Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

Antiinflammatory Activity Patch Ethanol Extract Of Leaf Katuk (Sauropus Androgynus L. Merr) Rise Desnita; Sri Luliana; Desy Siska Anastasia
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 16 No 1 (2018): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1958.31 KB) | DOI: 10.35814/jifi.v16i1.493

Abstract

The leaf katuk (Sauropus androgynus L. Merr) extract at a dose of 400 mg / kg BW had antiinflammatory activity in rat by induction of carrageenan. Patch are adhesive plasters containing medicinal substances placed on the skin to delivery active substances. Patch can offer practicality, comfort and accuracy of dosage in the application of leaf S. androgynus extract.This research was a laboratory experimental research by making patch of leaf S. androgynus extract and inflammation effect used rats as its animal test. Inflammatory healing activity was seen from the percentage reduction in inflammation in rats after patch application. Patch of leaf S. androgynus extract dose 400 mg / kg BW has percentage of inflammatory inhibition ranged between 66,67-100%. Statistical test results using one-way anova patch leaf S. androgynus extract showed good effectiveness in curing inflammation. Effectiveness between leaf S. androgynus extract patch and diclofenac sodium patch relatively the same in curing inflammation.
Penetrasi Natrium Askorbil Fosfat dalam Sistem Niosom Span 40 secara In Vitro RISE DESNITA; VENI LESTIAWATI; PRATIWI APRIDAMAYANTI
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 14 No 2 (2016): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1381.569 KB)

Abstract

Natrium askorbil fosfat adalah senyawa hidrofilik yang sulit melewati stratum korneum. Salah satu upaya untuk meningkatkan penetrasi obat melalui stratum korneum adalah dengan mengembangkan sistem niosom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimal span 40 dalam meningkatkan efisiensi penjerapan niosom yang diformulasikan dalam sediaan gel dan menentukan kestabilan serta kemampuan penetrasi sediaan secara in-vitro. Konsentrasi span 40 divariasikan ke dalam tiga formula: F1 (100 μmol), F2 (150 μmol) dan F3 (200 μmol). Sediaan gel dibuat dalam dua formula dengan menggunakan viskolam MAC 10 sebagai basis gel: G1 (natrium askorbil fosfat dengan sistem niosom) dan formula G2 (natrium askorbil fosfat tanpa dibuat sistem niosom). Uji stabilitas sediaan gel dilakukan selama 28 hari meliputi organoleptis, pH dan penetapan kadar. Uji penetrasi dilakukan secara in-vitro menggunakan membran kulit ular. Data dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS. Hasil penentuan efisiensi penjerapan menunjukkan formula F1 memiliki efisiensi penjerapan optimal sebesar 99,13±0,10%. Formula G1 lebih stabil selama 28 hari penyimpanan dibandingkan formula G2. Penggunaan span 40 sebagai penyusun niosom dapat meningkatkan penetrasi natrium askorbil fosfat dalam sediaan gel dengan jumlah kumulatif persen difusi selama 8 jam sebesar 89,04±0,01%.