Perencanaan struktur dengan metode STM (Strut & Tie Method) dapat digunakan untuk mendekati perilaku struktur dengan tegangan geser yang besar dan mempunyai regangan non linier disepanjang penampang struktur. Menentukan rangka batang pada STM merupakan langkah yang iterative dan melibatkan proses trial and error. Hal ini membutuhkan upaya lebih dalam penggunaan, utamanya bagi pemula yang baru mengenal STM. Estimasi kekuatan rangka batang STM antara SNI 2847:2019 dan AASHTO LRFD 2017 mempunyai perbedaan. Penelitian ini berfokus pada cara menentukan rangka batang STM dan perbedaan estimasi kekuatan ties antara kedua standar. BESO2D digunakan dalam mempelajari alur gaya untuk menentukan rangka batang STM, kemudian estimasi kekuatan ties dilakukan dari hasil rangka batang tersebut. Studi kasus dilakukan pada pierhead jembatan kantilever ganda, dengan 3 spesimen yang dibedakan dengan variabel rasio lebar dan tinggi penampang . Hasil: (1) Dalam mendalami alur gaya dari beban ke tumpuan dengan BESO2D pada pierhead kantilever ganda, usulan rangka batang dapat dilihat pada tulisan ini. (2) Estimasi kekuatan ties yang didasarkan pada SNI 2847:2019 dan AASHTO LRFD 2017 mempunyai kemiripan. Hasil desain tulangan ties, AASHTO LRFD 2017 lebih efisien dalam penggunaan tulangan dibandingkan dengan SNI 2847:2019. Ini disebabkan oleh perbedaan faktor reduksi kekuatan, . Dalam SNI 2847:2019 faktor reduksi diambil 0.75 sedangkan pada AASHTO LRFD 2017 faktor reduksi kekuatan 0.9