Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN MEMBANTU PENDERITA HIPERTENSI PADA KADER REMAJA MELALUI EDUKASI Reni Prima Gusty; Lili Fajria; Esi Afriyanti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12332

Abstract

Abstrak : keterbatasan jumlah tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas menjadi kendala utama dalam pemantauan kesehatan penderita hipertensi di masyarakat. Ketersediaan kader pemuda di masyarakat memiliki potensi besar sebagai sumber daya manusia yang dapat membantu tenaga kesehatan dalam merawat penderita hipertensi di rumah atau saat terjadi bencana. Hal ini penting karena Padang juga merupakan daerah yang rawan bencana. Kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan sederhana tentang pengobatan penderita hipertensi. Metode tersebut menggunakan edukasi dan pelatihan kesehatan untuk mengukur dan menginterpretasikan hasil tekanan darah menggunakan tensimeter digital. Penilaian menggunakan angket untuk mengukur pengetahuan remaja dan observasi keterampilan serta kemampuan menginterpretasikan hasil pengukuran tekanan darah. Mitra PKM adalah Lembaga Swadaya Masyarakat Gurah Nurani Indonesia yang beranggotakan 10 orang kader dari Desa Pasie Nan Tigo dan 28 orang dari Kecamatan Parupuk Tabing. Sebanyak 38 kader pemuda mengikuti kegiatan PKM. Kedua mitra ini berada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya yang merupakan mitra PKM unggulan. Hasil PKM menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan kader remaja tentang merawat penderita hipertensi dari pengetahuan kurang 92,1% menjadi pengetahuan baik 97,4% dan 100% kader remaja terampil melakukan pengukuran tekanan darah dan mampu membaca hasil pengukuran. Rekomendasi untuk mensosialisasikan kegiatan ini kepada seluruh remaja yang memiliki keluarga dengan hipertensi sebagai upaya peningkatan kesehatan keluarga. Abstract: The limited number of health workers (Nakes) at the Puskesmas is the main obstacle in monitoring the health of people with hypertension in the community. The availability of youth cadres in the community has great potential as human resources that can assist health workers in caring for people with hypertension at home or when a disaster occurs. It is essential because Padang is also a high-risk area prone to disasters. Community service activities (PKM) aim to provide simple knowledge and skills about treating hypertension sufferers. The method uses health education and training to measure and interpret blood pressure results using a digital tensimeter. The assessment used a questionnaire to measure adolescent knowledge and observation of skills and ability to interpret blood pressure measurement results. The PKM partner is the Gurah Nurani Indonesia Non-Governmental Organization, which has ten cadres from the Pasie Nan Tigo Village and 28 from the Parupuk Tabing Sub-District. A total of 38 youth cadres took part in PKM activities. These two partners are in the working area of the Lubuk Buaya Health Center, which is the leading PKM partner. The PKM results showed an increase in the level of knowledge of youth cadres about caring for people with hypertension from less knowledge of 92.1% to good knowledge of 97.4% and 100% of youth cadres skilled at taking blood measurements and being able to read blood pressure measurement results. The recommendation is to socialize this activity for all adolescents who have families with hypertension as an effort to improve family health.
PENGOPTIMALAN PERAN KELUARGA DALAM MANAJEMEN CAIRAN BAGI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN HEMODIALISA Esi Afriyanti; Farida Kurniati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 3 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i3.14132

Abstract

Abstrak: Manajemen cairan pada pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisa masih menjadi masalah yang sangat penting karena tingkat kepatuhannya merupakan hal yang paling sulit dilakukan bagi pasien, apalagi jika mengkonsumsi obat-obatan yang membuat selaput lendir kering seperti diuretik. Pasien kesulitan untuk mengontrol rasa haus dan berusaha untuk minum. Kondisi ini membutuhkan peran keluarga dalam membantu pasien mengatur cairannya. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang manajemen cairan pada pasien gagal ginjal dengan hemodialisa. Pengabdian ini dilakukan dengan metode penyuluhan tentang konsep gagal ginjal kronik, hemodialisis dan manajemen cairan pada pasien gagal ginjal dengan hemodialisis, dilanjutkan dengan simulasi yaitu memperagakan cara manajemen cairan yang harus dikonsumsi pasien berdasarkan berat badannya. Penyuluhan kesehatan ini dilakukan kepada 18 (delapan belas) anggota keluarga yang mendampingi pasien selama dirawat di rumah sakit. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sebelum pemberian materi, nilai yang diperoleh keluarga pada konsep gagal ginjal kronis sebesar 88, pada konsep hemodialisis nilainya sebesar 84, sedangkan pada konsep manajemen cairan nilai keluarga adalah nol. Setelah pemberian penyuluhan terjadi peningkatan nilai pada ketiga topik penyuluhan tersebut. Perbedaan yang sangat signifikan terdapat pada topik manajemen cairan dimana nilai keluarga yang awalnya adalah 0 berubah menjadi 90 atau mampu menjawab semua pertanyaan yang ada di kuesioner.Abstract: Fluid management in patients with kidney failure with hemodialysis therapy is still a very important problem because the level of compliance is the most difficult thing for patients to do, especially when taking drugs that dry out the mucous membranes such as diuretics. The patient has difficulty controlling thirst and tries to drink. This condition requires the role of the family in helping the patient manage his fluids. This community service aims to increase family knowledge about fluid management in kidney failure patients with hemodialysis. This service is carried out by counseling methods on the concept of chronic kidney failure, hemodialysis and fluid management in kidney failure patients on hemodialysis, followed by a simulation, namely demonstrating how to manage fluids that patients must consume based on their body weight. This health counseling was carried out to 18 (eighteen) family members who accompanied the patient during his hospitalization. Data collection using a questionnaire. Before giving the material, the value obtained by the family on the concept of chronic kidney failure was 88, on the concept of hemodialysis the value was 84, while on the concept of fluid management the family value was zero. After giving counseling there was an increase in value on the three topics of counseling. A very significant difference is found on the topic of fluid management where the family value which was originally 0 changed to 90 or was able to answer all the questions in the questionnaire.
PENINGKATAN KAPASITAS PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SMA ADABIAH PADANG Esi Afriyanti; Reni Prima Gusty
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 2 (2024): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i2.21810

Abstract

Abstrak: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan di sekolah menjadi terhambat karena adanya pandemi covid-19 yang melanda Indonesia. Kondisi ini juga memberikan dampak pada SMA Adabiah dalam penerapan PHBS. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa tentang PHBS dalam agar sekolah menjadi bersih dan sehat. Pengabdian Masyarakat ini dilakukan pada pada 40 siswa PMR dan UKS. Kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan yang terbagi dua sesi yaitu sesi pertama berupa penyampaian materi atau ceramah tentang delapan indikator PHBS, dan dilanjutkan sesi kedua dengan demonstrasi bagaimana mencuci tangan dengan metode enam langkah secara baik dan benar, serta pengukuhan kader PHBS. Evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisa menggunakan uji statistik paired t-test. Hasil dari kegiatan ini berupa peningkatan tingkat pengetahuan siswa tentang PHBS serta peningkatan kemampuan siswa dalam mencuci tangan setelah pelatihan dengan nilai pengetahuan sebelum pelatihan 310,625 ± 59,3 dan sesudahnya menjadi 347,625 ± 69,2 (p<0.05). Disarankan pada sekolah agar dapat mengakomodir kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana terutama tempat sampah yang bersih. Abstract: Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) implemented in schools has been hampered by the Covid-19 pandemic that has hit Indonesia. This condition also has an impact on Adabiah High School in implementing PHBS. For this reason, it is necessary to increase students' knowledge and skills about PHBS in order to make schools clean and healthy. This Community Service was carried out for 40 PMR and UKS students. This activity was carried out using an outreach method which was divided into two sessions, namely the first session in the form of delivering material or lectures about the eight PHBS indicators, and followed by the second session with a demonstration of how to wash your hands using the six-step method properly and correctly, as well as the inauguration of PHBS cadres. Evaluation was carried out using a questionnaire and analyzed using the paired t-test statistical test. The results of this activity were an increase in students' level of knowledge about PHBS as well as an increase in students' ability to wash their hands after training with a knowledge value before training of 310.625 ± 59.3 and afterward being 347.625 ± 69.2 (p<0.05). It is recommended that schools be able to accommodate students' needs for facilities and infrastructure, especially clean rubbish bins.
PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBAGAI UPAYA DETEKSI HIPERTENSI PADA REMAJA Devia Putri Lenggogeni; Esi Afriyanti; Reni Prima Gusty; Elvi Oktarina; Mulyanti Roberto Muliantino; Tiurmaida Simandalahi; Bobby Febri Krisdianto; Dally Rahman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i1.27848

Abstract

Abstrak: Hipertensi semakin sering terjadi pada kalangan remaja dan berisiko meningkatkan kemungkinan penyakit kardiovaskular serta komplikasi kesehatan di kemudian hari. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mendeteksi tingkat risiko hipertensi pada remaja melalui pemeriksaan kesehatan di sekolah, serta memberikan informasi mengenai hipertensi pada siswa SMAN 9 melalui edukasi kesehatan. Kegiatan ini melibatkan 66 siswa di SMAN 9 Padang. Metode pelaksanaan meliputi pemeriksaan kesehatan dan edukasi kesehatan. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah, ditemukan bahwa 50 siswa (76%) memiliki tekanan darah sistolik di bawah 120 mmHg, namun masih ada 5 siswa (7,3%) dengan tekanan sistolik di atas 129 mmHg. Untuk tekanan darah diastolik, 58 siswa (88%) berada di bawah 80 mmHg, sedangkan 4 siswa (5%) memiliki tekanan diastolik lebih dari 84 mmHg. Hasil edukasi kesehatan menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan siswa mengenai penyakit hipertensi dengan p – value < 0.005. Melalui kegiatan ini, pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dapat ditekankan sebagai langkah deteksi dini hipertensi pada remaja, sekaligus meningkatkan kesadaran dan mendorong penerapan langkah-langkah pencegahan.Abstract: Hypertension is becoming more frequently seen among adolescents, potentially increasing the risk of cardiovascular disease and health complications later in life. This community outreach initiative aimed to assess the prevalence of hypertension risk among adolescents via health screenings in schools and to identify hypertension-related risk factors. The activity included 66 students from SMAN 9 Padang. Methods consisted of health assessments and educational sessions. Blood pressure results showed that 50 participants (76%) had systolic blood pressure below 120 mmHg, while 5 participants (7.3%) had systolic pressure exceeding 129 mmHg. For diastolic pressure, 58 participants (88%) had readings below 80 mmHg, with 4 participants (5%) showing diastolic pressure above 84 mmHg. The results of health education indicate a significant impact on students' knowledge about hypertension, with a p-value < 0.005. This initiative highlights the value of regular health screenings as an early detection measure for hypertension in adolescents, fostering awareness and encouraging preventive practices.