Sintia Kareri Laki
Fakultas Teknik, Universitas Tunas Pembangunan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SISTEM OPERASIONAL BENDUNG BARAN DITINJAU DARI KETERSEDIAAN AIR Paska Wijayanti; Reki Arbianto; Sintia Kareri Laki
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 29 No. 2 (2024): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v29i2.3485

Abstract

Sebagian besar penduduk Indonesia bergantung pada pertanian sebagai sumber pangan, ketersediaan air irigasi dari suatu bendung dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan sektor pertanian serta menentukan tingkat ekonomi nasional. Bendung Baran mengairi daerah irigasi (D.I) dengan luas area 179 ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem operasi Bendung Baran terhadap ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi. Metode yang digunakan yaitu metode FJ.Mock untuk menghitung ketersediaan air, metode KP-01 untuk menghitung kebutuhan air irigasi, dan metode imbangan air untuk menghitung simulasi operasi. Data hujan yang digunakan adalah Stasiun Waduk Cengklik selama 10 tahun (2013-2022), data klimatologi, data teknis Bendung Baran, dan skema/layout jaringan irigasi. Hasil perhitungan ketersediaan air mampu melayani kebutuhan air irigasi dengan debit bulanan rerata sebesar 2,73 m3/detik, dimana debit terbesar dibulan Januari sebesar 5,495 m3/detik dan debit terendah dibulan Agustus sebesar 0,93 m3/detik. Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi menunjukkan debit rerata bulanan sebesar 0,44 m3/detik, dimana debit terbesar diperoleh sebesar 0,60 m3/detik pada periode kedua bulan Juni dan debit terendah diperoleh sebesar 0,21 m3/detik yaitu pada periode pertama bulan Maret. Hasil perhitungan simulasi operasi Bendung Baran menunjukkan ketersedian air dan kebutuhan air irigasi pada masa tanam padi tidak memenuhi pada bulan Juli dan Agustus. Hal ini dikarenakan minimnya curah hujan, terdapat beberapa jaringan irigasi yang rusak, dan adanya penimbunan sampah, sehingga hasil perhitungan perubahan volume tampungan ditambah dengan volume tampungan awal Bendung Baran berada dibawah tampungan minimum Bendung Baran.