Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Komunikasi Esensi Daruna

Studi Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua di Youtube Kompas TV Purba, Arta Elisabeth
Jurnal Komunikasi Esensi Daruna Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Komunikasi Esensi Daruna
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55886/daruna.v1i1.510

Abstract

Perkembangan internet mendorong berbagai organisasi media, termasuk KompasTV untuk melakukan konvergensi dengan memanfaatkan platform kanal Youtube untuk menjangkau khalayaknya secara cepat dan masif. Pemberitaan di kanal Youtube Kompas TV selalu menyajikan informasi-informasi menarik terkini sehingga menjadi perbincangan publik. Salah satunya adalah kasus Ferdi Sambo yang menjadi perbincangan hangat sejak Juli 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan model dimensi studi kasus yang berfokus pada pengembangan analisis mendalam terhadap satu kasus yaitu kasus Ferdi Sambo yang menarik perhatian publik sejak Juli 2022. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui agenda setting kasus kematian Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat Brigadir J oleh atasannya Irjen Ferdy Sambo. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa media berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan khalayak.
Studi Deskriptif Jurnalisme Inklusi Pada Peliputan Putri Ariani di Detik.com Purba, Arta Elisabeth
Jurnal Komunikasi Esensi Daruna Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Komunikasi Esensi Daruna
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55886/daruna.v2i1.668

Abstract

Media menerapkan jurnalisme inklusif untuk meliput kelompok rentan. Difabel diliput media dan tidak jarang menjadi objek dalam pemberitaan. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan studi deskritif terhadap pemberitaan mengenai Putri Ariani yang terdapat di media daring Detik.com. Terdapat 184 berita yang dikumpulkan dari tanggal 7 Juni sampai 26 Juli 2023. Hasilnya adalah berita yang ditulis di Detik.com kurang mengobjekkan Putri Ariani sebagai Difabel. Terdapat 134 berita tidak berisi pernyataan tentang difabel dan hanya 50 berita yang mengungkapkan Putri Ariani adalah tunanetra. Terdapat 41 berita digambarkan dengan tema belas kasih dan 143 berita berisi tentang prestasi Putri Ariani. Umumnya informasi tentang Putri Ariani adalah informasi tentang kebudayaan yang terdiri dari 135 berita, 11 berita berkaitan dengan ekonomi, 35 berita berkaitan dengan pendidikan, 3 berita berkaitan dengan politik, dan 2 berita berkaitan dengan kehidupan sosial. Dengan demikian pemberitaan tentang Putri Ariani dalam media daring Detik.com telah menerapkan jurnalisme inklusi terhadap difabel. The media applies inclusive journalism to cover vulnerable groups. Disabled people are covered by the media and often become objects in the news. This research was conducted qualitatively using a descriptive study approach to the news about Putri Ariani in the online media Detik.com. There were 184 pieces of news collected from June 7 to July 26 2023. The result was that the news written on Detik.com did not objectify Putri Ariani as a disabled person. There were 134 news stories that did not contain statements about disabilities and only 50 news stories that revealed Princess Ariani was blind. There are 41 stories with the theme of compassion and 143 stories about Princess Ariani's achievements. Generally, information about Putri Ariani is information about culture which consists of 135 news, 11 news related to the economy, 35 news related to education, 3 news related to politics, and 2 news related to social life. Thus the news about Putri Ariani in the online media Detik.com has implemented inclusive journalism for people with disabilities.
Pembingkaian TVRI Terhadap Gaya Hidup Flexing ASN Irfan, Fauzan Nur; Purba, Arta Elisabeth
Jurnal Komunikasi Esensi Daruna Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Komunikasi Esensi Daruna (Special Issue)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55886/daruna.v2i3.813

Abstract

Fenomena pamer harta di kalangan masyarakat umum bahkan pejabat negara tengah ramai diperbincangkan di media sosial dan menjadi keresahan masyarakat Indonesia. Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai media massa menyajikan berita terkini terkait pamer harta yang menjadi topik hangat pada Februari 2023. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pembingkaian berita yang disajikan oleh TVRI. Pembingkaian untuk mengetahui atau cara pandang wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita berdasarkan kepentingan media. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, menggunakan analisis framing model Robert N. Entman. Hasil penelitian menunjukan TVRI sebagai media di bawah pemerintah memiliki pengaruh terhadap pembingkaian berita yang disajikan yakni tidak kritis mengungkapkan pelaku pamer harta oleh pejabat ASN. Hal ini ditunjukkan dari narasumber yang tidak berimbang karena tidak menghadirkan narasumber yang kontra terhadap pelaku pamer harta. The phenomenon of showing off wealth among the general public and even state officials is being discussed on social media and has become a concern for the Indonesian people. Televisi Republik Indonesia (TVRI) as a mass media presents the latest news related to showing off wealth which became a hot topic in February 2023. This research aims to analyze the framing of news presented by TVRI. Framing to find out or how journalists view when selecting issues and writing news based on media interests. The research method used is qualitative with a descriptive approach, using the Robert N. Entman framing analysis model. The results showed that TVRI as a media under the government had an influence on the framing of the news presented, the news presented did not critically ask the perpetrators of showing off wealth by the officials concerned, as the invited sources tended to be unbalanced without presenting sources who were against showing off wealth.
Pemaknaan Perilaku Otoriter Chef Juna Pada Program MasterChef Indonesia Season 10 Episode 11 Maret 2023 Prasetiyanto, Rizki Kusuma; Purba, Arta Elisabeth
Jurnal Komunikasi Esensi Daruna Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Komunikasi Esensi Daruna
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55886/daruna.v3i1.875

Abstract

Program MasterChef Indonesia merupakan program unggulan yang memiliki genre reality show berupa kompetisi memasak. Chef Juna menjadi sorotan utama sebagai salah satu juri yang mengkritisi dan menilai keterampilan kontestan dalam memasak dengan tajam. Dalam beberapa kasus tertentu, gaya komunikasi Chef Juna di dalam Program MasterChef Indonesia menimbulkan kontroversi dan terjadi di kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui representasi otoriterianisme Chef Juna pada program Masterchef Indonesia season 10 episode 11 Maret 2023. Analisis semiotika merupakan metode yang digunakan dalam penelitain untuk mengetahui representasi otoriterianisme Chef Juna pada program Masterchef Indonesia season 10 episode 11 Maret 2023. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Hasil penelitian menunjukkan Chef Juna Rorimpandey mencerminkan sifat otoritarianisme sebagai seorang juri. Tatapan mata yang tajam dan ekspresi wajahnya yang intens seringkali menunjukkan perasaan marah, ketegasan, atau kritikan yang kuat terhadap masakan yang dinilai. MasterChef Indonesia is a flagship program in the genre of reality show in the form of a cooking competition. Chef Juna is in the spotlight as one of the judges who criticizes and sharply assesses the contestants' ability to cook. In certain cases, Chef Juna's communication style in the MasterChef Indonesia program caused controversy and occurred among the public. This study aims to determine the representation of Chef Juna's authoritarianism in Masterchef Indonesia season 10 episode March 11, 2023. Semiotic analysis is a method used in research to find out the representation of Chef Juna's authoritarianism in the Masterchef Indonesia season 10 episode 11 March 2023 program. The research method used is qualitative research with a descriptive approach using Charles Sanders Pierce's semiotic analysis. The results showed that Chef Juna Rorimpandey reflects authoritarianism as a judge. His sharp eyes and intense facial expressions often show strong feelings of anger, firmness, or criticism towards the judged dishes.
Framing Kompas TV Mengenai Dinasti Politik Dalam Program Acara ‘Rosi’ Kompas TV Pada Episode ‘Politik Uhuy Komeng Damayanti, Erza; Purba, Arta Elisabeth
Jurnal Komunikasi Esensi Daruna Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Komunikasi Esensi Daruna
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55886/daruna.v3i2.933

Abstract

Penelitian ini meneliti tentang framing Kompas TV mengenai dinasti politik dalam program acara Rosi Kompas TV pada episode ‘Politik Uhuy Komeng’. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana framing Kompas TV terhadap dinasti politik dalam membentuk opini publik. Sebagai landasan dalam penelitian ini terdapat beberapa teori yang digunakan yaitu analisis framing Robert N.Entman, teori dinasti politik, teori komunikasi politik dan kampanye politik. Objek penelitian ini mengenai dinasti politik pada program ‘Rosi’ Kompas TV pada episode “Politik Uhuy Komeng”. Metode penelitiannya adalah kualitatif dengan analisis framing Robert N.Entman untuk mengetahui bagaimana pembingkaian Kompas TV terhadap dinasti politik. Sumber data primer berupa catatan peneliti melalui transkrip dokumentasi tayangan program Rosi episode “Politik Uhuy Komeng”. Sumber data sekunder adalah teori dan studi pustaka terkait dari buku, jurnal, literatur dan sumber internet. Tahapan metode penelitian diawali pengumpulan data, triangulasi data, analisis data, penyajian dan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan bahwa analisis framing Robert N.Entman berupa define problems (pendefinisian masalah), diagnose causes (sumber masalah), make moral judgement (membuat Keputusan moral), dan treatment recommendations (penyelesaian masalah) mengenai dinasti politik dalam program acara Rosi Kompas TV episode “Politik Uhuy Komeng”. Analisis framing Robert N.Entman menunjukkan bahwa kelucuan Komeng dalam berkampanye yaitu memasang foto yang lucu menjadi strategi yang bagus untuk mendapatkan suara terbanyak, selain itu adanya kemungkinan Komeng akan mengulangi siklus yang sama terkait dinasti politik dengan adanya desas-desus ingin mengajak teman atau kerabatnya menjadi staf Komeng. Pembingkaian Kompas TV adalah menentang adanya dinasti politik atau KKN dan berpihak pada Komeng bahwa harus diplomatis agar tidak melahirkan dinasti politik. Saran pada penelitian ini sebaiknya Kompas TV menghadirkan narasumber yang beragam agar berimbang dan tidak hanya menghadirkan narasumber dari kalangan pelawak atau komedian saja. Disarankan bagi pemerintah untuk tidak memikirkan dirinya sendiri atau kelompoknya agar tidak menimbulkan dinasti politik. This research examines Kompas TV's framing of dynastic politics on the Rosi Kompas TV program in the episode 'Politik Uhuy Komeng'. This research aims to find out how Kompas TV's framing of the phenomenon of dynastic politics shapes public opinion. As a basis for this research, several theories are used, namely Robert N. Entman's framing analysis, dynastic political theory, and mass media theory. The object of this research is the phenomenon of dynastic politics on the Kompas TV 'Rosi' program in the episode "Politics Uhuy Komeng". The research method is qualitative with Robert N. Entman's framing analysis to find out how Kompas TV frames the phenomenon of dynastic politics. The primary data source is in the form of researchers' notes through transcripts of recordings of the Rosi program episode "Politics Uhuy Komeng". Secondary data sources are theory and related literature studies from books, journals, literature and internet sources. The research method stages begin with data collection, data triangulation, data analysis, presentation and conclusions. The results of the research found that Robert N. Entman's framing was in the form of defining the problem (problem definition), diagnosing the cause (source of the problem), making a moral judgment (making a moral decision), and recommending treatment (solving the problem) on the phenomenon of dynastic politics on the Rosi Kompas program. TV Episode "Uhuy Komeng Politics". Robert N. Entman's framing analysis shows that Komeng's cuteness in campaigning, namely posting funny photos, is a good strategy to get the most votes, apart from that, there is a possibility that Komeng will repeat the same cycle regarding political dynasties with rumors of wanting to invite his friends or relatives to become Komeng staff. Kompas TV's framing is against the existence of political dynasties or KKN and sides with Komeng that it must be diplomatic so as not to give birth to political dynasties. The suggestion in this research is that Kompas TV should present a variety of sources so that it is balanced and not only present sources from comedians or comedians. It is advisable for the government not to think about itself or its groups so as not to give rise to dynastic politics.
Pembingkaian tvOne Terhadap Fenomena Konflik pada Program Dua Sisi Episode “Gaza Membara, Saling Serang Israel Palestina” Jasmine, Adistri Sabrina; Purba, Arta Elisabeth
Jurnal Komunikasi Esensi Daruna Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Komunikasi Esensi Daruna
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Bisnis Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55886/daruna.v4i1.981

Abstract

Peristiwa serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan serangan balasan Israel yang memakan banyak korban di Gaza telah menjadi sorotan utama media. Penelitian ini mengkaji framing program televisi Dua Sisi di tvOne episode “Gaza Membara Saling Serang Israel Palestina” terhadap fenomena konflik. Analisis ini menggunakan pendekatan fenomena konflik dan mengaitkan prinsip jurnalisme damai yang bertujuan untuk menyajikan informasi dengan menggunakan metode framing Robert N.Entman yang melibatkan seleksi isu dan aspek-aspek tertentu. Analisis menunjukkan bahwa tvOne melalui program Dua Sisi lebih menonjolkan perlawanan atas okupasi yang dilakukan oleh Israel selama bertahun-tahun yang dapat dilihat dari ruang bicara narasumber yang pro terhadap Palestina diberi kesempatan lebih banyak untuk menanggapi peristiwa pada 7 Oktober 2023. tvOne melalui Dua Sisi hanya menjalankan fungsi menyampaikan informasi sebagai sebuah media televisi, tvOne melalui Dua Sisi belum menjalankan fungsi eduka karena belum dapat menampilkan data-data secara mendalam dan menyeluruh terkait konflik Israel dan Palestina. The Hamas attack on Israel on October 7, 2023 and the Israeli counterattack that claimed many victims in Gaza have become the main media spotlight. This research examines the framing of the Dua Sisi program television on tvOne in the episode “Gaza Memanas, Saling Serang Israel Palestina ” on the phenomenon of conflict. This analysis uses a conflict phenomenon approach and relates the principles of peace journalism which aims to present information using Robert N.Entman’s framing method which involves the selection of certain issues and aspects. The analysis shows that tvOne through the Dua Sisi program accentuates the resistance to the occupation carried out by Israel for many years, which can be seen from the speaking space of sources who are pro-Palestinian given more opportunities to respond to the events on October 7, 2023. tvOne through Dua Sisi only carries out the function of conveying information as a television media, tvOne through Dua Sisi has not carried out the educational function because it has not been able to display in-depth and comprehensive data related to the Israeli and Palestinian conflict.