Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Implementasi Pembelajaran Tari Dalam Mengembangkan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Munawaroh, Hidayatu
Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Raudlatul Athfal, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jga.2017.22-03

Abstract

Anak usia Taman Kanak-kanak (TK) merupakan sosok individu yang unik dan memiliki karakteristik yang unik, baik dari segi kognitif, sosial, emosi, bahasa, fisik, maupun motorik, dan sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat. Pembelajaran tari merupakan pengalaman estetis anak yang dapat menumbuhkan kreativitas dan membantu perkembangan jasmani dan rohani anak. Pembelajaran tari untuk anak usia Taman Kanak-kanak dapat dilakukan melalui salah satu unsur dalam tari itu sendiri, salah satunya adalah unsur waktu. Dalam unsur waktu terdapat elemen tempo, ritme, aksen, dan durasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan  anak. Dalam pelaksanaannya, diharapkan anak dapat diberikan pembelajaran secara aktif untuk mengembangkan aspek-aspek kemampuan yang sesuai dengan perkembangan anak. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator dalam pelaksanaannya menjadi hal amat penting. Guru dapat menerapkan konsep melalui metode demontrasi dan praktek langsung dalam suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Implementasi Pembelajaran Tari Dalam Mengembangkan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini Munawaroh, Hidayatu
Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.824 KB) | DOI: 10.14421/jga.2017.22-03

Abstract

Anak usia Taman Kanak-kanak (TK) merupakan sosok individu yang unik dan memiliki karakteristik yang unik, baik dari segi kognitif, sosial, emosi, bahasa, fisik, maupun motorik, dan sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat. Pembelajaran tari merupakan pengalaman estetis anak yang dapat menumbuhkan kreativitas dan membantu perkembangan jasmani dan rohani anak. Pembelajaran tari untuk anak usia Taman Kanak-kanak dapat dilakukan melalui salah satu unsur dalam tari itu sendiri, salah satunya adalah unsur waktu. Dalam unsur waktu terdapat elemen tempo, ritme, aksen, dan durasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak. Dalam pelaksanaannya, diharapkan anak dapat diberikan pembelajaran secara aktif untuk mengembangkan aspek-aspek kemampuan yang sesuai dengan perkembangan anak. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator dalam pelaksanaannya menjadi hal amat penting. Guru dapat menerapkan konsep melalui metode demontrasi dan praktek langsung dalam suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Parenting Patterns for Dreadlocked Children: A Local Culture-Based Study among Muslim Farmers in Dieng, Wonosobo Munawaroh, Hidayatu; Arif, Mahmud; Soehadha, Moh
Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Vol. 10 No. 2 (2025)
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jga.2025.102-01

Abstract

Local traditions play a pivotal role in shaping parenting practices and early childhood development in rural Indonesian communities. This study explores the beliefs, values, and daily parenting practices surrounding dreadlocked children at an early age within Muslim farming families in Dieng, Wonosobo. Employing an ethnographic qualitative design, the research investigates how Islamic teachings and local traditions intersect to shape caregiving patterns for children aged 2–7 whose dreadlocks are perceived as sacred signs of spiritual and ancestral connection. Data were collected through participatory observation, in-depth interviews, focus group discussions, document analysis, and life history narratives with 25 key informants including parents, kyai, and community elders. Findings reveal that dreadlocked children are regarded as culturally blessed, with parenting approaches characterized by emotional attentiveness, permissiveness, and ritualized social inclusion. The practice of ruwatan—a ceremonial haircut accompanied by prayers and offerings—emerges as a key event in cultural learning and early character development. These parenting patterns reflect a model of culturally responsive education that emphasizes identity formation, moral values, and communal integration. The implications underscore the necessity of redefining special needs education to accommodate culturally distinct child-rearing practices. However, as the study is context-specific and based on qualitative methods, its findings require further exploration through comparative and longitudinal research. The research contributes to a growing discourse on inclusive and localized approaches to early childhood education in multicultural societies