Tujuan dari penelitian ini yakni guna mengetahui bagaimanakah kontak interpersonal pada keluarga bisa meningkatkan kesehatan mental seseorang, khususnya dengan mantan penyintas Covid-19. Penelitian kualitatif ini memakai pendekatan fenomenologis dan fokus mendeskripsikan fenomena bagaimana pola komunikasi dan fungsi keluarga terhadap kesehatan mental penyintas Covid-19. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwasanya komunikasi memiliki peran penting dalam mempromosikan kesehatan mental, terutama bagi mereka yang mulai menata kembali kehidupan mereka selama Covid-19. Komunikasi yang memfasilitasi sikap terbuka dan reseptif terhadap mendengarkan. Selama wabah ini, sejumlah orang sudah terpapar liputan media yang traumatis, yang selalu cenderung menakut-nakuti mereka yang terkena dampak Covid-19. Pasien Covid-19 berjuang tak hanya dengan infeksi virus yang sedang menyerang secara fisik, tetapi juga dengan berbagai masalah kesehatan mental psikologis, berupa kesulitan untuk tidur, masalah seperti turunnya kemampuan dalam berkonsentrasi serta penurunan kemampuan dalam mengingat, gangguan kecemasan, depresi, serta demensia. Melalui komunikasi, para penyintas seringkali mengalami pengurangan beban melalui penampilan kelompok utama guna mendengarkan cerita dan memberi kata-kata penyemangat sehingga menimbulkan rasa damai dan rileks.