Moch. Sony Fauzi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : El-HARAKAH : Jurnal Budaya Islam

Pendidikan Islam dan Kerukunan: Sebuah Refleksi terhadap Konflik antar Pemeluk Agama di Indonesia Moch. Sony Fauzi
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 8, No 2 (2006): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.227 KB) | DOI: 10.18860/el.v8i2.4750

Abstract

Education is a process of individual continuously learning and adaptation to the cultural values and social ideals. Education is a comprehensive process including all the aspects of life to prepare them to be able to face all the challenges. Considering the definition, we will see how dominant the aspects of human life style management in order to be in accordance with the universe are. An education process is expected to produce tolerance, egalitarianism, and skills to actualize one's self in the constellation of human life dynamics. It is also expected to produce peace and harmony as a part of ideal community with the educated people as the members. It means that the education process is considered failed if it produces totalitarian cannibalism that can easily arouse conflicts among people. Therefore, the understanding of an ideal Islamic education that is accommodative to the values of plurality and brotherhood among people should emerge. Finally, the values can be the source of aspiration in rearranging the religious concept of this nation to regain the peace that has once been disappeared because of the conflict among the religious communities, through education Pendidikan adalah proses individu yang terus belajar dan beradaptasi dengan nilai budaya dan cita-cita sosial. Pendidikan adalah proses yang komprehensif termasuk semua aspek kehidupan untuk mempersiapkan mereka untuk dapat menghadapi semua tantangan. Dengan mempertimbangkan definisinya, kita akan melihat betapa dominannya aspek manajemen gaya hidup manusia agar sesuai dengan alam semesta tersebut. Proses pendidikan diharapkan bisa menghasilkan toleransi, egalitarianisme, dan keterampilan untuk mengaktualisasikan diri seseorang dalam konvergensi dinamika kehidupan manusia. Hal ini juga diharapkan dapat menghasilkan kedamaian dan harmoni sebagai bagian dari komunitas ideal dengan orang-orang terpelajar sebagai anggotanya. Artinya, proses pendidikan dianggap gagal jika menghasilkan kanibalisme totaliter yang bisa dengan mudah menimbulkan konflik antar manusia. Oleh karena itu, pemahaman tentang pendidikan Islam ideal yang akomodatif terhadap nilai pluralitas dan persaudaraan antarmanusia diharapkan muncul. Akhirnya, nilai-nilai bisa menjadi sumber aspirasi dalam menata ulang konsep religius bangsa ini untuk mendapatkan kembali kedamaian yang dulunya lenyap karena konflik antar umat beragama, melalui pendidikan.
Kekerasan terhadap Wanita: Sebuah Fenomena Sosial Keagamaan Moch. Sony Fauzi
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 3, No 1 (2001): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.223 KB) | DOI: 10.18860/el.v3i1.4684

Abstract

Violence against women is actually a phenomenon which in its study has a long historical aspect, this is considering the high level of repatriation in the world history stage. History ink is always faithful to write events after event, war for the battle in which is full of violence against women. This paper describes the position of women from different perspectives and theology of Islam. Furthermore, this paper discusses violence against women in religious social phenomena. With our shared understanding that violence against women can be approached by observing the religious understanding of the perpetrators of violence, then the search for a solution to the social problem can begin with the rearrangement of our religious beliefs in particular how religion actually views gender. Kekerasan terhadap wanita sebenarnya merupakan sebuah fenomena yang dalam kajiannya mempunyai aspek kesejarahan yang panjang, hal ini mengingat tingginya tingkat keterulangannya dalam pentas sejarah dunia. Tinta sejarah senantiasa setia menuliskan peristiwa demi peristiwa, peperangan demi peperangan yang di dalamnya sarat dengan praktek kekerasan terhadap wanita. Tulisan ini menjabarkan kedudukan wanita dari beragam perspektif dan teologi Islam. Lebih lanjut, tulisan ini membahas mengenai kekerasan terhadap wanita dalam fenomena sosial keagamaan. Dengan pemahaman kita bersama, bahwa kekerasan terhadap wanita bisa didekati dengan mengamati pemahaman agama dari pelaku kekerasan tadi, maka pal­ing tidak pencarian solusi bagi problem sosial itu bisa kita mulai dari penataan kembali .pemahaman agama kita khususnya bagaimana sebenarnya agama memandang tentang gender.
Kekerasan terhadap Wanita: Sebuah Fenomena Sosial Keagamaan Fauzi, Moch. Sony
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 3, No 1 (2001): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/el.v3i1.4684

Abstract

Violence against women is actually a phenomenon which in its study has a long historical aspect, this is considering the high level of repatriation in the world history stage. History ink is always faithful to write events after event, war for the battle in which is full of violence against women. This paper describes the position of women from different perspectives and theology of Islam. Furthermore, this paper discusses violence against women in religious social phenomena. With our shared understanding that violence against women can be approached by observing the religious understanding of the perpetrators of violence, then the search for a solution to the social problem can begin with the rearrangement of our religious beliefs in particular how religion actually views gender. Kekerasan terhadap wanita sebenarnya merupakan sebuah fenomena yang dalam kajiannya mempunyai aspek kesejarahan yang panjang, hal ini mengingat tingginya tingkat keterulangannya dalam pentas sejarah dunia. Tinta sejarah senantiasa setia menuliskan peristiwa demi peristiwa, peperangan demi peperangan yang di dalamnya sarat dengan praktek kekerasan terhadap wanita. Tulisan ini menjabarkan kedudukan wanita dari beragam perspektif dan teologi Islam. Lebih lanjut, tulisan ini membahas mengenai kekerasan terhadap wanita dalam fenomena sosial keagamaan. Dengan pemahaman kita bersama, bahwa kekerasan terhadap wanita bisa didekati dengan mengamati pemahaman agama dari pelaku kekerasan tadi, maka pal­ing tidak pencarian solusi bagi problem sosial itu bisa kita mulai dari penataan kembali .pemahaman agama kita khususnya bagaimana sebenarnya agama memandang tentang gender.
Pendidikan Islam dan Kerukunan: Sebuah Refleksi terhadap Konflik antar Pemeluk Agama di Indonesia Fauzi, Moch. Sony
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 8, No 2 (2006): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/el.v8i2.4750

Abstract

Education is a process of individual continuously learning and adaptation to the cultural values and social ideals. Education is a comprehensive process including all the aspects of life to prepare them to be able to face all the challenges. Considering the definition, we will see how dominant the aspects of human life style management in order to be in accordance with the universe are. An education process is expected to produce tolerance, egalitarianism, and skills to actualize one's self in the constellation of human life dynamics. It is also expected to produce peace and harmony as a part of ideal community with the educated people as the members. It means that the education process is considered failed if it produces totalitarian cannibalism that can easily arouse conflicts among people. Therefore, the understanding of an ideal Islamic education that is accommodative to the values of plurality and brotherhood among people should emerge. Finally, the values can be the source of aspiration in rearranging the religious concept of this nation to regain the peace that has once been disappeared because of the conflict among the religious communities, through education. Pendidikan adalah proses individu yang terus belajar dan beradaptasi dengan nilai budaya dan cita-cita sosial. Pendidikan adalah proses yang komprehensif termasuk semua aspek kehidupan untuk mempersiapkan mereka untuk dapat menghadapi semua tantangan. Dengan mempertimbangkan definisinya, kita akan melihat betapa dominannya aspek manajemen gaya hidup manusia agar sesuai dengan alam semesta tersebut. Proses pendidikan diharapkan bisa menghasilkan toleransi, egalitarianisme, dan keterampilan untuk mengaktualisasikan diri seseorang dalam konvergensi dinamika kehidupan manusia. Hal ini juga diharapkan dapat menghasilkan kedamaian dan harmoni sebagai bagian dari komunitas ideal dengan orang-orang terpelajar sebagai anggotanya. Artinya, proses pendidikan dianggap gagal jika menghasilkan kanibalisme totaliter yang bisa dengan mudah menimbulkan konflik antar manusia. Oleh karena itu, pemahaman tentang pendidikan Islam ideal yang akomodatif terhadap nilai pluralitas dan persaudaraan antarmanusia diharapkan muncul. Akhirnya, nilai-nilai bisa menjadi sumber aspirasi dalam menata ulang konsep religius bangsa ini untuk mendapatkan kembali kedamaian yang dulunya lenyap karena konflik antar umat beragama, melalui pendidikan.