Puncak kejayaannya pendidikan Islam pada masa Abbasiyah dan Umayah, sejarah mengatakn bahwa ini tidak terlepas dari keberhasilan para pakar pendidikan dimasa itu. Bukti dari keberhasilan tersebut telah dapat dirasakan oleh umat Islam dalam berbagai bidang dan juga merupakan cikal bakal munculnya pencerahan di dunia eropa. Madrasah Nizhamiyah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berdiri pada tahun 457-459 H/1065 M (Abad IV) pendiri madrasah Nizhamiyah adalah Nizham al-Mulk dari Dinasti Saljuk. Madrasah Nizhamiyah merupakan madrasah yang pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah. Madrasah Nizham al-Mulk diberi nama Nizhamiyah dan termasyhur di seluruh dunia di antaranya madrasah tersebut yang terkenal dan terpenting adalah Nizhamiyah di Baghdad (selain madrasah Balkh, Naisabur, Jarat, Ashfahan, Basrah, Marw, Mausul, dan lain-lain). Madrasah Nizhamiyah itu setara dengan fakultas-fakultas atau perguruan tinggi sekarang, perlu kita ketahui bahwa gurunya adalah ulama besar yang termasyhur. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dunia Islam abad pertengahan, setidaknya didukung oleh adanya kekuatan sistem pendidikan yang integral dan dinamis. Dengan proses kelembagaan ini, pendidikan Islam mampu menghasilkan cendekiawan-cendekiawan besar di segala bidang keilmuan. Sesungguhnya kekuatan dan perkembangan pendidikan Islam abad pertengahan itu karena kebebasan ilmiah yang sangat berkembang sehingga sangat diperlukan sebuah perpustakaan yang sangat memadai, karena yang demikian kondusif bagi pengembangan peradaban umat manusia yang masih terbungkus dengan akhlak islamiyah sangat diperhatikan baik oleh guru maupun oleh muridnya. Manusia tidak akan dapat berkembang dan mengembangkan kebudayaannya secara sempurna bilamana tidak ditunjang oleh pendidikan. Selanjutnya, kurikulum madrasah di era Nizam Al- Mulk ini berpusat pada Al-Qur’an, yang meliputi membaca, menghafal dan menulis, sastra arab, sejarah nabi Muhammad SAW, dan berhitung, dengan menitik beratkan pada mazhab Syafi’i dan sistem teologi Asy’ariyah. Ilmu filsafat sendiri tidak dimasukkan sebagai bagian dalam kurikulum pada masa ini.