Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia

KARAKTERISASI KRISTALINITAS LEMAK BIJI TENGKAWANG (Shorea stepnotera Ridley) MENGGUNAKAN X-RAY DIFFRACTION (XRD), FOURIER TRANSFORM INFRA RED (FTIR) DAN AUTOMATIC MELTING POINT Rival - Ferdiansyah; Revika - Rachmaniar; Viega Yohanna Herman
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.533 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v8i2.114

Abstract

Tengkawang (Shorea stenoptera Ridley) merupakan tanaman khas Kalimantan, dimana bijinya menghasilkan lemak nabati. Masyarakat Kalimantan menggunakan lemak biji tengkawang sebagai bahan dasar pembuatan minyak makanan, lilin, dan margarin. Selain itu, lemak biji tengkawang juga dapat digunakan sebagai campuran sediaan farmasi seperti bahan baku kosmetika, suppositoria, dan sediaan semisolid lainnya. Lemak biji tengkawang akan mengalami perubahan kristalinitas selama proses pembuatan sediaan semisolid dengan adanya pemanasan, pendinginan, dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kristalinitas lemak biji tengkawang dengan cara dilakukan preparasi pada suhu 37°C dan disimpan pada tiga tempat penyimpanan yang berbeda yaitu pada suhu 14°C, dibekukan pada suhu 24°C dan disimpan pada suhu 14°C, serta disimpan pada suhu 24°C. Perubahan sifat polimorfisme dan stabilitas kristalinitas di identifikasi menggunakan instrumen Fourier Transform Infra Red (FTIR), instrumen X-Ray Diffractometer (XRD), dan Automatic Melting Point. Hasil analisis lemak biji tengkawang belum mengalami perubahan sifat polimorfisme setelah diberi perlakuan seperti basis sediaan farmasi bentuk semisolid. Dari hasil pengujian FTIR, XRD, dan titik leleh diketahui bahwa stabilitas kristalinitas lemak biji tengkawang tidak mengalami perubahan setelah dipreparasi.Kata kunci: Shorea mecistopteryx Ridley, FTIR, XRD, titik leleh.
PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI Saeful - Hidayat; Rival - Ferdiansyah; Akhmad Depi Juniarto
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.53 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v3i1.31

Abstract

AbstrakTelah diamati efektivitas penggunaan Benzalkonium Klorida untuk dipping pada susu sapi perah. Pada penelitian ini digunakan 6 ekor sapi perah sehat dan desinfektan Benzalkonium Klorida dan larutan Povidon Iodine 0,2% sebagai pembanding. Metode yang digunakan adalah TPC (total plate count) dan penentuan nilai pH. Perlakuan yang diterapkan adalah kontrol (dipping dengan air hangat), pembanding (dipping dengan larutan Povidon Iodine 0,2%), T1 (dipping dengan larutan Benzalkonium Klorida 0,1%), T2 (dipping dengan larutan Benzalkonium Klorida 0,2%), T3 (dipping dengan larutan Benzalkonium Klorida 0,3%) dan T4 (dipping dengan larutan Benzalkonium Klorida 0,4%). Hasil analisis statistik one way Anova menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kontrol terhadap semua perlakuan, rata-rata jumlah bakteri susu berturut-turut untuk kontrol, pembanding, T1, T2, T3 dan T4 adalah 1.300.000 cfu/mL, 325.000 cfu/mL, 270.000 cfu/mL, 170.000 cfu/mL, 115.000 cfu/mL, dan 60.000 cfu/mL, sedangkan hasil pengamatan terhadap pH susu tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan yaitu kontrol (6,80), pembanding (6,82), T1 (6,69), T2 (6,73), T3 (6,76), dan T4 (6,91). Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Benzalkonium Klorida dapat meningkatkan kualitas susu dengan cara meminimalisasi kontaminasi bakteri. Kata kunci: Benzalkonium klorida, Bakteri, pH Susu, Dipping  AbstractThe effectiveness of using Benzalkonium Chloride for dipping in milk of dairy cows has been observed. This study used six healthy cows and Benzalkonium Chloride as a disinfectant and Povidone Iodine as a comparative agent. The method used was TPC (total plate count) and determination of pH values. Experiments carried out by observing the use of dipping with a solution of 0.1% Benzalkonium Chloride (T1), dipping with a solution of 0.2% Benzalkonium Chloride (T2)), dipping with a solution of 0.3% Benzalkonium Chloride (T3) and dipping with a solution of Benzalkonium Chloride 0.4% (T4), and compared to the control (dipping in warm water), as well as against the comparator agent (povidone-Iodine dipping with a solution of 0.2%),Results of statistical analysis one way ANOVA showed a significant difference between control over all treatments, the average number of bacteria in a row milk for control, comparison, T1, T2, T3 and T4 were 1.300.000 cfu/mL, 325.000 cfu/mL, 270.000 cfu/mL, 170.000 cfu/mL, 115.000 cfu/mL, and 60.000 cfu/mL. While the observation of milk pH no significant differences among all treatments: control (6.80), comparison (6.82), T1 (6.69), T2 (6.73), T3 (6.76) and T4 (6.91). Based on this research can be concluded that Benzalkonium Chloride can improve milk quality by minimizing bacterial contamination of bacteria.  Keywords: Benzalkonium chloride, Bacteria, pH of milk, Dipping
FORMULASI KRIM SARI BUAH STROBERI (Fragaria X ananassa D.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Rival - Ferdiansyah; Revika - Rachmaniar; Haruman - Kartamihardja; Elisabeth - Meliana; Nitta Nurlita Sari
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.383 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v5i2.58

Abstract

AbstrakBuah stroberi (Fragaria X ananassa D.) diketahui memiliki banyak manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh, terutama sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan krim yang mengandung sari buah stroberi yang dapat memberikan efek antioksidan dan memiliki stabilitas yang baik. Formula krim dibuat dengan konsentrasi sari buah stroberi 0,015 %, 0,15 %, dan 0.30 % dengan komposisi asam stearat 20%, setil alkohol 1%, propilenglikol 10%, trietanolamin 2%, gliserin 10%, nipagin 0.10 %, nipasol 0,05 % dan akuades. Kestabilan sediaan fisik krim diuji melalui pengamatan perubahan organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, uji keamanan iritasi dan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-Difenyl-1-pycrylhydrazil). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sediaan tidak mengalami perubahan yang signifikan terhadap pH, homogenitas maupun viskositas. Seluruh sediaan krim memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 52.59 ppm and 66.96 ppm dan tidak menyebabkan iritasi.  Kata kunci : Stroberi (Fragaria X ananassa D), krim, antioksidan, metode DPPH, IC50.  AbstractStrawberries (Fragaria X ananassa D.) is known to have many amazing benefits for health, especially as antioxidants. This research aims to make preparations cream containing strawberry fruit juice can provide antioxidant effects and has good stability. Formula cream made with strawberry fruit juice concentration of 0.015%, 0.15% and 0.30% with the composition of 20% stearic acid, cetyl alcohol 1%, propyleneglycol 10%, triethanolamine 2%, glycerol 10%, nipagin 0.1%, nipasol 0.05% and aquadest. Physical stability of the resulted cream was tested with observing changes in organoleptic, homogenity, pH, viscosity, irritation safety testing and test the antioxidant activity using the DPPH (2,2-Difenyl-1-pycrylhydrazil). The results showed that the preparation does not undergo significant changes in pH, homogeneity and viscosity. The whole preparation cream has antioxidant activity with IC50 52.59 ppm and 66.96 ppm and does not cause irritation.  Keywords : Strawberries (Fragaria X ananassa D), cream, antioxidant, DPPH methode, Inhibition concentration
KARAKTERISASI KAPPA KARAGENAN DARI EUCHEUMA COTTONII ASAL PERAIRAN KEPULAUAN NATUNA DAN APLIKASINYA SEBAGAI MATRIKS TABLET APUNG Rival - Ferdiansyah; Anis Yohana C; Marline - Abdassah
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1190.006 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v6i1.60

Abstract

AbstrakKappa karagenan merupakan polisakarida yang terkandung dalam spesies rumput laut Kappaphycus alverizii atau biasa disebut Eucheuma cottonii. Kualitas kappa kararagenan yang dihasilkan selain dipengaruhi oleh metode pembuatan, proses produksi juga dapat dipengaruhi iklim dan geografis (sinar matahari, arus, tekanan, kualitas air dan kadar garam) tempat tumbuh dari rumput laut yang digunakan. Kepulauan Natuna merupakan wilayah Indonesia yang memiliki produksi rumput laut Eucheuma cottonii sebesar 11.700 ton pada tahun 2013 dan merupakan penghasil terbesar diwilayah Sumatera. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaraterisasi kappa karagenan yang dihasilkan dari kepulauan Natuna dan mengaplikasikannya sebagai matriks tablet apung dengan model zat aktif teofilin. Pada penelitian ini pembuatan kappa karagenan menggunakan metode pressing yang sebelumnya diekstraksi dengan cairan alkali panas pada suhu 80oC. Pembuatan tablet apung dilakukan dengan menggunakan metode granulasi basah dengan empat variasi formula berdasarkan rasio matriks dengan model zat aktif. Kappa karagenan yang diperoleh dievaluasi terhadap, spektrum FT-IR, cemaran mikroba, kandungan logam berat, pH, kadar abu, kekuatan gel, kadar sulfat, serta susut pengeringan untuk mengetahui karakter dan kualitas dari karagenan yang dihasilkan, dan diaplikasikan sebagai matriks tablet apung. Dari hasil penelitian didapatkan karagenan dengan warna putih kekuningan, rendemen 26,8%, serapan FTIR identik dengan standar kappa karagenan, viskositas 64 cP, ALT 8 cfu/g, cemaran bakteri Eschericia coli dan Salmonella negatif, kandungan timbal 3,52 ppm, kandungan kadmium 0,13 ppm, kadar sulfat 18,5%, kekuatan gel 2,81 g.force, pH 9,27, nilai LOD 10,01 % dan kadar abu 29,57%, sedangkan dari uji tablet apung matriks karagenan diketahui bahwa pelepasan zat aktif maksimal ditujukkan oleh formula 1 dengan rasio 1 ; 3,24 dengan waktu 180 menit.  Kata kunci: Kappa karagenan, Eucheuma cottonii, Kepulauan Natuna, matriks tablet apung  AbstractKappa carrageenan is a polysaccharide contained in seaweed species Kappaphycus alverizii or commonly called Euceuma cottonii. Quality of kappa carrageenan produced besides influenced by method of manufacture, production process can also be influenced by climate and geography (sunlight, currents, pressure, water quality and salinity) where seaweed is used. The Natuna Islands is an Indonesian territory that has the production of seaweed Euceuma cottonii of 11.700 tons in 2013 and is the largest producer in the region of Sumatra. This study purpose to characterize the kappa carrageenan produced from the Natuna islands and apply it as a floating tablet matrix with the theophylline active substance model. In this study, the preparation of kappa carrageenan using a pressing method which was previously extracted with hot alkaline liquor at temperature 80oC. Making floating tablets using wet granulation method with four variations of formula based on matrix ratio with active substance model. The obtained kappa carrageenan were evaluated such as, FT-IR spectra, microbial contamination, heavy metal content, ash content, pH, ash content, gel strength, sulfate content and drying rate to determine the character and quality of the resulting carrageenan, and applied as floating tablet matrix. The result showed that carrageenan colour is yellowish white, yield of 26.8%, FT-IR absorption is identical with kappa standard of carrageenan, viscosity 64 cP, ALT 8 cfu / g, bacterial contamination of Eschercia coli and Salmonella is negative, lead content 3.52 ppm, Cadmium 0,13 ppm, 18.5% sulfate content, gel strength 2.81 g. Force, pH 9.27, LOD value 10.01% and ash content 29.57%. While from the test of carrageenan floating tablets matrix that the release of the maximum active substance is shown by formula 1 with ratio 1; 3.24 with 180 minutes  Keywords: Kappa carrageena, Euceuma cottonii, Natuna Islands, floating tablets matrix
PROFIL WAKTU HANCUR TABLET METODE GRANULASI BASAH MENGGUNAKAN VARIASI KARAGENAN HASIL EKSTRAKSI KOH pH 9 SEBAGAI DISINTEGRAN Wahyu Priyo Legowo; Rival Ferdiansyah; A Zainuddin A Zainuddin
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.194 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v10i2.176

Abstract

Karagenan merupakan polisakarida yang terkandung di dalam rumput laut dari spesies Rhodophyta. Penelitian ini bertujuan untuk pengaplikasian karagenan dari hasil ekstraksi basa KOH pH 9 pada sediaan tablet sebagai zat disintegran dengan model zat aktif parasetamol. Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet parasetamol adalah granulasi basah. Konsentrasi karagenan yang digunakan pada penelitian ini yaitu 5%, 10% dan 15% sehingga formula yang dibuat berjumlah 3 formula. Tablet yang dihasilkan dari tiap formula dievaluasi meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan tablet, friabilitas, friksibilitas, kapasitas swelling dan pengujian waktu hancur. Berdasarkan data yang didapat untuk pengujian keseragaman ukuran, keseragaman bobot dan kekerasan tablet memenuhi persyaratan yang ditentukan. Pengujian kapasitas swelling dari waktu ke waktu mengalami penurunan bobot tablet. Pada pengujian waktu hancur tablet yang hancur pada rentang waktu 4-28 menit. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui dari hasil penelitian pada F1, F2, dan F3 diketahui bahwa F3 memenuhi persyaratan waktu hancur tablet oral. Konsentrasi karagenan yang menghasilkan waktu hancur yang paling cepat dari hasil ekstrak KOH pH 9 dengan konsentrasi 15%.
OPTIMASI PROSES SULFATASI MENGGUNAKAN KALIUM SULFAT PADA SCALE UP ISOLASI KARAGENAN DARI Eucheuma Cottonii Ferdiansyah, Rival; Purwadha, Andira; Kartamiharja, Haruman; Abdassah, Marline; Zainuddin, Achmad; Chaerunnisa, Anis
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58327/jstfi.v13i2.227

Abstract

Scale up merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang menggunakan hasil-hasil yang diperoleh dari studi laboratorium untuk merancang prototipe dan proses pilot plant, serta menggunakan data tersebut untuk merancang dan membangun skala penuh. Pada penelitian ini telah dilakukan optimasi proses sulfatasi pada scale up isolasi karagenan dari Eucheuma cottonii dengan tujuan untuk menghasilkan karagenan yang optimal dan sesuai standar yang dipersyaratkan. Proses isolasi karagenan dari rumput laut dilakukan dua tahap, yaitu tahap skala laboratorium dan tahap scale up. Proses sulfatasi menggunakan larutan K2SO4 dengan berbagai variasi konsentrasi yaitu 0,2 M; 0,4 M; dan 0,6 M. Optimasi proses sulfatasi dengan K₂SO₄ 0,4 M menghasilkan karagenan dengan kadar sulfat 17,70% (skala lab) dan 22,64% (scale up), serta gel strength 120,98 g/cm² (skala lab) dan 74,02 g/cm² (scale up). Karagenan yang dihasilkan pada scale up dan skala laboratorium terdapat perbedaan dari segi gel strength dan rendemen, tetapi untuk parameter evaluasi lainnya tidak terdapat perbedaan antara scale up dan skala laboratorium.