Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika

Komoditas Pertanian Unggulan Untuk Hilirisasi Pangan Afandi, Frendy Ahmad; Feryanto
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 3 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0503.632-638

Abstract

Pemerintah perlu mengadopsi strategi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui berbagai langkah, seperti meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pangan utama yang mempengaruhi inflasi, mengendalikan impor, mengembangkan industri substitusi impor, dan memajukan industri berorientasi ekspor. Pemilihan sektor yang menjadi fokus investasi hilirisasi pangan harus mempertimbangkan ekosistem atau klaster berkelanjutan. Rekomendasi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional mencakup: pertama, mengembangkan dan memperkuat sektor unggulan dalam hilirisasi pangan substitusi impor, seperti industri gula, daging, ikan atau kedelai olahan, pangan berbasis karbohidrat, dan tepung. Kedua, mengembangkan dan memperkuat sektor unggulan dalam hilirisasi pangan berorientasi ekspor, termasuk industri minyak sawit, unggas, teh, kopi, cokelat, dan kelapa. Penting juga untuk menggali potensi industri minyak sawit sebagai pangan fungsional guna menambah nilai. Ketiga, perluasan ekosistem industri berbasis klaster, dengan mengintegrasikan industri inti, terkait, pendukung, pemasok, pembeli, dan dukungan kelembagaan. Langkah-langkah ini akan membuat industri menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan, mendukung ketahanan pangan nasional.
Sinergi Kebijakan Penyediaan Benih Unggul Kopi, Kelapa dan Mete untuk Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Ekspor Afandi, Frendy Ahmad; Feryanto
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 5 No 1 (2023): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0501.454-459

Abstract

Subsektor perkebunan menjadi tulang punggung perekonomian nasional (40 % dari PDB pertanian) karena menyerap tenaga kerja dan menyumbang devisa secara signifikan. Kebijakan penyediaan benih unggul berteknologi modern diperlukan untuk meremajakan tanaman perkebunan yang sudah tua agar meningkatkan daya saingnya. Validasi data dalam perumusan naksah kebijakan ini menggunakan metode in depth interview, FGD, observasi, dan rapat koordinasi yang disajikan secara kualitatif. Kebijakan pengembangan perbenihan tanaman perkebunan seperti kopi, kelapa, dan mete perlu dilakukan seperti kelapa sawit. Pilar sukses pengembangan pembibitan dilakukan dengan pemetaan kebutuhan pasar/industri, perancangan kebutuhan benih unggul, pemroduksian benih secara rutin, massal, serta mendekati lokasi penanaman. Selain itu diperlukan seleksi tanaman unggul untuk diperbanyak secara kultur jaringan dan menggunakan teknologi modern.
STRATEGI PERKEBUNAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI EUDR Afandi, Frendy; Suryaningtyas, Puspita; Feryanto
Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Vol 6 No 3 (2024): Policy Brief Pertanian, Kelautan dan Biosains Tropika
Publisher : Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agro-maritim.0603.922-928

Abstract

Salah satu dampak dari perubahan iklim adalah adanya perubahan tren perdagangan dunia yang menuntut adanya keberlanjutan yang ditandai dengan tuntutan non-deforestasi. Salah satu kebijakan terkait hal tersebut adalah EUDR yang menekankan pada 3 hal, yaitu adanya cut off date 31 Desember 2020, deforestation free, dan traceability (koordinat geolokasi). Kebijakan EUDR ini menjadi norm setting bagi negara-negara konsumen lainnya sehingga muncul adanya US Forest Act, UK Due Diligence, dan Green China. Oleh karenanya, Indonesia perlu menyiapkan sistem yang baik untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut sehingga kuantitas komoditas yang diekspor tetap terjaga dan dapat meningkatkan daya saingnya. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat negara-negara produsen lainnyapun terdampak kebijakan tersebut dan sudah menyiapkan sistem untuk menjawab tantangan tersebut. Jika Indonesia tidak segera menyiapkan sistem yang baik tersebut maka akan tertinggal dari negara-negara produsen lainnya yang lebih siap. Strategi pembangunan perkebunan berkelanjutan dalam menghadapi EUDR dilakukan dengan melakukan pendataan (untuk perkebunan dengan luasan <25 ha atau petani kecil dilakukan melalui e-stdb adapun untuk perkebunan dengan luasan >25 ha atau industri dilakukan dengan Siperibun) dan membangun National Dashboard. Pada tahap pertama pendataan yang diutamakan adalah komoditas perkebunan yang diekspor ke Eropa. Selanjutnya, dilakukan pendataan secara bertahap untuk menjawab tantangan yang ada.