Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)

PEMANFAATAN LUMPUR WASTEWATER TREATMENT PLANT DAN ABU BOILER INDUSTRI REFINERY DAN BIODIESEL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN SISTEM IN VESSEL COMPOSTING Khair, Riza Miftahul; Mizwar, Andy; Rahmadayani, Elsa
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 4, No 2 (2018): SEPTEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit menghasilkan limbah yang masih tergolong sebagai limbah B3, yaitu lumpur WWTP dan abu boiler. Pengelolaan limbah B3 menggunakan pihak ketiga relatif mahal, untuk itu dilakukan penelitian in vessel composting sebagai alternatif pengelolaan limbah B3 industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas kompos yang dihasilkan dari lumpur WWTP dan abu boiler dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit, menganalisis kondisi optimum composting lumpur WWTP dan abu boiler dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit berdasarkan komposisi bahan composting terhadap kualitas kompos, dan menganalisis perbandingan efisiensi biaya pengelolaan lumpur WWTP dan abu boiler dengan in vessel composting dan dengan menggunakan pihak ketiga. Lumpur WWTP dan abu boiler yang digunakan berasal dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit di Desa Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kompos yang dihasilkan dari lumpur WWTP dan abu boiler industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 70 Tahun 2011, dengan kandungan C-Organik sebesar 16,16%, kandungan N-Total sebesar 0,41, nilai rasio C/N sebesar 40,51 dan warna kompos kehitaman. Kondisi optimum composting berdasarkan variasi komposisi bahan composting terhadap kualitas kompos adalah R-5, 50% lumpur WWTP + 50% sampah organik, dengan kandungan C-Organik rata-rata sebesar 17,157% dan kandungan N-Total rata-rata sebesar 0,313%. Sedangkan untuk efisiensi biaya pengelolaan, biaya pengelolaan dengan in vessel composting lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan pihak ketiga dengan efisiensi sebesar 45,59%. Kata Kunci:   abu boiler, in vessel composting, lumpur WWTP, sampah organik.    The palm oil refinery and biodiesel industry produces B3 waste, i.e. WWTP sludge and boiler ash. The management of B3 waste using third person is relatively expensive, therefore in vessel composting research is done as an alternative to manage B3 waste of palm oil  refinery and biodiesel industry. The aim of this research are to analyze the compost quality of WWTP sludge and boiler ash from palm oil refinery and biodiesel industry, analyze optimum condition composting of WWTP sludge and boiler ash from palm oil refinery and biodiesel industry based on variation of composting material composition against quality of compost, and analyze cost efficiency comparisons management of WWTP sludge and boiler ash with in vessel composting and by using third parties. WWTP sludge and boiler ash taken from palm oil refinery and biodiesel industry in Tarjun Village, Kotabaru, South Borneo. The results showed that the quality of compost produced by using WWTP sludge and boiler ash of palm oil refinery and biodiesel industry is appropriate with SNI 19-7030-2004 and Permentan No. 70 Tahun 2011, with C-Organic content of 16.16%, N-Total content of 0.41, C / N ratio of 40.51 and blackish compost color. The optimum condition of composting based on composting material composition is R-5, 50% WWTP sludge + 50% organic waste, with an average C-Organic content of 17.157% and an average N-Total content of 0.313%. And for management cost efficiency, the cost of management with in vessel composting is more efficient than using third person with efficiency of 45.59%. Keywords:  boiler ash, in vessel compostin, organic waste, WWTP sludge.
PENGARUH OZONISASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS WARNA DAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR GAMBUT Chairul Abdi; Riza Miftahul Khair; Siti Aisyah
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 3, No 1 (2017): MARET 2017
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.215 KB) | DOI: 10.20527/jukung.v3i1.3196

Abstract

Air permukaan yang berasal dari daerah berawa, daerah pasang surut dan dataran rendah umumnya sulit dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Hal ini dikarenakan sumber air permukaan atau air tanah di daerah tersebut adalah air gambut dengan karakteristik yang dimiliki yaitu derajat keasaman tinggi, kandungan organik yang tinggi dan berwarna merah kecokelatan. Sehingga metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan khusus air gambut yang memiliki intensitas warna yang tinggi disamping juga terkandung unsur logam Fe yaitu salah satunya dengan melalui proses ozonisasi yang memanfaatkan sifat ozon sebagai oksidator.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan waktu kontak pada kinerja ozon terhadap penurunan intensitas warna dan kadar Fe pada air gambut.  Ozonisasi dilakukan dengan variasi waktu 10, 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit. Sampel air gambut sebelum dikontakkan oleh ozon telah diatur dalam keadaan pH basa (pH 9) dengan menggunakan regulator pH berupa larutan NaOH.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ozonisasi pada sampel air gambut dalam kondisi pH 9 mampu menyisihkan intensitas warna sebesar 78,31% selama 120 menit dan menyisihkan kadar Fe sebesar 23,81% selama 10 menit.Kata kunci : Air gambut, Fe, ozon, ozonisasi, warna. Surface water which comes  from the boggy areas, tidal areas and lowlands are generally difficult to use as a source of raw water. This is because the source of surface water or groundwater in the area is peat water with the characteristics high acidity, high organic content and the colored red-brown. So that the method can be performed in specialized processing of peat water that has high color intensity and also contained metal element Fe is one of them through ozonation process utilizing ozone as an oxidant. This study was aimed to determine the effect of pH and contact time on the performance of ozone to decrease the intensity of color and Fe content in the peat water. Ozonation was done by varying the time 10, 20, 40, 60, 80, 100 and 120 minutes. Peat water samples before is contacted by ozone have been arranged in an alkaline pH (pH 9) by using a pH regulator such as NaOH. The results of this study show that ozonation in water samples of peat under conditions of pH 9 are capable of removing the color intensity of 78.31% for 120 minutes and capable of removing  Fe content of 23.81% for 10 minutes. Keywords: Color, Fe, ozone, ozonation, peat water.
PENURUNAN KONSENTRASI WARNA LIMBAH CAIR SASIRANGAN MENGGUNAKAN ADSORBENlLIMBAH PADAT. LUMPUR-AKTIF TERAKTIVASI INDUSTRI KARET Riza Miftahul Khair; Nopi Stiyati Prihatini; Apriani Apriani; Vita Pramaningsih
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 7, No 1 (2021): MARET 2021
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v7i1.10822

Abstract

Limbah cair sasirangan memiliki tingkat pencemaran yangktinggi dan belummmemenuhi standar untuk dibuang ke lingkungan, sehingga harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pembuangan air limbah industri tekstilkke lingkungan tanpa adanya proses pengolahan dapat merusak ekosistem dan menjadi racun bagi organisme air, bahkan beberapa jenis pewarnaadiduga bersifat karsinogen dan membahayakankkesehatan manusia. Metode yang dapat digunakan untuk menurunkankkonsentrasi warna pada airllimbah, salah satunya adalah proses adsorpsi. Salah satu jenis adsorben yang sering digunakan dalam pengolahan air limbah serta dinilai sangattcocok untuk mengurangi zat organik dan warna yaitu karbon aktif. Pada penelitian ini dilakukan analisis penurunan konsentrasi warna limbah cair industri sasirangan menggunakan adsorben yang terbuat dari limbah padat lumpur-aktif.industri karet berbentuk bubuk (powder), denganaaktivasi adsorben menggunakan KOH. Hasil karakteristik limbah cair sasirangan Kampung Sasirangan Banjarmasin yaitu memiliki konsentrasi warna, BOD dan COD yang tinggi, memiliki nilai pH basa yaitu 11 serta konsentrasi logam Cr, Cu dan Cd yang sesuai dengan baku mutu. Sedangkan untuk kondisi operasi terbaik dalam proses adsorpsi warna menggunakan adsorben limbah lumpur–aktif karet adalah pada pH 3, dosis 9 g/L dan waktukkontak 150 menit (2,5 jam) dengannkapasitas adsorpsi 675,7 Pt.Co/g. Kata Kunci: Adsorpsi, limbah lumpur aktif, sasirangan, warna. ABSTRACT  Sasirangan textile wastewater has high pollutant power and has not met the requirements to be disposed of into the environment, so it must be treated first. The disposal of textile industrial wastewater to the environment without going through the processing process can damage the ecosystem and become toxic to aquatic organisms, even some types of dyes are thought to be carcinogens and endanger human health. One of the methods that can be used to reduce the color concentration in wastewater is the adsorption process. One type of adsorbent that is commonly used in wastewater treatment and is considered very suitable for reducing organic matter and color is activated carbon. In this study, an analysis of the decrease in the color concentration of the sasirangan industrial wastewater was carried out using an adsorbent made of powdered solid waste of activated rubber industrial sludge with adsorbent activation using KOH. The results of the characteristics of the Sasirangan wastewater in Sasirangan Village, Banjarmasin, namely having a high concentration of color, BOD and COD, having an alkaline pH value of 11 and concentrations of Cr, Cu and Cd metals in accordance with quality standards. As for the best operating conditions in the color adsorption process using waste activated sludge rubber adsorbent is at a pH of 3, a dose of 9 g / L and a contact time of 150 minutes (2.5 hours) with an adsorption capacity of 675.7 Pt.Co/g.  Keywords: Adsorption, colour, sasirangan, waste activated sludge.
BESARAN LAJU EROSI DAN JUMLAH SIDEMENTASI PADA SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) RIAM KANAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Riza Miftahul Khair; Rd Indah Nirtha NNPS; Nopi Stiyati Prihatini; Chairul Abdi; Mustafa Kamal
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 5, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.771 KB) | DOI: 10.20527/jukung.v5i2.7317

Abstract

DAS Riam Kanan merupakan kawasan lindung yang memiliki nilai strategis karena terdapat waduk Riam Kanan yang berfungsi sebagai sarana pengendali banjir dan kekeringan, pemasok kebutuhan air, keperluan domestik dan industri, keperluan irigasi dan pengembangan perikanan serta pembangkit listrik. Dengan adanya hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana laju erosi untuk selanjutnya diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengelolaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai laju erosi lahan di DAS Riam Kanan dengan metode MUSLE, RUSLE, USLE. Analisis perhitungan laju erosi dengan metode USLE sebesar 35,83 ton/ha/th dengan besar kehilangan tanah 5.905.845,198 ton/th, metode MUSLE sebesar 76,61 ton/ha/th dengan besar kehilangan tanah 12.622.104,992 ton/th dan metode RUSLE sebesar 92,41 ton/ha/th dengan besar kehilangan tanah 15.225.669,372 ton/th. Laju erosi ketiga metode dapat dirasiokan sebesar 1 : 2,14 : 2,58 Kata Kunci :  DAS, Erosi, Sedimentasi Watershed of Riam Kanan protected areas that have strategic value because there is serves as a means of controlling floods and droughts, water suppliers, domestic and industrial purposes, irrigation and development purposes fisheries as well as power plants. Related to this research needs to be done in order to obtain the information the extent to which the rate of erosion that occurs and then is expected to be used as the basis for sustainable land management. This research aims to get the value of the rate of soil erosion land in Riam Kanan watershed using USLE, MUSLE, RUSLE. The results of the analysis of the rate of erosion of USLE 35.83 method using tons/ha/yr with huge loss of land of 5,905,845.198 tons/yr, MUSLE method of 76.61 tonnes/ha/yr with huge loss of land of 12,622,104.992 tons/yr and the RUSLE method of 92.41 tonnes/ha/yr with the huge loss of land 15,225,669.372 tons/yr. Ratio a comparison of the rate of erosion the third method of 1:2.14:2.58  Keywords :  erosion, sedimentation, Watershed
PENGARUH OZON DAN MEDIA FILTER ZEOLIT PASIR AKTIF DALAM PENYISIHAN WARNA AIR GAMBUT DENGAN ALIRAN PAKSA EFFECT OF OZONE AND ACTIVATED SAND ZEOLIT FILTER MEDIA TO REMOVE THE COLOUR INTENSITY OF PEAT WATER WITH FORCED CIRCULATION Riza Miftahul Khair
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 2, No 2 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v2i2.2311

Abstract

Air gambut adalah satu sumber air permukaan banyak dijumpai di Kalimantan,  berwarna coklat tua sampai kehitaman (124 - 850 PtCo) yang berasal dari dekomposisi zat organik dan anorganik. Ozon adalah senyawa yang reaktif serta zeolit dan pasir aktif memiliki kemampuan filtrasi yang baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh ozon dan filter zeolit-Pasir Aktif terhadap penurunan intensitas warna air gambut. Metode yang digunakan adalah penurunan intensitas warna air gambut dengan proses ozonisasi dan filtrasi (zeolit-pasir aktif) menggunakan aliran paksa secara kontinu dengan variasi waktu 30 menit, 60 menit, 120 menit, 240 menit, dan 300 menit pada setiap perlakuan proses. Hasil menunjukan adanya pengaruh lama waktu kontak terhadap penurunan intensitas warna air gambut. Hasil maksimum dari proses yaitu intensitas warna air gambutdapatberkuranghinggasebesar 21,21 % untuk proses ozonisasi pada waktu 300 menit. pada proses ozonisasi dan Zeolit-Pasir Aktif 87,88 % pada waktu 240 menit. Kata kunci: Ozon, Filter, Warna,  Air,gambut Peat water is surface water sources are often found in Borneo, dark brown to black (124-850 PtCo) derived from the decomposition of organic and inorganic substances. Ozone is a reactive compound and the zeolite and activated sand have good filtration capability. The purpose of the research is to analyze the influence of ozone and zeolite-activated sand to remove the color intensity of peat water. The method used is the reduction of the color intensity of peat water with ozonation and filtration processes (zeolite-activated sand) uses a forced flow continuously with variation of 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes, 240 minutes, and 300 minutes for each treatment process. The results showed the influence of contact time to decrease the color intensity of peat water. The maximum yield of the process is the color intensity of peat water can be reduced by up to 21.21% for the ozonation process at a time of 300 minutes. in the process of ozonation and activated sand reduced by up to 87.88% at time of 240 minutes. Keywords: Ozone, Filter, Colur , Peat, water 
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminate L.) SEBAGAI KARBON AKTIF UNTUK PENGOLAHAN AIR SUMUR KOTA BANJARBARU :Fe DAN Mn Chairul Abdi; Riza Miftahul Khair; M. Wahyuddin Saputra
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 1, No 1 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v1i1.1045

Abstract

Air sumur Banjarbaru yang dipakai masyarakat masih mengandung logam berat yang apabila melebihi baku mutu dapat berbahaya bagi kesehatan.Tingginya Fe dan Mn yang didapatkan dari hasil pengujian awal yaitu 59,875 mg/l dan 11,200 mg/l. Ada beberapa cara untuk menurunkan kadar logam berat dalam air antara lain yaitu dengan penyaringan ataupun dengan proses adsorbsi menggunakan karbon aktif. Kulit pisang dapat dijadikan sebagai bahan karbon aktif karena mengandung asam galacturonic yang menyebabkan kulit pisang kuat untuk mengikat ion logam.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik karbon aktif limbah kulit pisang Kepok, pengaruh aktivasi dan tanpa aktivasi karbon aktif dalam mengolah air sumur dan pengaruh variasi dosis karbon aktif dalam mengolah air sumur. Berdasarkan hasil penelitian, karbon aktif limbah kulit pisang Kepok mempunyai karakteristik kadar abu, daya serap terhadap Iodium, luas permukaan dan pH dengan nilai yang tinggi didasarkan pada SNI, hanya kadar air yang masuk SNI. Aktivasi kimia mempengaruhi dalam karakterisasi karbon aktif.Pada karbon aktif dengan aktivasi luas permukaannya lebih besar dibandingkan karbon aktif tanpa aktivasi.Kandungan Fe dan Mn setelah perlakuan untuk karbon aktif dengan aktivasi lebih rendah dibandingkan karbon aktif tanpa aktivasi.Pemberian variasi dosis karbon aktif mempengaruhi kandungan Fe dan Mn pada air sumur Banjarbaru.Kata kunci: Air sumur, kulit pisang kepok, karbon aktif.
PEMANFAATAN LUMPUR WASTEWATER TREATMENT PLANT DAN ABU BOILER INDUSTRI REFINERY DAN BIODIESEL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN SISTEM IN VESSEL COMPOSTING Riza Miftahul Khair; Andy Mizwar; Elsa Rahmadayani
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 4, No 2 (2018): SEPTEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.04 KB) | DOI: 10.20527/jukung.v4i2.6584

Abstract

Industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit menghasilkan limbah yang masih tergolong sebagai limbah B3, yaitu lumpur WWTP dan abu boiler. Pengelolaan limbah B3 menggunakan pihak ketiga relatif mahal, untuk itu dilakukan penelitian in vessel composting sebagai alternatif pengelolaan limbah B3 industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas kompos yang dihasilkan dari lumpur WWTP dan abu boiler dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit, menganalisis kondisi optimum composting lumpur WWTP dan abu boiler dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit berdasarkan komposisi bahan composting terhadap kualitas kompos, dan menganalisis perbandingan efisiensi biaya pengelolaan lumpur WWTP dan abu boiler dengan in vessel composting dan dengan menggunakan pihak ketiga. Lumpur WWTP dan abu boiler yang digunakan berasal dari industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit di Desa Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kompos yang dihasilkan dari lumpur WWTP dan abu boiler industri refinery dan biodiesel minyak kelapa sawit sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 70 Tahun 2011, dengan kandungan C-Organik sebesar 16,16%, kandungan N-Total sebesar 0,41, nilai rasio C/N sebesar 40,51 dan warna kompos kehitaman. Kondisi optimum composting berdasarkan variasi komposisi bahan composting terhadap kualitas kompos adalah R-5, 50% lumpur WWTP + 50% sampah organik, dengan kandungan C-Organik rata-rata sebesar 17,157% dan kandungan N-Total rata-rata sebesar 0,313%. Sedangkan untuk efisiensi biaya pengelolaan, biaya pengelolaan dengan in vessel composting lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan pihak ketiga dengan efisiensi sebesar 45,59%. Kata Kunci:   abu boiler, in vessel composting, lumpur WWTP, sampah organik.    The palm oil refinery and biodiesel industry produces B3 waste, i.e. WWTP sludge and boiler ash. The management of B3 waste using third person is relatively expensive, therefore in vessel composting research is done as an alternative to manage B3 waste of palm oil  refinery and biodiesel industry. The aim of this research are to analyze the compost quality of WWTP sludge and boiler ash from palm oil refinery and biodiesel industry, analyze optimum condition composting of WWTP sludge and boiler ash from palm oil refinery and biodiesel industry based on variation of composting material composition against quality of compost, and analyze cost efficiency comparisons management of WWTP sludge and boiler ash with in vessel composting and by using third parties. WWTP sludge and boiler ash taken from palm oil refinery and biodiesel industry in Tarjun Village, Kotabaru, South Borneo. The results showed that the quality of compost produced by using WWTP sludge and boiler ash of palm oil refinery and biodiesel industry is appropriate with SNI 19-7030-2004 and Permentan No. 70 Tahun 2011, with C-Organic content of 16.16%, N-Total content of 0.41, C / N ratio of 40.51 and blackish compost color. The optimum condition of composting based on composting material composition is R-5, 50% WWTP sludge + 50% organic waste, with an average C-Organic content of 17.157% and an average N-Total content of 0.313%. And for management cost efficiency, the cost of management with in vessel composting is more efficient than using third person with efficiency of 45.59%. Keywords:  boiler ash, in vessel compostin, organic waste, WWTP sludge.
PERBANDINGAN EMISI GAS BUANG YANG DIHASILKAN PADA PENERAPAN BIODIESEL DI PT ADARO INDONESIA Muhammad Abrar Firdausy; Andy Mizwar; Riza Miftahul Khair; Rd. Indah Nirtha; Nadieda Hamatha
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 6, No 2 (2020): SEPTEMBER 2020
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v6i2.9258

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi emisi gas buang oksida nitrogen (NOx) dan partikulat yang dihasilkan oleh biodiesel serta menganalisis pengaruh biodiesel terhadap emisi gas buang yang dihasilkan genset di PT Adaro Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA). Variabel bebas berupa variasi bahan bakar, yaitu solar (B0) dan biodiesel dengan persentase 8,75%, 10,55%, 17,5%, dan 26,66%. Variabel terikat berupa parameter uji NOx dan partikulat. Nilai emisi gas buang tertinggi pada emisi NOx dihasilkan oleh B17,5 yaitu 995 mg/Nm3, sedangkan nilai terendah dihasilkan oleh B0, yaitu 121, 838 mg/Nm3. Nilai emisi partikulat tertinggi dihasilkan oleh B0 yaitu 91,572 mg/Nm3, sedangkan yang terendah dihasilkan B10,55, yaitu 15,5 mg/Nm3. Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variasi bahan bakar terhadap nilai emisi NOx dengan nilai signifikansi berturut-turut 0,005, sedangkan partikulat tidak memiliki pengaruh signifikan antara variasi bahan bakar terhadap hasil emisi dengan nilai siginfikansi 0,218. Kata kunci: Biodiesel, emisi, gas buang.  This study aims to identify nitrogen oxide (NOx) and particulate emissions produced by biodiesel and analyze the effect of biodiesel on exhaust emissions produced by genset at PT Adaro Indonesia. The analytical method used is Analysis of Variance (ANOVA). The independent variable is fuel variation, namely diesel fuel (B0) and biodiesel with a percentage of 8.75%, 10.55%, 17.5%, and 26.66%. The dependent variable is the test parameters of NOx and particulate. The highest exhaust gas emission in NOx produced by B17.5 are and 995 mg/Nm3, while the lowest value is produced by B0, which is 121, 838 mg/Nm3. The highest particulate emission produced by B0 which is 91.572 mg/Nm3, while the lowest is produced by B10.55, which is 15.5 mg/Nm3. ANOVA analysis results show that there is a significant influence between the fuel variation on the results of NOx gas emissions with significance value of 0.005, while the particulate parameter do not have a significant effect between the fuel variation on the emissions with significance value of 0.218. Keywords: Biodiesel, emission, exhaust gas.
PERENCANAAN BANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) KOMUNAL DOMESTIK DENGAN PROSES ANAEROBIC BAFFLED REACTOR (ABR)PADA ASRAMA PON-PES TERPADU NURUL MUSTHOFA DI KABUPATEN TABALONG KALIMANTAN SELATAN Chairul Abdi; Riza Miftahul Khair; Titis Sofi Hanifa
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 5, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.564 KB) | DOI: 10.20527/jukung.v5i1.6200

Abstract

Pondok pesantren menyediakan asrama sebagai tempat menghuni para siswa. Beberapa kegiatan di asrama ini menghasilkan limbah. Semakin banyak penghuni yang menempati asrama semakin banyak pula limbah yang dihasilkan, salah satunya adalah limbah cair hasil dari kegiatan MCK. Pondok pesantren Nurul Musthofamemiliki jumlah penghuni dengan kapasitas maksimal 475 orang, sehingga apabila penghuni tersebut memenuhi kapasitas terbanyak, maka limbah yang akan dihasilkan adalah 45,6 m3/hari. Pondok pesantren ini memiliki beberapa sarana sanitasi yang kurang layak, oleh sebab itu perlu adanya upaya perbaikan sanitasi yakni merencanakan instalasi pengolahan air limbah domestik.yakni Anaerobic Baffled Reactor (ABR). Kualitas air limbah domestik BOD, COD, TSS, pH yang digunakan sebagai perencaaan yaitu 167mg/l, 469mg/l, 209mg/l, 7. ABR yang akan direncanakan memiliki 5 kompartemen dengan total dimensinya panjang, lebar, dan kedalaman adalah 9,85 meter, 2.8 meter, dan 2.3 meter. Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan ABR ini adalah Rp.225.000.000,00, dengan waktu kegiatan pembangunan yang direncanakan adalah 5 bulan. Kata Kunci : Anaerobic Baffled Reactor, Air Limbah domestic, Asrama, Pondok Pesantren.  The Boarding school provides the dormitory as a living place for the students. Some of the activities in the dorm produce the wast. The more people who live in the dorm, the more waste that will beproduce, whice one is the wastewater from Bathing, Washing, and to defecate. Nurul Musthofa Boarding school has the occupants by maximal capacity of 475 people, if the occupants fill the most excessily capacity, the the wastewater that will be produced is 45.6 m3/day. This Boarding school has some inapproviate sanitation facilities, therefore it needs an improvement of the sanitation, that is to design the Wastewater Treatment Plant Anaerobic Baffled Reactor (ABR). The quality of domestic wastewater BOD, COD, TSS, pH used as planning is 167mg/l, 469mg/l, 209mg/l, 7. ABR planned to have 5 compartementswith a total dimesion of length, width, and depth is 9,85 meter, 2.8 meter, dan 2.3 meter. The cost needed for the construction of this ABR is Rp.225.000.000,00 Keywords : Anaerobic Baffled Reactor, the boarding school, the dormitory, wastewater. 
PENENTUAN DOSIS OPTIMUM FC SOLUTION 2911 UNTUK MENURUNKAN TOTAL SUSPENDED SOLID PADA AIR ASAM TAMBANG PT HASNUR RIUNG SINERGI SITE BRE Riza Miftahul Khair; Rony Riduan; Gusti Ihda Mazaya; Lea Purnama; Vita Pramaningsih
Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan) Vol 8, No 2 (2022): SEPTEMBER 2022
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jukung.v8i2.14902

Abstract

ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang kaya akan batubara. Sangat mungkin pulau terbesar di Indonesia ini terletak di pulau Kalimantan, khususnya di Kalimantan Selatan. Salah satu akibat yang disayangkan dari sistem penambangan adalah usia limbah cair dari latihan penambangan, misalnya drainase tambang yang korosif. Tentu saja, peristiwa rembesan tambang yang korosif tidak dapat diabaikan karena sangat mempengaruhi pemeliharaan iklim dan lingkungan. wilayah lokal yang melingkupinya, baik secara langsung maupun tersirat. Salah satu upaya yang dilakukan asosiasi dalam menangani sampah adalah dengan penanganannya di danau pengendapan. Penelitian ini berencana untuk menentukan atribut jenis limbah cair dan dosis koagulan serta pengaruh pH terhadap penurunan padatan tersuspensi lengkap dengan menggunakan strategi reaksi permukaan. Strategi yang digunakan adalah penelitian yang benar-benar eksploratif. Untuk memecah penurunan semua padatan tersuspensi, tes kontainer selesai yang baru-baru ini mendapatkan 13 tes dengan rencana dasar menggunakan Central Composite Design (CCD). Dalam penelitian ini diketahui bahwa air tersebut tidak bersifat asam karena kandungan belerang dalam kotorannya rendah dengan variabel pH tidak menunjukkan hubungan lurus atau kuadrat dan porsi yang ideal adalah 15 ppm dengan pH 7 untuk mencapai penurunan kuat tersuspensi sempurna yang ideal.Kata Kunci:  Air asam tambang, Koagulan, Total suspended solid. ABSTRACTCoal mining is far and wide in Indonesia. One of the biggest is situated on the island of Borneo,particularly South Kalimantan. One of the adverse consequences of the mining system is the age of fluid waste from mining exercises like corrosive mine seepage. The development of corrosive mine seepage surely can't be disregarded in light of the fact that it generally affects natural maintainability and for the encompassing local area, either straightforwardly or by implication. One of the endeavors is to oversee and deal with the loss in the settling lake. This study plans to decide the qualities of wastewater and coagulant measurements varieties as well as the impact of pH on  the decrease  of  complete suspended  solids  utilizing  the surface reaction  strategy.  The strategy utilized is truly trial research. To dissect the lessening altogether suspended solids, a container test was done which recently got 13 tests with the underlying plan utilizing the Central Composite Design (CCD). It is known in this examination that the water isn't acidic on the grounds that the sulfur content in the dirt is low with the pH variable not showing a direct or quadratic relationship and the ideal portion is 15 ppm with a pH of 7 to accomplish the ideal complete suspended strong decrease.Keywords: Acid mine water, Coagulants, Total suspended solids.