Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gambaran Foto Thorax Pada Pasien Anak dengan Diagnosis Tuberkulosis Pada Tahun 2022 – 2023 Alivia Dian Fahira; Febie Irsandy Syahruddin; Sri Irmandha Kusumawardhani; Rahmawati Rahmawati; Dwi Anggita
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8905

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan disebut sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Data dari WHO (2020) dalam Global Tuberkulosis Report, tahun 2019 menunjukan bahwa prevalensi TB anak mencakup 12% atau sekitar 1.200.000 kasus. Di Indonesia, data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI menunjukan bahwa prevalensi pasien TB anak mencakup 11,98% atau sebanyak 63.111 kasus. Untuk menunjukkan adanya bakteri tuberculosis dibutuhkan pemeriksaan rontgen thorax. Rontgen Thorax merupakan tes yang paling umum digunakan untuk menemukan masalah didalam Dada. Pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan Rontgen saat ini dapat dianggap tidak lengkap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil gambaran foto thorax pada pasien anak dengan diagnosis tuberkulosis pada tahun 2022 - 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah SPSS dengan metode univariat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dari kelompok jenis kelamin perempuan (58,1%), usia 13-18 tahun (64,5%), berat badan di atas 41 kg (45,15%), keluhan batuk disertai lendir (25,8%), dan bercak infiltrate (45,2%). Pada pasien tuberkulosis anak berdasarkan jenis kelamin 58,1% perempuan, usia remaja 13-18 tahun sebanyak 64,5%, berat badan di atas 41 kg sebanyak 45,15%, keluhan utama yaitu batuk berdarah sebanyak 29,0% dan untuk karakteristik kelainan foto thorax didapatkan terbanyak berupa gambaran bercak infiltrate pada anak dengan diagnosis tuberculosis.
Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Dan Hipertensi Terhadap Faktor Risiko Terjadinya Kebutaan Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2023 – 2024 Muh. Dwi Cahyo Ramadhan; Sri Irmandha Kusumawardhani; Zulfikri Khalil Novriansyah; Prema Hapsari Hidayati; Muhammad Jabal Nur; Nursyamsi Nursyamsi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i2.9977

Abstract

Latar belakang : Retinopati akibat diabetes dan kerusakan pembuluh darah pada mata akibat hipertensi dapat menyebabkan kebutaan. WHO memperkirakan 4,8% dari 37 juta kasus kebutaan di seluruh dunia disebabkan oleh retinopati diabetik dan prevelensi retinopati hipertensi bervariasi antara  2% - 15%. Kurangnya pengetahuan mengenai perlunya pemeriksaan mata secara berkala menjadi penghalang utama untuk kepatuhan terhadap pemeriksaan mata rutin.  Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang tingkat pengetahuan penderita diabetes melitus dan hipertensi terhadap faktor risiko terjadinya kebutaan. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan penderita diabetes melitus dan hipertensi terhadap faktor risiko terjadinya kebutaan di rumah sakit ibnu sina makassar. Metode : Penelitian deskriptif dengan menggunakan desain potong lintang (cross-sectional). Hasil : Pasien hipertensi dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 13 responden (43,4%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 responden (33,3%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%). Pasien diabetes dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 10 responden (45,5%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 responden (31,8%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (22,7%). Pasien diabetes melitus disertai hipertensi dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 8 responden (50%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (31,25%), dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 responden (18,75%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan penderita diabetes melitus dan penderita hipertensi berada pada kategori cukup. Sedangkan tingkat pengetahuan penderita diabetes melitus disertai hipertensi pada kategori kurang.
Literatur Review : Faktor-Faktor Resiko yang Mempengaruhi Kejadian Retinopati Diabetik Aulia Putri Salsabila Burhan; Sri Irmandha Kusumawardhani; Hasan Hasan; Abdul Mubdi; Fajar Ferdian
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i2.14837

Abstract

Penyakit mata merupakan kelainan pada mata yang dapat mengganggu penglihatan sehingga menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan menjadi kabur dan bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Salah satu penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan adalah retinopati diabetik. Retinopati diabetik (RD) merupakan salah satu komplikasi mikrovaskular pada penyakit diabetes melitus akibat dari gula darah yang tidak terkontrol dan terjadi berkepanjangan. Beberapa faktor risiko yang dicurigai sebagai pemicu RD, yaitu durasi penyakit, usia, kontrol gula darah buruk atau hiperglikemia dan tekanan darah, pubertas, kehamilan, kadar lipid dalam darah, hiperviskositas, gagal ginjal, anemia, serta rokok. Faktor yang paling penting adalah perubahan biokimiawi yang memiliki kaitan dengan hiperglikemia. Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kejadian retinopati diabetik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kejadian retinopati diabetik. Penelitian yang dilakukan adalah Literature Review dengan desain Narrative Review. Berdasarkan hasil pencarian didapatkan sebanyak 7 artikel yang relevan untuk digunakan dalam Narrative Review ini. Kesimpulannya, bahwa faktor risiko yang diduga menjadi penyebab retinopati diabetes antara lain durasi penyakit diabetes mellitus, usia, kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik dan hipertensi.