Masalah Stunting pada anak bertubuh pendek di Sumatera Barat (Sumbar) Semakin meluas, 3 daerah di sumbar yang menjadi penyebaran tertinggi kasus stunting yaitu Pasaman, kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Solok. Berdasarkan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) BKKBN dengan pemerintah daerah Sumbar menjelaskan, stunting juga disebabkan kurangnya asupan gizi dan pola asuh yang salah pada anak. Untuk itu BKKBN akan memberikan edukasi dan pendampingan pada ibu yang memiliki bayi. Tujuannya agar para ibu benar-benar memberikan gizi yang cukup pada anak mereka. Oscar menambahkan, dalam RPJMN 2020-2024 penekanan angka stunting ditargetkan menjadi 19% pada 2024 dari yang saat ini 30,8%. Upaya ini harus dilakukan dengan semaksimal mungkin dengan intervensi gizi spesifik dan sensitive. Stunting selain bereziko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan terhadap penyakit pada anak, stunting juga menyebabkan dengan metode kegiatan memberikan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat dengan cara penyuluhan ditengah-tengah masyarakat tentang pencegahan stunting dimana stunting dapat menghambat perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa yang akan datang. Dengan melihat permasalahan ini, maka program pokok pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat agar dapat mencegah dan mengatasi masalah stunting. Hasil yang dicapai pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, yaitu, keluarga memiliki pengetahuan tentang: (a) pengertian stunting dan ciri-cirinya; (b) penyebab terjadinya stunting; (c) dampak stunting; (d) cara mencegah dan mengatasi stunting; dan (e) cara meningkatkan kualitas pelayanan gizi pada anak.