Pemboran merupakan kegiatan yang memiliki tingkat resiko dan biaya yang tinggi dimana dibutuhkan perencanaan yang matang untuk memperoleh keberhasilan pada kegiatan ini. Salah satu hal yang paling penting dalam kegiatan pemboran ini adalah penentuan tekanan pori yang menjadi fundamental mencegah terjadi nya masalah dalam pemboran seperti underpressure & overpressure yang mana sangat vital dalam mempengaruhi keselamatan dan efisiensi operasi pengeboran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada kedalaman berapa overpressure dan underpresure terjadi dengan menggunakan data wireline log, data tes tekanan, data mud log dan final well report. Metode Eaton digunakan untuk menentukan nilai tekanan pori dengan menggunakan data wireline logging seperti data log sonik, densitas dan resistivitas. Berdasarkan hasil penelitian ini didapati peningkatan nilai tekanan pori yang lebih besar dari tekanan normal hidrostatis pada kedalaman 1580, 8 m – 1740,4 m dan 2097 m – 2605 m yang diakibatkan oleh formasi yang didominasi oleh batuan lempung yang bersifat impermeable sehingga meningkatkan tekanan pori bawah permukaan atau disebut juga sebagai overpressure. Selain itu terjadi penurunan nilai tekanan pori yang lebih kecil dari tekanan normal hidrostatis pada kedalaman 1778,4 – 2052 m yang diindikasikan sebagai underpressure. Penyebab hal ini diakibatkan oleh formasi yag didominasi oleh batuan lempung dan pengaruh salinitas dan perubahan dari flow regime akibat pengaruh tektonik.