Perimenopause merupakan bagian proses penuaan alami wanita, yang ditandai dengan penurunan produksi estrogen ovarium yang biasanya timbul pada umur 50 tahun. Hilangnya produksi estrogen oleh ovarium menimbulkan banyak perubahan fisik dan emosional yang menimbulkan gejala. Gejala yang muncul tersebut yaitu menstruasi tidak teratur, rasa panas (hot flush) pada wajah hingga leher, vagina terasa kering. Lebih kurang 75% sampai 85% wanita pada fase perimenopause dan pascamenopause mengalami keluhan vasomotor yaitu hot flush. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh susu kedelai terhadap penurunan keluhan hot flashes pada perimenopouse di TPMB S Cianjur tahun 2024. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan quasi eksperiment dengan pendekatan one group pre-test post-test. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu pre menopouse yang memeriksakan diri ke TPMB S Cianjur periode Agustus - November 2024, sampel yang digunakan yaitu 20 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilakukan di TPMB S Cianjur. Pada penelitian ini Peneliti menetapkan responden yang akan mendapatkan intervensi berupa pemberian susu kedelai. Setelah itu, peneliti memberikan quesioner Hot Flash Range Scale (HFRS) sebelum dan sesudah diberikan susu kedelai menggunakan botol 250 ml. Hasil penelitian Rerata Tingkat Hot Flashes Pada Ibu perimenopouse Sebelum Diberikan Susu Kedelai di TPMB S adalah 8.98 dan sesudah adalah 4.00 yang berarti mengalami penurunan dengan selisih 4.95.Hasil Uji Paired Sample T Test diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 atau < 0,005, Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh antara Tingkat hot flashes sebelum dan sesudah diberikan intervensi susu kedelai.