Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia

PELATIHAN PENGEMBANGAN USAHA KEDAI KOPIKIPLI DENGAN MATRIKS QSPM Rousilita Suhendah; Michele Tjen; Devina Saputra
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i3.20498

Abstract

The phenomenon of the emergence of coffee shops in big cities and small towns occurs because of changes in people's eating and drinking patterns. Changes in eating and drinking patterns were originally at home and now turning outside the home. The easy entry barrier to business makes the coffee shop competition very tight. Kipli coffee shop carries a concept of a traditional coffee shop and feels the impact. That 30 percent decrease in sales was by the owner of this coffee shop, making the owner of the KopiKipli shop feel the need for a business development strategy. The use of digital technology that has not been optimal has made the marketing of food and beverage products yet to show results. Therefore, based on a survey conducted by the PKM team, the PKM team held business development training using the QSPM method. This QSPM method is a business development strategy derived from internal and external factors in the Kipli coffee shop business. The community service team held business development training with Kipli coffee shop owners. The three strategies are resulted it and implemented by the Kipli coffee shop. The three strategies are improving brand image, improving product quality and consistency of food-beverage taste, and expanding marketing using social media. The strategy to improve the brand image is targeting the right target consumers and the brand image of KopiKipli itself. Improving the quality of food and beverage products is carried out by maintaining the quality of the raw materials used and the taste of food products that have won customers' hearts. Social media will be used optimally as a medium of communication and marketing of food and beverage products. ABSTRAK: Fenomena munculnya kedai kopi di kota besar dan kota kecil terjadi karena perubahan pola makan dan minum masyarakat.  Perubahan pola makan dan minum  yang semula di rumah saat ini berubah menjadi di luar rumah. Entry barrier yang mudah untuk masuk ke jenis usaha ini, membuat terjadinya persaingan usaha kedai kopi yang amat ketat. Kedai kopiKipli sebagai salah satu UMKM yang mengusung konsep kedai kopi tradisional merasakan dampaknya. Terjadi penurunan penjualan sebesar 30% yang dirasakan oleh pemilik kedai kopi ini, membuat pemilik kedai KopiKipli merasakan perlunya ada strategi pengembangan usaha. Pemanfaatan teknologi digital yang belum optimal membuat pemasaran produk makanan dan minuman belum menunjukkan hasilnya. Oleh karena itu berdasarkan survey yang dilakukan oleh tim PKM , maka tim PKM mengadakan pelatihan pengembangan usaha dengan metode QSPM. Metode QSPM ini adalah suatu strategi pengembangan usaha yang dipilih dari berbagai strategi yang diturunkan dari faktor internal dan eksternal yang ada pada usaha kedai kopiKipli. Kegiatan pelatihan pengembangan usaha yang dilakukan oleh tim PKM bersama dengan pemilik kedai kopiKipli menghasilkan tiga strategi yang dapat diimplementasikan oleh kedai kopiKipli. Ketiga strategi itu adalah meningkatkan brand image, meningkatkan kualitas produk makanan-minuman serta konsistensi rasa dan memperluas pemasaran dengan menggunakan media sosial. Strategi meningkatkan brand image dilakukan dengan membidik target konsumen yang tepat, dan citra image kopiKipli itu sendiri. Peningkatan kualitas produk makanan dan minuman dilakukan dengan menjaga kualitas bahan baku yang digunakan serta mempertahankan rasa produk makanan  yang sudah mendapatkan hati pelanggan. Media sosial akan dioptimalkan sebagai media komunikasi dan pemasaran produk makanan dan minuman.
PELATIHAN PENGEMBANGAN USAHA KEDAI KOPIKIPLI DENGAN MATRIKS QSPM Rousilita Suhendah; Michele Tjen; Devina Saputra
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i3.20498

Abstract

The phenomenon of the emergence of coffee shops in big cities and small towns occurs because of changes in people's eating and drinking patterns. Changes in eating and drinking patterns were originally at home and now turning outside the home. The easy entry barrier to business makes the coffee shop competition very tight. Kipli coffee shop carries a concept of a traditional coffee shop and feels the impact. That 30 percent decrease in sales was by the owner of this coffee shop, making the owner of the KopiKipli shop feel the need for a business development strategy. The use of digital technology that has not been optimal has made the marketing of food and beverage products yet to show results. Therefore, based on a survey conducted by the PKM team, the PKM team held business development training using the QSPM method. This QSPM method is a business development strategy derived from internal and external factors in the Kipli coffee shop business. The community service team held business development training with Kipli coffee shop owners. The three strategies are resulted it and implemented by the Kipli coffee shop. The three strategies are improving brand image, improving product quality and consistency of food-beverage taste, and expanding marketing using social media. The strategy to improve the brand image is targeting the right target consumers and the brand image of KopiKipli itself. Improving the quality of food and beverage products is carried out by maintaining the quality of the raw materials used and the taste of food products that have won customers' hearts. Social media will be used optimally as a medium of communication and marketing of food and beverage products. ABSTRAK: Fenomena munculnya kedai kopi di kota besar dan kota kecil terjadi karena perubahan pola makan dan minum masyarakat.  Perubahan pola makan dan minum  yang semula di rumah saat ini berubah menjadi di luar rumah. Entry barrier yang mudah untuk masuk ke jenis usaha ini, membuat terjadinya persaingan usaha kedai kopi yang amat ketat. Kedai kopiKipli sebagai salah satu UMKM yang mengusung konsep kedai kopi tradisional merasakan dampaknya. Terjadi penurunan penjualan sebesar 30% yang dirasakan oleh pemilik kedai kopi ini, membuat pemilik kedai KopiKipli merasakan perlunya ada strategi pengembangan usaha. Pemanfaatan teknologi digital yang belum optimal membuat pemasaran produk makanan dan minuman belum menunjukkan hasilnya. Oleh karena itu berdasarkan survey yang dilakukan oleh tim PKM , maka tim PKM mengadakan pelatihan pengembangan usaha dengan metode QSPM. Metode QSPM ini adalah suatu strategi pengembangan usaha yang dipilih dari berbagai strategi yang diturunkan dari faktor internal dan eksternal yang ada pada usaha kedai kopiKipli. Kegiatan pelatihan pengembangan usaha yang dilakukan oleh tim PKM bersama dengan pemilik kedai kopiKipli menghasilkan tiga strategi yang dapat diimplementasikan oleh kedai kopiKipli. Ketiga strategi itu adalah meningkatkan brand image, meningkatkan kualitas produk makanan-minuman serta konsistensi rasa dan memperluas pemasaran dengan menggunakan media sosial. Strategi meningkatkan brand image dilakukan dengan membidik target konsumen yang tepat, dan citra image kopiKipli itu sendiri. Peningkatan kualitas produk makanan dan minuman dilakukan dengan menjaga kualitas bahan baku yang digunakan serta mempertahankan rasa produk makanan  yang sudah mendapatkan hati pelanggan. Media sosial akan dioptimalkan sebagai media komunikasi dan pemasaran produk makanan dan minuman.
PELATIHAN PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI KUE KERING UMKM MIKKOOKIES Rousilita Suhendah; kelvin; Callista Vieoletta
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v6i2.23759

Abstract

The home industry of pastries as part of micro, small, and medium enterprises is in more demand today because it can increase income for them because many people have liked pastry as a snack or dish for some time. However, many MSME owners do not understand the calculation and determination of the cost of production for each cookie they produce. They only set the manufacturing cost based on more money spent buying raw materials. This results in manufacturing costs and the cost of goods manufactured set to be lower than the calculation of production costs and cost of goods manufactured according to cost accounting. The imposition of a low cost of production can result in calculating profits that are too large. Some MSMEs may think they can earn large profits, but it is false. If this continues to happen, it could disrupt the continuity of themselves. The training on determining the cost of production carried out by the Community Service team at UMKM Mikkookies in Bogor found differences in the manufacturing costs according to MSME and cost accounting. MSMEs set the cost of production of pastries per jar at IDR 39,375, whereas according to accounting, the cost of production should have been IDR. 51,844. This difference occurs because the calculation of production costs does not include labor costs and factory overhead costs. After this training, MSME owners can calculate the cost of good manufacture so that our team of Community Service can carry out properly. ABSTRAK Home industri kue kering sebagai bagian dari usaha mikro kecil dan menengah banyak diminati saat ini karena usaha ini dapat meningkatkan pendapatan bagi pemilik usahanya karena banyak orang menyukai kue kering sebagai kudapan atau hidangan untuk saat-saat tertentu. Namun banyak pemilik UMKM ini yang belum memahami perhitungan dan penetapan harga pokok produksi untuk setiap kue kering yang diproduksinya. Pemilik UMKM ini hanya menetapkan harga pokok produksi berdasarkan jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku kue. Ini mengakibatkan biaya produksi dan harga pokok produksi yang ditetapkan menjadi lebih rendah, daripada perhitungan biaya produksi dan harga pokok produksi menurut akuntansi biaya. Pembebanan harga pokok produksi yang rendah ini dapat mengakibatkan perhitungan laba yang terlalu besar. Sebagian UMKM  mungkin beranggapan bahwa UMKM dapat memperoleh laba yang besar, namun kenyataannya berkebalikan dengan yang sebenarnya terjadi. Jika ini terus terjadi maka di masa depan dapat mengganggu kelangsungan UMKM itu sendiri. Pelatihan penetapan harga pokok produksi yang dilakukan oleh tim PKM di UMKM Mikkookies di Bogor menemukan ada perbedaan dalam perhitungan biaya produksi menurut akuntansi dan perhitungan UMKM. UMKM menetapkan harga pokok produksi kue kering per toples sebesar Rp.39.375, sedangkan menurut akuntansi seharusnya harga pokok produksi sebesar Rp. 51.844. Perbedaan ini terjadi karena perhitungan biaya produksi tidak memasukkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Setelah dilakukannya pelatihan ini, maka pemilik UMKM dapat mengerti perhitungan harga pokok produksi yang benar sehingga tujuan pelaksanaan kegiatan PKM pun dapat terlaksana dengan baik.
PELATIHAN PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI KUE KERING UMKM MIKKOOKIES Rousilita Suhendah; kelvin; Callista Vieoletta
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v6i2.23759

Abstract

The home industry of pastries as part of micro, small, and medium enterprises is in more demand today because it can increase income for them because many people have liked pastry as a snack or dish for some time. However, many MSME owners do not understand the calculation and determination of the cost of production for each cookie they produce. They only set the manufacturing cost based on more money spent buying raw materials. This results in manufacturing costs and the cost of goods manufactured set to be lower than the calculation of production costs and cost of goods manufactured according to cost accounting. The imposition of a low cost of production can result in calculating profits that are too large. Some MSMEs may think they can earn large profits, but it is false. If this continues to happen, it could disrupt the continuity of themselves. The training on determining the cost of production carried out by the Community Service team at UMKM Mikkookies in Bogor found differences in the manufacturing costs according to MSME and cost accounting. MSMEs set the cost of production of pastries per jar at IDR 39,375, whereas according to accounting, the cost of production should have been IDR. 51,844. This difference occurs because the calculation of production costs does not include labor costs and factory overhead costs. After this training, MSME owners can calculate the cost of good manufacture so that our team of Community Service can carry out properly. ABSTRAK Home industri kue kering sebagai bagian dari usaha mikro kecil dan menengah banyak diminati saat ini karena usaha ini dapat meningkatkan pendapatan bagi pemilik usahanya karena banyak orang menyukai kue kering sebagai kudapan atau hidangan untuk saat-saat tertentu. Namun banyak pemilik UMKM ini yang belum memahami perhitungan dan penetapan harga pokok produksi untuk setiap kue kering yang diproduksinya. Pemilik UMKM ini hanya menetapkan harga pokok produksi berdasarkan jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku kue. Ini mengakibatkan biaya produksi dan harga pokok produksi yang ditetapkan menjadi lebih rendah, daripada perhitungan biaya produksi dan harga pokok produksi menurut akuntansi biaya. Pembebanan harga pokok produksi yang rendah ini dapat mengakibatkan perhitungan laba yang terlalu besar. Sebagian UMKM  mungkin beranggapan bahwa UMKM dapat memperoleh laba yang besar, namun kenyataannya berkebalikan dengan yang sebenarnya terjadi. Jika ini terus terjadi maka di masa depan dapat mengganggu kelangsungan UMKM itu sendiri. Pelatihan penetapan harga pokok produksi yang dilakukan oleh tim PKM di UMKM Mikkookies di Bogor menemukan ada perbedaan dalam perhitungan biaya produksi menurut akuntansi dan perhitungan UMKM. UMKM menetapkan harga pokok produksi kue kering per toples sebesar Rp.39.375, sedangkan menurut akuntansi seharusnya harga pokok produksi sebesar Rp. 51.844. Perbedaan ini terjadi karena perhitungan biaya produksi tidak memasukkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Setelah dilakukannya pelatihan ini, maka pemilik UMKM dapat mengerti perhitungan harga pokok produksi yang benar sehingga tujuan pelaksanaan kegiatan PKM pun dapat terlaksana dengan baik.
PELATIHAN PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI KUE KERING UMKM MIKKOOKIES Rousilita Suhendah; kelvin; Callista Vieoletta
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v6i2.23759

Abstract

The home industry of pastries as part of micro, small, and medium enterprises is in more demand today because it can increase income for them because many people have liked pastry as a snack or dish for some time. However, many MSME owners do not understand the calculation and determination of the cost of production for each cookie they produce. They only set the manufacturing cost based on more money spent buying raw materials. This results in manufacturing costs and the cost of goods manufactured set to be lower than the calculation of production costs and cost of goods manufactured according to cost accounting. The imposition of a low cost of production can result in calculating profits that are too large. Some MSMEs may think they can earn large profits, but it is false. If this continues to happen, it could disrupt the continuity of themselves. The training on determining the cost of production carried out by the Community Service team at UMKM Mikkookies in Bogor found differences in the manufacturing costs according to MSME and cost accounting. MSMEs set the cost of production of pastries per jar at IDR 39,375, whereas according to accounting, the cost of production should have been IDR. 51,844. This difference occurs because the calculation of production costs does not include labor costs and factory overhead costs. After this training, MSME owners can calculate the cost of good manufacture so that our team of Community Service can carry out properly. ABSTRAK Home industri kue kering sebagai bagian dari usaha mikro kecil dan menengah banyak diminati saat ini karena usaha ini dapat meningkatkan pendapatan bagi pemilik usahanya karena banyak orang menyukai kue kering sebagai kudapan atau hidangan untuk saat-saat tertentu. Namun banyak pemilik UMKM ini yang belum memahami perhitungan dan penetapan harga pokok produksi untuk setiap kue kering yang diproduksinya. Pemilik UMKM ini hanya menetapkan harga pokok produksi berdasarkan jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku kue. Ini mengakibatkan biaya produksi dan harga pokok produksi yang ditetapkan menjadi lebih rendah, daripada perhitungan biaya produksi dan harga pokok produksi menurut akuntansi biaya. Pembebanan harga pokok produksi yang rendah ini dapat mengakibatkan perhitungan laba yang terlalu besar. Sebagian UMKM  mungkin beranggapan bahwa UMKM dapat memperoleh laba yang besar, namun kenyataannya berkebalikan dengan yang sebenarnya terjadi. Jika ini terus terjadi maka di masa depan dapat mengganggu kelangsungan UMKM itu sendiri. Pelatihan penetapan harga pokok produksi yang dilakukan oleh tim PKM di UMKM Mikkookies di Bogor menemukan ada perbedaan dalam perhitungan biaya produksi menurut akuntansi dan perhitungan UMKM. UMKM menetapkan harga pokok produksi kue kering per toples sebesar Rp.39.375, sedangkan menurut akuntansi seharusnya harga pokok produksi sebesar Rp. 51.844. Perbedaan ini terjadi karena perhitungan biaya produksi tidak memasukkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Setelah dilakukannya pelatihan ini, maka pemilik UMKM dapat mengerti perhitungan harga pokok produksi yang benar sehingga tujuan pelaksanaan kegiatan PKM pun dapat terlaksana dengan baik.
PENERAPAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI JURNAL PENYESUAIAN Suhendah, Rousilita; Lie, irene kim; widjaja, karen
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v7i1.27359

Abstract

Adjusting entries is the more hardly accounting materials. High school students need a high level of understanding mastering this material. Adjusting entries is related to preparing work balance sheets and financial reports. Therefore, the team carried out training activities regarding adjusting entries. This training can increase high school students' understanding of adjustment journal material, so high school students are  be able to apply this material to make financial reports. The team will provide training method on adjusted journal materials using the drill learning method. This drill learning method will divided into several stages. The first stage is giving a pretest, where high school students will get a pretest to see their initial understanding of adjusting journals. The next step is to provide teach on adjustment journal material, and ends with giving a posttest. The average pretest score was 44.54, and the posttest was 86.36. It means that the Adjustment Journal training using the Drill method shows that there is an increase in the understanding and abilities of the students participating in the training before and after learning to use the drill method. Accounting is  very difficul subject because this subject is a cycle that relates one material to another. It means that teaching strategies and methods are needed that are appropriate to the circumstances in providing accounting material to students. This activity focuses on applying the drill learning method and adjusting journal accounting to students. The drill method is a teaching method that involves conducting repeated exercises with intensive focus. ABSTRAK Jurnal penyesuaian adalah materi akuntansi yang tersulit. Siswa-siswi SMA memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi dalam menguasai materi ini. Jurnal penyesuaian berkaitan dengan penyusunan neraca kerja dan laporan keuangan. Oleh karena itu, tim PKM melakukan kegiatan pelatihan mengenai jurnal penyesuaian. Pelatihan ini dapat memperluas  pengetahuan siswa SMA terhadap konten jurnal penyesuaian, sehingga siswa SMA mampu menerapkan materi tersebut untuk membuat laporan keuangan. Tim PKM akan memberikan pelatihan materi jurnal penyesuaian dengan metode pembelajaran drill. Metode pembelajaran drill ini akan dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah pemberian pretest, dimana siswa SMA akan mendapatkan pretest untuk melihat pemahaman awal mengenai jurnal penyesuaian. Langkah selanjutnya adalah memberikan pengajaran materi jurnal penyesuaian, dan diakhiri dengan pemberian posttest. Rata-rata nilai pretest adalah 44,54 dan nilai posttest 86,36. Ini berarti metode kegiatan pengabdian kepada Masyarakat adalah berupa pelatihan untuk materi Jurnal Penyesuaian dengan metode Drill menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan kemampuan siswa yang mengikuti pelatihan sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode Drill. Akuntansi adalah topik  yang sangat sulit karena merupakan suatu siklus yang menghubungkan topik yang satu dengan topik yang lain. Artinya diperlukan strategi dan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan dalam memberikan materi akuntansi kepada siswa. Kegiatan ini fokus pada penerapan metode drill pada pembelajaran  akuntansi jurnal penyesuaian akuntansi jurnal kepada siswa. Metode drill adalah metode pengajaran yang melibatkan pelaksanaan latihan berulang-ulang dengan fokus yang intensif.