I Kadek Widnyana, I Kadek
Program Studi Seni Pedalangan, Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts

INNOVATION OF WAYANG PERFORMANCE THROUGH CINEMA AND THEATER TECHNIQUES AS NEW MEDIA Widnyana, I Kadek; Marhaeni, Ni Komang Sekar; Sudarta, I Gusti Ngurah; Dwiyani, Ni Kadek; Widyarto, Rinto
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 7 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lekesan.v7i1.2539

Abstract

Fungsi wayang kulit sangatlah komplek dan selalu eksis dalam situasi dan pada zaman apapun. Setidaknya ada 7 fungsi pertunjukan wayang kulit: 1. Sebagai penggugah rasa indah dan kesenangan, 2. Sebagai pemberi hiburan sehat, 3. Sebagai media komonikasi, 4. Sebagai persembahan simbolis. 5. Sebagai penyelenggaraan keserasian norma-norma masyarakat, 6. Sebagai pengukuhan institusi sosial dan upacara keagamaan, 7. Sebagai kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas kebudayaan. Sebagai sebuah keniscayaan, bahwa pertunjukan wayang dalam bentuk, jenis dan model apapun, tetap harus kontektual dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. akselerasi teknologi yang sedemikian berkembang pesat memberikan peluang positif terhadap eksistensi kesenian wayang itu sendiri jika kita mampu memberdayakan teknologi dan budaya modern sesuai porsinya. Namun demikian marwah seni pewayangan hendaknya tetap bisa dipertahankan agar nilai tuntunan, tontonan, tatanan tetap bisa dipertahankan. Terlebih lagi dalam karya inovasi ini penggarap diharapkan mampu juga menjawab nilai tantangan, tuntutan dan tanggung jawab terhadap karya yang dibuat. Aktivitas penciptaan diterapkan melalui proses, dengan meminjam pendapatnya Dr. I Kt Suteja, yang menggunakan lima tahapan atau metode yaitu: ngerencana, noasen, makalin, nelesin, ngebah. Metode suteja akan dipadukan dengan metode penciptaan Alma M. Hawkins yang menggunakan tiga tahapan yaitu: eksplorasi, improvisasi, dan formin. Luaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya sebuah karya seni inovasi baru yang bertajuk Wayang Cinema, yaitu sebuah karya yang menggabungkan seni Pewayangan dan teknik Cinema dan teater ke dalam sebuah pola pertunjukan baru. Kata kunci: Wayang Cinema, Inovatif, Kresna, Duta Perdamaian.
“CATUR KARANA” IDA BAGUS GEDE PURWA STUDY OF SANGGIT LAKON (KAWI CARITA) BALINESE SHADOW PUPPET Widnyana, I Kadek; Sedana, I Nyoman; Sudarta, I Gusti Putu; Mawan, I Gede
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lksn.v8i1.3174

Abstract

Balinese Wayang kulit contains deep philosophy and aesthetics, with plays that are not only entertaining, but also contain moral teachings and life values. An important element in the structure of the play is the concept of "Catur Karana" created by Ida Bagus Gede Purwa. This research uses a qualitative method with a text analysis and phenomenology approach, involving literature study, interviews with puppeteers, audiences and practitioners of the puppet arts. Data is analyzed through text analysis and semiotics to understand the meaning and structure of the story. The research results show that "Catur Karana" is a basic method in building a new play. Dalang needs to understand the four main elements: swamandala, antakarana, uparengga, and pasiat, which support the structure of the play in Reka Sadana. Catur Karana includes five elements (panca reka) and is equipped with Catur Perakreti and Panca Wilasa materials as raw materials for creating new plays, which is an important method in nynggit plays.Qualitative research methods using text analysis and phenomenology approaches explore the application of the concept of "Catur Karana" in the Balinese Wayang kulit play by Ida Bagus Gede Purwa. The main data analyzed came from the Purwa Wasana text and the Kawi Carita text and their documentation. Data collection, literature study, interviews, and art practitioners. Narrative data analysis of text and play structure. Catur Karana by Ida Bagus Gede Purwa in the Purwa Wasana Textbook. Understand the drupadi competition play from the main play (Ramayana, Mahabharata), memorize the characters, understand the structure of the play, characterization, scenes, building blocks, pedum coral, and understand the theme. Ida Bagus Gede Purwa implemented Catur Karana into a play called the Drupadi Competition. In it, elements of chess karana are explored which are presented as a summary of the story, scenes and scenes.