Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan

EKSISTENSI MASJID AULA GONDANG DI TINJAU DARI SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK Rumina, Rumina
Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan Vol. 11 No. 2 (2016): Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah (LP3M) Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember, Jawa Timur Indonesia bekerjasama dengan Kopertais Wilayah 4 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.442 KB)

Abstract

Berasal dari bahasa Arab, masjid secara etimologis berarti tempat sujud. Sedangkan secara terminologis, masjid adalah tempat melakukan kegiatan ibadah dalam makna luas. Dengan demikian, masjid merupakan bangunan yang sengaja didirikan umat muslim untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai keperluan lain yang terkait dengan kemaslahatan umat muslim. Akan tetapi, bila mencermati perkembangan dewasa ini, fungsinya yang kedua ini cenderung mulai berkurang, hal ini lantaran masjid sering hanya dipahami semata-mata untuk sujud sebagaimana dilakukan dalam shalat. Masjid memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan dan membangun kapabilitas intelektual umat, kegiatan sosial kemasyarakatan, meningkatkan perekonomian umat, dan menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi permasalahan umat terkini. Pada masa Nabi dan khulafa ar Rasyidin, masjid berfungsi sebagai tempat beribadah, menuntut ilmu, dan merencanakan kegiatan kemasyarakatan. Kaum muslimin membicarakan masalah-masalah agama, pendidikan, sosial, politik, dan berbagai masalah kehidupan di masjid, mengajak manusia pada keutamaan, kecintaan, pengetahuan, kesadaran sosial, serta pengetahuan tentang hak dan kewajiban kepada Tuhan dan Negara. Bermula dari masjid pula, mereka menyebarkan akhlak Islam dan memberantas kebodohan. Oleh karena itu, masjid merupakan tempat paling baik bagi kegiatan pendidikan dan pembentukan moral keagamaan. Prosedur penelitian: Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting). Sumber data dalam penelitian ini adalah prilaku/tindakan warga masjid dan sekitarnya dan dokumen sebagai sumber utama, sedangkan sumber data lisan, dalam hal ini diperolah melalui wawancara, adalah sumber data tambahan yang akan digunakan jika diperlukan. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Setelah data terkumpul, untuk selanjutnya data tersebut diklasifikasikan dan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif analitik. Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaruhi dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas) dapat diadakan pengecekkan dengan tehnik pengamatan yang tekun, dan triangulasi. Hasil penelitian: Ditinjau dari segi sosiologi pendidikan Islam, masjid Aula Gondang adalah masjid yang mempunyai peran besar dalam kehidupan masyarakat Gondang. Masjid Aula telah mampu melaksanakan fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah. Namun lebih dari itu bisa diikatakan bahwa masjid Aula bisa menjadi agen perubahan sosial masyarakat. Untuk menunjukan eksistensi masjid Aula sebagaimana yang disebut di atas, pihak Masjid Aula melakukan beberapa tindakan berikut ini: 1) Mengintensifkan Kajian-kajian Keislaman (Majelis Ta’lim). 2)Melibatkan pemuda dalam kegiatan di masjid Aula, baik kegiatan rutin maupun kegiatan yang bersifat insidental. 3)Mendirikan perpustakaan masjid.
EFEKTIFITAS KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU Rumina, Rumina
Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan Vol. 12 No. 1 (2017): Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah (LP3M) Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember, Jawa Timur Indonesia bekerjasama dengan Kopertais Wilayah 4 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.27 KB)

Abstract

Pada dasarnya tingkat kompetensi pedagogik guru dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri yaitu bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan yang diemban. Sedangkan faktor luar yang berpengaruh terhadap kompetensi profesional seorang guru yaitu kepemimpinan kepala sekolah dimana kepala sekolah menurut Wahyosumidjo adalah “seorang tenaga fungsional guru diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antar guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.Di dalam lingkungan pendidikan sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan para guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Selain itu seorang kepala sekolah juga harus mampu membatu guru dalam meberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan masyarakat yang terus berkembang. Dalam hal inilah peran kepala sekolah sebagai supervisor yang setiap hari berhadapan dengan guru harus diterapkan.Dalam peningkatan kompetensi guru dapat dicapai dengan cara pendidikan In-Service yaitu dengan cara mengikutkan pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidangnya baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang ada; pertemuan guru yang disebut MGBS (musyawarah guru bidang studi) yang dilaksanakan baik secara intern di sekolah maupun hubungan antar sekolah; penataan-penataan personalia sesuai dengan tugasnya masing-masing, pembinaan disiplin, pemberian motifasi serta penghargaan kepada guru.Dan faktor yang mempengaruhi peningkatan kompetensi pedagogik guru dapat dibedakan atas faktor internal yaitu berupa kesiapan mental serta faktor eksternal yaitu berupa dana dan waktu yang dimiliki oleh seorang guru.
Pengembangan Potensi Staf Lembaga Pendidikan Islam Dalam Peningkatan Kinerja Rumina, Rumina
Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan Vol. 13 No. 2 (2017): Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah (LP3M) Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember, Jawa Timur Indonesia bekerjasama dengan Kopertais Wilayah 4 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.255 KB)

Abstract

Komponen yang tak lepas dari organisasi adalah staf. Staf adalah salah satu dari komponen yang memiliki peranan cukup penting dalam mengembangkan organisasi. Tidak adanya staf yang professional akan menyebabkan kemunduran suatu lembaga. Antara satu staf dengan staf yang lain (baru dan lama,senior dan junior) berbeda, apakah dari profesionalismenya atau dari kesiapan dalam mengemban tugas. Setiap organisasi/staf harus tumbuh dan berkembang seirama dengan tuntutan zaman, untuk dapat tumbuh kembang , maka harus didukung oleh kualitas pegawai (staf) yang memadai, karena itulah diperlukan pengembangan staf (employee development) Pengembangan potensi staf dalam mencapai kinerja yang baik harus didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan organisasi yang harus seharusnya dicapai. Akan tetapi sebelum mengadakan pengembangan dan selanjutnya pelatihan, seorang pimpinan harus memiliki ketrampilan, antara lain: teknis, professional, interpersonal, manajerial, administrative,directing, coordinating, dan decion making. Model pengembangan yang dapat digunakan adalah on the job programs: pengembangan yang dilaksanakan berdasarkan pengalaman langsung dalam bekerja di organisasi tertentu. Dan Off the job programs: Model pengembangan diluar jabatan yang dilaksanakan secara formal misalnya melalui kursus-kursus, pendidikan dan pelatihan. Sedangkan dalam pengembangan tersebut juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dasar pelasanaan program. Sehingga pengembangan yang dicanangkan dapat membuahkan hasil yang diinginkan. Pemimpin yang efektif adalah mereka yang dapat mengadaptasikan diri pada situasai yang bervariasai, dan kepemimpinan yang demokratis, dengan memperhatikan pendekatan “situasional” pada organisasi dapat meningkatkan produktivitas kinerja staf.