Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Naturalis : Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

IDENTIFIKASI OBYEK WISATA UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BERKELANJUTAN DI KECAMATAN KABAWETAN KABUPATEN KEPAHIANG Dwi Tyas Pambudi; Yuwana Yuwana; Damres Uker
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.10.2.20395

Abstract

Penelitian ini untuk memberikan gambaran pengembangan obyek wisata berkelanjutan di Kecamatan Kabawetan di lihat dari variabel perkembangan dan diversitas ekonomi wilayah Kacamatan Kabawetan, inventarisasi potensi obyek wisata yang ada, identifikasi faktor utama yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke obyek wisata. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dari analisis data PDRB, perkembangan ekonomi Kecamatan Kabawetan berada pada urutan ke 5 (lima) dari delapan kecamatan dengan sumbangan PDRB sebesar Rp.273.087.870 dengan sektor penyumbang terbesar pada bidang usaha pertanian. Kecamatan Kabawetan memiliki 17 potensi obyek wisata yang terdiri dari a) terdapat 10 potensi obyek wisata alam; b) wisata buatan terdapat 5 (lima) obyek wisata dan; c) terdapat 2 (dua) obyek wisata sejarah. Berdasarkan analisis skoring, terdapat 6 (enam) Obyek Wisata di Kecamatan Kabawetan yang memiliki kelas berpotensi untuk pengembangan, yaitu: Kebun Teh Kabawetan, Air Terjun Tirta Mandiri, Mountain Valley, Air Terjun Sengkuang, Taman Kabawetan, dan Rest Area 1. Terdapat 4 obyek wisata cukup berpotensi, yaitu: Pabrik Pengolahan Teh, Rumah Belanda, Kampung Kopi, Kebun Bunga Dama Sari Flower, dan Kebun Teh Trisula. Adapun 6 (enam) obyek wisata memiliki kelas kurang berpotensi. Dari analisis persepsi wisatawan yang berkunjung, obyek wisata memiliki modal pengembangan yaitu: 1) Modal Lingkungan, dari hasil penelitian para wisatawan sangat menyukai potensi wisata alam, dengan persentase 73.33 persen; 2) Modal ekonomi, tiket yang masih terjangkau; (3) Modal Sosial yaitu obyek wisata sangat aman dan penduduknya sangat ramah, dengan sekor berturut-turut 96, 67 persen dan 93 persen. Prinsip-prinsip pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kecamatan Kabawetan sudah dilaksanakan dilihat dari beberapa aspek seperti; a) Aspek Lingkungan; Kepedulian pengelolaan sampah, menjaga kelestarian lingkungan; b) Aspek Sosial Budaya; Keterlibatan masyarakat dalam menjaga keamanan, semangat gotong royong terjaga, Budaya masyarakat yang ramah, Budaya lokal mejadi lestari, meningkatnya SDM; c) Aspek Ekonomi; Peningkatan PAD Kabupaten Kepahiang, Peningkatan Ekonomi dan Inovasi produk makanan berbahan local, Keterlibatan Bumdes dalam pengelolaan obyek wisata.
PEMBUATAN ARANG DENGAN METODE TUNGKU PILORIS DOUBLE BURNER MENGGUNAKAN LIMBAH KAYU DENGAN METODE MANDUK DI KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN EMPAT LAWANG Jalin Elsaprike; Ridwan Yahya; Yuwana Yuwana
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6009

Abstract

Pemanfaatan limbah kayu hasil manduk menjadi arang di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang dengan metode tungku pirolis double burner dihasilkan nilai kalor sebesar 7371,7 Kcal/kg, kadar air sebesar 4,7%, kadar abu sebesar 1,657%, kadar zat terbang sebesar 19,87% dan kadar karbon terikat sebesar 73,77%. Sedangkan dengan metode brick kiln diperoleh  nilai  kalor  sebesar  7222,3  Kcal/kg,  kadar  air  sebesar  5,7%,  kadar  abu  sebesar 1,870%, kadar zat terbang sebesar 28,96 % dan kadar karbon terikat sebesar 64,19%. Hasil uji statistik menunjukan bahwa untuk nilai kalor dan nilai karbon terikat yang dihasilkan dengan metode tungku pirolis double burner signifikan lebih tinggi daripada metode brick kiln, tetapi nilai kadar air, nilai zat terbang dan kadar abunya signifikan lebih rendah. Nilai kalor, kadar air, kadar abu dan kadar karbon terikat yang dihasilkan melalui kedua metode telah memenuhi persyaratan SNI Arang Kayu 01-6235-2000 tetapi nilai kadar karbon terikat belum memenuhi persyaratan tersebut, sehingga dari kedua metode yang digunakan terdapat perbedaan nyata untuk nilai kalor, nilai kadar zat terbang dan nilai karbon terikat. Namun tidak demikian halnya dengan nilai kadar air  dan kadar abu dimana nilai tersebut tidak menunjukan perbedaan nyata. Dari hasil uji perbandingan tersebut untuk nilai kalor, nilai kadar air, nilai kadar zat terbang, dan nilai karbon terikat telah memenuhi standart SNI 01/6235/2000, kecuali nilai kadar zat-zat terbang.Kata Kunci: Limbah Kayu, Manduk, Kualitas Arang, Tungku Pirolis Double Burner Dan Tungku Brick Kiln
Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Menganalisis Kemampuan Lahan di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan Muhammad Nofal; Zainal Muktamar; Sigit Sudjatmiko; Yuwana Yuwana; Mohammad Chozin
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 11 No. 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.11.2.24175

Abstract

Dalam menganalisis kemampuan lahan selalu menggunakan data keruangan. Data tersebut merupakan data faktor yang akan menentukan satuan kemampuan lahan diantaranya jenis morfologi, kestabilan lereng, kedalaman efektif dan ketersediaan air. Data lingkungan tersebut ditumpang-susunkan dan diberi nilai untuk mendapatkan kelas kemampuan lahan sesuai potensinya. Tujuan penelitian ini menentukan kemampuan lahan, membandingkan penggunaan lahan dan merekomendasikan pengembangan sesuai kemampuan lahan di wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Pengolahan data pada satuan kemampuan lahan dilakukan dengan pemodelan spasial menggunakan sistem informasi geospasial yaitu dengan metode tumpang susun (overlay). Hasil analisis kelas kemampuan lahan terdiri dari 3 kelas kemampuan lahan yaitu kelas kemampuan lahan b dengan klasifikasi pengembangan rendah dan diarahkan untuk tetap dilestarikan dan tidak merusak tutupan lahannya. Kelas kemampuan lahan c dengan klasifikasi pengembangan sedang, arahan pengembangan harus mendapat persetujuaan telaah tata ruang. Pada kelas kemampuan lahan d dengan klasifikasi pengembangan agak tinggi yang mempunyai sedikit penghambat perlu perhatian terutama pada lahan sawah, sungai, danau dan rawa agar tidak dialih fungsikan, sedangkan kawasan rawan banjir tidak ada pembangunan. Pada rentang waktu antara tahun 2008 ke tahun 2017, ternyata ada perubahan luasan kemampuan lahan. Pada tahun 2008 luasan kemampuan pengembangan agak tinggi seluas 53,17%, dan pada tahun 2017 menjadi seluas 53,39%. Untuk kemampuan pengembangan sedang, pada tahun 2008 seluas 44,92%, menjadi seluas45,72% pada tahun 2017. Dengan kurun waktu yang sama pada tahun 2008 kemampuan lahan rendah seluas 1,91% dan pada tahun 2017 menjadi seluas 0,89%.
Efektivitas Keberlanjutan Pukat Cincin (Purse Seine) di Pelabuhan Perikanan Pantai Pulau Baai Bengkulu Futra, Febby Dwi; Yuwana, Yuwana; Johan, Yar; Brata, Bieng; Bakhtiar, Deddy
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 13 No. 1 (2024)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.13.1.33373

Abstract

The effectiveness of the sustainability of purse seines at the Baai Island Bengkulu Coastal Fishing Harbor must pay attention to all aspects, namely ecology, economics, technology, social and institutional. The aims of this research are 1) identifying Purse seine fishing gear, 2) analyzing the sustainability effectiveness of Purse seine, and 3) formulating strategies for the sustainability effectiveness of Purse seine. This research was carried out from March to September 2021 located at the Baai Island Coastal Fishing Harbor, Bengkulu. The research method used is a survey method. The data used are primary and secondary data. Respondents as sources of information came from government elements, fishermen and academic elements who used purposive sampling techniques. Data analysis used the Rapid Appraisal For Fisheries (RAPFISH) method. From the research results, it was found that the sustainability effectiveness of purse seines at the Baai Island Bengkulu Coastal Fishing Harbor was at a value of 65.31 (quite sustainable). The sensitive attributes that influence the effectiveness of sustainability are the application of environmentally friendly fishing technology, counseling for fishermen, employment status as a fisherman, and the use of destructive fishing tools. The policy strategy to increase the effectiveness status of the sustainability of Purse seine is carried out by means of the need to implement environmentally friendly fishing technology for Purse seine fishermen, outreach to fishermen who can provide good education to Purse seine fishermen. in the form of science and technology that can be applied by Purse seine fishermen, the welfare of Purse seine fishermen can be achieved if fishermen have employment status as full fishermen, and outreach to Purse seine fishermen regarding the prohibition on the use of fishing gear destructive Keywords: Aspects of soil, climate, land suitability, ponds, water quality and resources