fixed gill nets. While contributions based on small pelagic fishing gear are ring trawlers catching flying fish, selar fish, and anchovy. The gill nets keep catching fish, mullet, tembang fish, and mackerel. Payang catches lemuru and layur fish. Region WPP RI 712 as a result of analysis of small pelagic GLM fish: pompano fish catching equipment, anchovy with dogol fishing gear, layur fish with trawl fishing gear, gill drift fishing gear and fishing gear step, tembang fishing purse seine and tremmel net, mullet fish with fixed gill nets. Contributions based on small pelagic fishing gear are circular gill nets contributing to kite and anchovy, gill net fishing gear drifting on stingrays and layur fish, Tremmel net in Pompano fish. dogol fishing gear on mullet and mackerel, fishing gear step on tembang fish and lemuru fish. While large pelagic fish: clitic fishing gear contributes to mackerel and skipjack fish while dogol catches on tuna 
STRATEGI PENGEMBANGAN SATWAS SDKP DALAM PENGAWASAN DAN PELAYANAN PUBLIK DI BRONDONG LAMONGAN JAWA TIMUR Amira Bilhuda; Darmawan Ockto Sucipto; Gatut Bintoro
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 2, No 1 (2018): JFMR VOL 2 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.746 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2018.002.01.3

Abstract

Satuan Kerja Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Brondong berdiri pada tahun 2003 dan pada awal tahun 2017  berubah nama menjadi Satuan Pengawas Sumberdaya Kelautan Perikanan (Satwas SDKP) pada tahun 2017. Sistem pengawasan perikanan tangkap yang dilakukan oleh petugas Satwas SDKP terdiri dari pengawasan kapal perikanan, alat tangkap yang digunakan serta hasil tangkapan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan survey. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT dan analisis AHP (Analytical Hierarchy Proccess). Pelayanan publik yang disediakan oleh satwas SDKP antara lain penerbitan Surat Laik Operasional (SLO), Hasil Pemeriksaan Kapal (HPK) dan Verifikasi Pendaratan Ikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara survey. Strategi kebijakan untuk meningkatkan pengawasan dan pelayanan public di Satwas SDKP Brondong adalah meningkatkan kerjasama dengan petugas Syahbandar, meningkatkan kualitas SDM Petugas SDKP, meningkatkan “sadar lapor” terhadap nelayan serta meningkatkan intensitas patroli laut
ASPEK BIOLOGI IKAN Alopias pelagicus Nakamura, 1935 DAN Alopias superciliosus Lowe, 1839 YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MUNCAR: BIOLOGICAL ASPECTS OF Alopias pelagicus Nakamura, 1935 AND Alopias superciliosus Lowe, 1839 LAND IN MUNCAR COASTAL FISHING PORT (PPP) Hanifa Ramadhani; Lelono, Tri Djoko; Gatut Bintoro; Arief Setyanto; Muhammad Arif Rahman; Naufal Hilda Bahtiar; Muhammad Ghozaly Salim; Irianies Cahya Gozali
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 3 (2023): JFMR on November
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.03.7

Abstract

Ikan hiu merupakan salah satu tangkapan dominan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar. Ikan hiu Alopias pelagicus Nakamura, 1935 dan Alopias superciliosus Lowe, 1839 masuk kedalam daftar APPENDIKS II CITES serta IUCN kategori terancam dan rentan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek biologi ikan hiu A. pelagicus dan A. superciliosus di PPP Muncar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan cara dokumentasi, wawancara, pengambilan data biologi, dan studi pustaka. Analisis data yang digunakan yakni analisis data deskriptif kualitatif (identifikasi hasil tangkapan dan kategorisasi spesies per jumlah) dan deskriptif kuantitatif (sebaran frekuensi panjang, rasio keseimbangan jenis kelamin, hubungan panjang – berat, dan hubungan panjang tubuh – panjang klasper). Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan sebaran frekuensi panjang A. pelagicus  56 cmSL - 154 cmSL dengan total 42 ekor dan A. superciliosus 21.5 cmSL - 176.5 cmSL dengan total 17 ekor, rasio keseimbangan jenis kelamin A. pelagicus (1 : 0.62) seimbang dan A. superciliosus (1 : 1.83) tidak seimbang, hubungan panjang – berat A. pelagicus dan A. superciliosus alometrik negatif, serta hubungan panjang tubuh – panjang klasper A. pelagicus sangat kuat dan A. superciliosus sedang. Faktor yang mempengaruhi aspek biologi ikan hiu adalah genetik, sumber makanan, tingkah laku ruaya, dan kondisi lingkungan.   Sharks are one of the dominant catches at the Muncar Fishing Port. This fish Alopias pelagicus Nakamura, 1935 and Alopias superciliosus Lowe, 1839 included in the list of CITES APPENDIX II and the IUCN category of endangered and vulnerable. The research method used is descriptive. Data was collected using documentation, interviews, biological data collection, and literature study. This study aimed to determine the biological aspects of sharks A. pelagicus and A. superciliosus at Muncar Fishing Port. Data was collected by documenting, interviewing, collecting biological data, and studying the literature. Data analysis used was qualitative descriptive data analysis (catch identification and species categorization per number) and quantitative descriptive (length frequency distribution, ratio sex balance, length – weight relationship, and body length – clasper length relationship). Based on the results of the study, the length frequency distribution of A. pelagicus was 56 cmSL - 154 cmSL with a total of 42 heads and A. superciliosus was 21.5 cmSL - 176.5 cmSL with a total of 17 heads, the ratio sex balance A. pelagicus (1 : 0.62) was balanced and A. superciliosus (1 : 1.83) was not balanced, the relationship between length – weight of A. pelagicus and A. superciliosus is negative allometric, and the relationship between body length – clasper length of A. pelagicus is very strong and A. superciliosus is moderate. Factors influencing shark biology are genetics, food sources, wandering behavior, and environmental conditions.
Persepsi Nelayan Mengenai Penangkapan Ikan dengan Dampak Rendah dan Hemat Bahan Bakar di PPN Brondong Lamongan Jawa Timur: Fisherman's Perception Regarding Life (Low Impact and Fuel Efficient) Fishing in Brondong Fishing Port Lamongan East Java Lelono, Tri Djoko; Fuad, Fuad; Gatut Bintoro; Destiana Hermanita; Mihrobi Khalwatu Rihmi; Anung Widodo; Mahiswara, Mahiswara
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 8 No. 1 (2024): JFMR on March
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2024.008.01.3

Abstract

Pengelolaan perikanan merupakan komponen penting dari pengelolaan sumber daya perairan (stok spesies, dan lingkungannya). Sumber daya perikanan memiliki definisi yang komprehensif dan, secara umum, merujuk pada semua hewan yang sebagian besar menghuni habitat perairan dan ditangkap oleh manusia. Berkurangnya  stok disebabkan tingginya produktifitas penangkapan, yang dipenggaruhi penggunaan armada alat tangkap. Armada alat tangkap harus dapat memperhitungkan setidaknya tiga dampak utama, yaitu: (1) dampak lingkungan, (2) dampak terhadap kelimpahan sumber daya dan (3) dampak pada target stok sumberdaya ikan. Penelitian ini dilakukan bulan Maret – Juni 2023 di Pelabuhan Brondrong. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi Tujuan Penelitian ini mengetahu informasi nelayan sebagai pengguna langsung terhadap  keberadaan sumberadaya  ikan tentang  Penangkapan ikan dengan dampak rendah dan hemat bahan bakar (LIFE (Low impact and Fuel Efficient) FISHING. Berdasarkan  hasil penelitian Low Impact (Dampak Rendah), alat tangkap yang memiliki kontribusi paling besar terhadap lingkungan perairan yaitu cantrang dengan nilai 34%, alat tangkap payang sebesar 41%, pancing ulur 65%, dan rawai sebesar 64%. Jadi, alat tangkap yang memiliki kontribusi paling rendah adalah rawai dan pancing ulur, kemudian payang dan cantrang. Berdasarkan fuel efficient (efisiensi bahan bakar), alat tangkap yang memiliki tingkat efesiensi bahan bakar paling baik yaitu alat tangkap rawai dan pancing ulur dengan nilai 67%, kemudian payang dengan nilai 59%, dan cantrang dengan nilai 42%. Hal tersebut dikarenakan pengaruh ukuran kapal, jarak trip, dan lama trip kapal rawai dan pancing ulur dan rawai lebih sedikit dari alat tangkap payang dan cantrang  . Hasil penelitian ini merekomidasi penggunaan alat tangkap rawai dan pancing dikarenakan ramah lingkungan dan efeisiensi bahan bahar.Fisheries management is essential to aquatic resource management (species stocks and their environment). Fisheries resources have a comprehensive definition and generally refer to all animals that predominantly inhabit aquatic habitats and are caught by humans. Stock depletion is caused by high fishing productivity, which is influenced by the use of fishing gear fleets. Fishing gear fleets must be able to take into account at least three main impacts, namely: (1) environmental impacts, (2) impacts on resource abundance, and (3) impacts on target stocks of fish resources. This research was conducted from March to June 2023 at Brondrong Harbor. The research methodology employed in this study is descriptive, utilizing interviews, observations, and documentation. The purpose of this study is to determine the information of fishermen as direct users of the existence of fish resources about Fishing with low impact and fuel-efficient LIFE (Low impact and Fuel Efficient) FISHING. Based on the Low Impact study results, the fishing gear with the most significant contribution to the aquatic environment is cantrang with a value of 34%, payang gear with 41%, handline with 65%, and longline with 64%. So, the fishing gear with the lowest contribution is longline and handline, then payang and cantrang. Based on fuel efficiency, the fishing gear with the best fuel efficiency is longline and hand line fishing gear with a value of 67%, then payang with a value of 59%, and cantrang with a value of 42%. This refers to the influence of vessel size, trip distance, and trip length of longline and handline and longline vessels which are less than payang and cantrang fishing gear. The study suggests using longline and fishing gear due to their environmental friendliness and material efficiency.
Alat Tangkap yang Ditinggalkan, Hilang, dan Dibuang: Studi Kasus Alat Tangkap Jaring Rajungan dan Bubu Rajungan pada Perikanan Rajungandi Demak Jawa Tengah: Abandoned, Lost, and Discarded Fishing Gear: A Case Study of Swimming Crab Fisheries Tumulyadi, Agus; Setyanto, Arief; Bintoro, Gatut; Lelono, Tri Djoko; Isdianto, Andik; Setyohadi, Daduk; Amanda Rifan Fathoni; Rafif Zul Fahmi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 8 No. 2 (2024): JFMR on July
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2024.008.02.6

Abstract

Rajungan merupakan salah satu komoditas unggulan sektor perikanan tangkap di perairan yang ditangkap menggunakan jaring insang dan bubu / bubu lipat. Potensi hilangnya kedua alat tangkap tersebut saat dioperasikan sangat tinggi, baik disebabkan oleh faktor cuaca, kondisi dasar perairan maupun interaksi dengan alat tangkap lain. Tertinggalnya alat tangkap di perairan yang lebih dikenal dengan istilah Abandoned, Lost or Discarded Fishing Gear (ALDFG) memberikan kontribusi signifikan terhadap melimpahnya marine debris (sampah laut) di laut yang memberikan dampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya ikan, kualitas perairan dan membahayakan keselamatan pelayaran. Meskipun demikian, belum ada upaya mitigasi dan pengurangan ALDFG di perairan laut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi penyebab tertinggalnya alat tangkap pada perikanan rajungan di perairan laut.  Pengumpulan data dilakukan di kabupaten Demak, Jawa Tengah pada bulan Agustus dan September 2023 dengan metode wawancara terhadap responden yang dipilih secara sengaja di sekitar pendaratan nelayan rajungan, yang hasilnya kemudian dianalisis secara deskriptif. Studi ini menemukan bahwa sumber sampah laut yang berasal dari alat tangkap rajungan khususnya adalah disebabkan oleh alat tangkap yang hilang bukan karena sengaja dibuang ke laut. Alat tangkap yang hilang terjadi karena faktor alam (23%) dan atau diterjang oleh pengoperasian alat tangkap jenis lainnya (27%).   Blue swimming crab is one of the leading commodities in the capture fisheries sector in waters which are caught using gill nets and traps/bubu lipat. The potential for loss of these two fishing gears during operation is very high, both due to weather factors, bottom conditions of the waters and interactions with other fishing gears. Leftover fishing gear in the waters known as Abandoned, Lost or Discarded Fishing Gear (ALDFG) contributes significantly to the abundance of marine debris in the sea which has a negative impact on the preservation of fish resources, water quality and endangers shipping safety. Even so, there have been little efforts to mitigate and reduce ALDFG in marine waters. This study conducted at Demak of Central Java from August to September 2023 which aims to identify the causes of fishing gear debris in crab fisheries in marine waters. Data collection was carried out by in-depth interviews with respondents who were deliberately selected around the crab fishermen's landings, the results of which were then analyzed descriptively. This study found that the source of marine debris originating from swimming crab fishing gear was caused by lost fishing gear, not because it was intentionally thrown into the sea. Lost fishing gear occurs due to natural factors and is affected by the operation of other types of fishing gear by 23% and 27% respectively.
Identifikasi Spesies dan Estimasi Nilai Produksi Ikan Kerapu (Epinephelus spp.) di Pelabuhan Tangkahan Kandangsemangkon: Analisis Data Perikanan yang Tidak Tercatat: Identification of Species and Estimation of Production Value of Grouper Fish (Epinephelus spp.) at Tangkahan Kandangsemangkon Port: Analysis of Unreported Fisheries Data Lelono, Tri Djoko; Bintoro, Gatut; Tumulyadi, Agus; Fuad, Fuad; Yulianto, Eko Sulkhani; Sutjipto, Darmawan Okto; Waliyuddin, Achmad; Hidayah, Lisa Nur; Widodo, Anung; Mahiswara, Mahiswara
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 2 (2025): JFMR on July
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.02.1

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi spesies kerapu (Epinephelus spp.) serta mengestimasi volume produksi hasil tangkapan kerapu yang tidak tercatat di Tangkahan Kandangsemangkon, Lamongan. Data primer diperoleh melalui identifikasi spesies hasil tangkapan, dan pencatatan volume produksi di Tangkahan Kandangsemangkon. Data sekunder berupa data produksi resmi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong. Analisis data menggunakan identifikasi visual spesies, kategorisasi spesies pendukung perikanan kerapu berdasarkan Unit of Assessment (UoA). Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga spesies target utama, yaitu Epinephelus fuscoguttatus, Plectropomus maculatus, dan Epinephelus areolatus. Volume produksi yang tidak tercatat selama periode penelitian mencapai 12,33% dari total produksi kerapu di wilayah tersebut. Spesies pendukung yang teridentifikasi terdiri dari enam spesies primer utama, empat spesies primer minor, satu spesies sekunder utama, dan lima spesies sekunder minor. Hasil ini menunjukkan bahwa keterlibatan aktif nelayan dalam   pengumpulan data spasial serta pencatatan produksi secara partisipatif berperan penting dalam memperbaiki akurasi data perikanan untuk mendukung pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.   This research aims to identify grouper species (Epinephelus spp.) and estimate the volume of unrecorded grouper catch production at Tangkahan Kandangsemangkon, Lamongan. Primary data were obtained through the identification of landed species and the recording of production volume at Tangkahan Kandangsemangkon. Secondary data consisted of official production data from the Brondong Fishing Port. Data analysis involved visual species identification and categorization of supporting species for the grouper fishery based on the Unit of Assessment (UoA). The research results indicate the presence of three main target species: Epinephelus fuscoguttatus, Plectropomus maculatus, and Epinephelus areolatus. The unrecorded production volume during the research period reached 12.33% of the total grouper production in the area. The supporting species identified consisted of six major primary species, four minor primary species, one major secondary species, and five minor secondary species. These findings suggest that the active involvement of fishermen in spatial data collection and participatory production recording plays a crucial role in improving the accuracy of fisheries data to support sustainable resource management.
Distribusi dan Komposisi Spesies Lobster (Panulirus spp.) yang Tertangkap di Perairan Sumatra Barat dan Pulau Tello, Sumatra Utara, Indonesia: Distribution and Species Composition of Lobsters (Panulirus spp.) Caught in the Waters of West Sumatra and Tello Island, North Sumatra, Indonesia Setyanto, Arief; Asmirijal, Amrey Syahnur; Wiadnya, Dewa Gede Raka; Isdianto, Andik; Caesar, Nico Rahman; Irwan Jatmiko; Utama, Andria Ansri; Agus Tumulyadi; Bintoro, Gatut; Lelono, Tri Djoko; Sutjipto, Darmawan Ockto; Hadiyah, Lisa Nur; Marsela, Kristina; Dhea, Luthfia Ayu; Asadi, M. Arif
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 2 (2025): JFMR on July
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.02.9

Abstract

Perairan Samudra Hindia Timur memiliki keanekaragaman lobster yang tinggi, di mana Indonesia menjadi habitat bagi 6 dari 19 spesies Panulirus yang ada di dunia. Wilayah barat Pulau Sumatra, yang termasuk dalam kawasan ini, memiliki potensi besar dalam perikanan lobster. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi spesies, distribusi panjang karapas dan berat lobster beserta pola pertumbuhannya, serta menilai kesesuaian hasil tangkapan dengan ketentuan PERMEN KP No. 16 Tahun 2022 di perairan Sumatra Barat dan Pulau Tello, Sumatra Utara. Analisis yang digunakan meliputi identifikasi spesies, komposisi, distribusi frekuensi, chi-square, ANOVA satu arah, dan regresi. Hasil menunjukkan bahwa di perairan Sumatra Barat ditemukan enam spesies lobster, dengan Panulirus homarus (lobster pasir) sebagai spesies dominan, sedangkan di Pulau Tello ditemukan empat spesies, dengan dominasi P. versicolor (lobster bambu). Distribusi panjang karapas tertinggi di Sumatra Barat terdapat pada kisaran 8–9 cm (442 ekor), dan berat pada 220–360 gram (529 ekor), dengan pola pertumbuhan alometrik negatif. Di Pulau Tello, panjang karapas terbanyak berada pada kisaran 12–13 cm (30 ekor), dan berat pada 500–640 gram (25 ekor), juga menunjukkan pertumbuhan alometrik negatif. Seluruh komposisi lobster yang tertangkap di kedua lokasi dinilai layak tangkap berdasarkan ketentuan regulasi yang berlaku.   The East Indian Ocean holds significant potential for lobster diversity, and Indonesia is home to 6 of the 19 Panulirus species found globally. West Sumatra, located within this region, has promising lobster resources. This study aimed to assess species composition, carapace length and weight distribution, growth patterns, and compliance with fishing regulations (PERMEN-KP No. 16/2022) in the waters of West Sumatra and Tello Island, North Sumatra. Analytical methods included species identification, composition analysis, frequency distribution, chi-square testing, one-way ANOVA, and regression analysis. Findings revealed that six lobster species were identified in West Sumatra, dominated by scalloped spiny lobster (P. homarus), while four species were found on Tello Island, with painted spiny lobster (P. versicolor) being most abundant. In West Sumatra, the dominant carapace length class was 8–9 cm (442 individuals), and the most common weight class was 220–360 g (529 individuals), both exhibiting a negative allometric growth pattern. Meanwhile, Tello Island lobsters showed a dominant carapace length of 12–13 cm (30 individuals) and weight range of 500–640 g (25 individuals), also with negative allometric growth. Overall, the lobster catch composition from both locations was found to comply with the sustainable capture guidelines outlined in PERMEN-KP No. 16/2022.
STRATEGI PENGEMBANGAN SATWAS SDKP DALAM PENGAWASAN DAN PELAYANAN PUBLIK DI BRONDONG LAMONGAN JAWA TIMUR Bilhuda, Amira; Sucipto, Darmawan Ockto; Bintoro, Gatut
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 2 No. 1 (2018): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2018.002.01.3

Abstract

Satuan Kerja Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Brondong berdiri pada tahun 2003 dan pada awal tahun 2017  berubah nama menjadi Satuan Pengawas Sumberdaya Kelautan Perikanan (Satwas SDKP) pada tahun 2017. Sistem pengawasan perikanan tangkap yang dilakukan oleh petugas Satwas SDKP terdiri dari pengawasan kapal perikanan, alat tangkap yang digunakan serta hasil tangkapan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan survey. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT dan analisis AHP (Analytical Hierarchy Proccess). Pelayanan publik yang disediakan oleh satwas SDKP antara lain penerbitan Surat Laik Operasional (SLO), Hasil Pemeriksaan Kapal (HPK) dan Verifikasi Pendaratan Ikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara survey. Strategi kebijakan untuk meningkatkan pengawasan dan pelayanan public di Satwas SDKP Brondong adalah meningkatkan kerjasama dengan petugas Syahbandar, meningkatkan kualitas SDM Petugas SDKP, meningkatkan “sadar lapor” terhadap nelayan serta meningkatkan intensitas patroli laut
APPROACH TO RISK ANALYSIS TRAWLER (BOAT OR VESSEL SIENE NETS) NORTH COAST OF EAST JAVA Lelono, Tri Djoko; Bintoro, Gatut
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 2 (2019): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.02.18

Abstract

General Linear Model (GLM) aims to find the relationship between several independent variables with one dependent variable. GLM was conducted to answer the research objectives (1) the contribution of fishing gear to the total catch of pelagic fish, (2) to determine the type of pelagic fish that was dominantly caught in the type of fishing gear based on the 2004 - 2016 East Java marine and fisheries statistical report. The results of the GLM WPP Republic of Indonesia analysis of 573, the dominant small pelagic fish were lemuru fish on payang fishing gear, selar fish in purse seine, layur fish on drifting gill nets, and bloating on fixed gill nets. While contributions based on small pelagic fishing gear are ring trawlers catching flying fish, selar fish, and anchovy. The gill nets keep catching fish, mullet, tembang fish, and mackerel. Payang catches lemuru and layur fish. Region WPP RI 712 as a result of analysis of small pelagic GLM fish: pompano fish catching equipment, anchovy with dogol fishing gear, layur fish with trawl fishing gear, gill drift fishing gear and fishing gear step, tembang fishing purse seine and tremmel net, mullet fish with fixed gill nets. Contributions based on small pelagic fishing gear are circular gill nets contributing to kite and anchovy, gill net fishing gear drifting on stingrays and layur fish, Tremmel net in Pompano fish. dogol fishing gear on mullet and mackerel, fishing gear step on tembang fish and lemuru fish. While large pelagic fish: clitic fishing gear contributes to mackerel and skipjack fish while dogol catches on tuna 
Co-Authors Agus Tumulyadi Agus Tumulyadi Al Maky, Nuril Huda Ali Muntaha Ali Suman Ali Suman Alif Tulus Prasetyo Amanda Rifan Fathoni Amira Bilhuda Andik Isdianto Aniek Sulestiani Aniek Sulestiani Anthon Andrimida, Anthon Anung Widodo Arief Setyanto Ariefandi, Muhammad Fikri Asadi, M. Arif Asmirijal, Amrey Syahnur Bilhuda, Amira Budi Nugraha Daduk Satyohadi Daduk Setyohadi Darmawan Ockto Sucipto Darmawan Ockto Sutjipto Darmawan Okto Sutjipto Destiana Hermanita Dewa Gede Raka Wiadnya Dhea, Luthfia Ayu Didik Rudianto Dina Andriani Djoko Lelono, Tri Eko Sulkhani Yulianto Endang Yuli H. Erwin Rosadi Erwin Rosadi, Erwin Evellin Dewi Lusiana Evron Asrial Fathah, Aulia Lanudia Fransisca Sariuli Tobing Fuad Fuad Gondo Puspito Guntur H., Endang Yuli Hadiyah, Lisa Nur Hanifa Ramadhani Hari Eko Irianto Hasanah, Ap'idatul Hazmi Taris Abiseka Hidayah, Lisa Nur I Made Kawan I Made Kawan Irianies Cahya Gozali Irwan Jatmiko Jeremy, Laurentius Klemens Kamila, Firda Nikmatul Khairul Amri Kudrati, Amelinda Vivian Kurniawan, Mohammad Rizal Kusyairi, Achamad Lanudia Fathah, Aulia Ledhyane Ika Harlyan Mahardika Putri, Berlania Mahiswara, Mahiswara Marsela, Kristina Mihrobi Khalwatu Rihmi Mihrobi Khalwatu Rihmi Mochamad Arief Sofijanto Mohammad Mahmudi Mu'minin, Airul Amirul Muh. Arif Rahman Muhammad Arif Rahman Muhammad Ghozaly Salim Muhammad Musa MUHAMMAD TAUFIK Nanik Retno Buwono Naufal Hilda Bahtiar Nico Rahman Caesar Nindi Nur Wulandari Nita Hellis Setyowati Nuhman Nuhman Nuhman Nuhman, Nuhman Nur Hidayah, Lisa Nurul Rosana Nurul Rosana, Nurul Oktasyah, Lutfi oktiyas muzaky Luthfi, oktiyas muzaky Paizar, Ariq Rahman Pangestu, Wanda Suryani Purba, Calvin Arauna Putri, Berlania Mahardika Rafif Zul Fahmi Rahman, Muhamad Arif Rahman, Muhammad Arif Rihmi, Mihrobi Khalwatu Rudianto Rudianto Satyohadi, Daduk Setyanto, Arif Setyowati, Nita Hellis Sofijanto, Mochamad Arief Subagio, Hari Subianto, Agus Sucipto, Darmawan Ockto Sulastri Arsad Sulkhani Yulianto, Eko Sunardi Sunardi Sunardi Sunardi Swatama, Deny Tri Djoko Lelono Tumulyadi, Agus Tyas, Herlin Widi Aning Umi Zakiyah, Umi Utama, Andria Ansri Vita Rumanti Kurniawati Waliyuddin, Achmad Widagdo, Supriyatno Widodo, Anung Wirastika Adhihapsari Wulandari, Nindi Nur Yorarizka, Putri Devi Yusnaini Yusnaini