Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Fakumi Medical Journal

Prevalensi Kejadian Mati Mendadak Di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (Uryandokpol) Polda Sulawesi Selatan Umar, Masyitha Sagenati; Denny Mathius; Fadhilah Maricar; Jerny Dase; Fendy Dwimartyono
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 4 No. 12 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v4i12.518

Abstract

Pendahuluan: Kematian mendadak terjadi dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala pada individu tanpa penyakit berbahaya, cedera, atau keracunan yang diketahui. Hal ini sering terjadi pada lansia karena proses penuaan dan penurunan fungsi organ. Tujuan: Mengetahui prevalensi kasus kematian mendadak di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (URYANDOKPOL) POLDA SUL-SEL periode 2020-2022. Metode: Studi Deskriptif Retrospektif dengan desain cross-sectional dan teknik total sampling. Hasil: Jumlah Kasus kejadian mati mendadak di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (URYANDOKPOL) POLDA SUL-SEL periode 2020-2022 terdapat 36 kasus kematian mendadak. Distribusi kejadian mati mendadak berdasarkan usia dapat dilihat bahwa pada balita 2,8%, remaja 13,9%, dewasa 30,6%, lansia 44,4%, manula 8,3%. Serta, distribusi kejadian mati mendadak berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat bahwa 77,8% pada laki-laki, 22,2% pada perempuan. Kesimpulan: Prevalensi kasus kematian mendadak adalah 36 sampel, dengan prevalensi tertinggi berdasarkan usia yaitu usia lansia (46-65 tahun) sebanyak 44,4% sedangkan prevalensi berdasarkan jenis kelamin yaitu pada laki-laki lansia (57,2%).
Estimasi Waktu dan Posisi Kematian Berdasarkan Temuan Tanatologi: Laporan Kasus 95 Luka Risna Wati; Nurfitriani S; Syafira Ananda Marendengi; Annisa Anwar Muthaher; Denny Mathius; Zulfiyah Surdam; Riezka Andriati Fahri
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i2.549

Abstract

Latar Belakang: Waktu kematian adalah hal penting untuk menentukan interval waktu kematian berdasarkan penilaian atas perubahan tubuh jenazah dari waktu ke waktu, didapatkan melalui hasil visum et repertum oleh dokter ahli dengan melihat adanya livor mortis, rigor mortis, algor mortis, dekomposisi dan perubahan lainnya. Hasil: Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan luar jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada tanggal 21 Januari 2025 sekitar pukul 11.45 WITA. Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan kaku mayat mudah dilawan pada persendian ekstremitas atas, persendian ekstremitas bawah, pada jari-jari dan pada tungkai bawah. Lebam mayat pada lengan kanan belakang, ketiak kanan, payudara kanan, bahu kanan, dan punggung kanan atas berwarna keunguan, hilang dengan penekanan. Tidak ada tanda pembusukan namun ditemukan 95 luka pada korban. Dapat disimpulkan bahwa estimasi kematian jenazah adalah enam sampai delapan jam sebelum dilakukannya pemeriksaan.
Investigasi Pemeriksaan Luar pada Korban Tenggelam dan Aspek Medikolegal: Laporan Kasus Suryo, Ersya; Nur Azizah Reski; Annisa; Denny Mathius; Zulfiyah Surdam; Andi Millaty Halifah Dirgahayu Lantara
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i2.552

Abstract

Menurut Dorland’s Illustrated Medical Dictionary mendefinisikan tenggelam sebagai sesak napas dan kematian yang disebabkan oleh terisinya paru-paru dengan air atau cairan lain, sehingga menyulitkan terjadinya pertukaran gas. Secara global, tenggelam merupakan penyebab kematian akibat cedera tidak disengaja ke-3 terbanyak dan menyebabkan hampir 4000 kematian per tahun di Amerika Serikat. Metode: Mengidentifikasi langsung penyebab kematian pada korban tenggelam melalui pemeriksaan luar. Kasus: Seorang jenazah laki-laki dikirim oleh penyidik dengan Surat Permintaan Visum ke salah satu rumah sakit di Makassar pada tanggal 01 Mei 2024. Seorang pria Indonesia berusia 37 tahun bernama Tn. H ditemukan meninggal dunia di pantai. Bagian Forensik dan Medikolegal menerima surat permintaan pemeriksaan luar dengan ketentuan umum. Hasil: Pada pemeriksaan luar amati tanda-tanda tenggelam, yaitu: busa berwarna putih/merah pada hidung dan mulut, benda-benda air seperti pasir, tumbuhan, dll, pada rongga hidung dan rongga mulut, cutis anserine, Washer woman’s hand, Cadaveric spasm. Kesimpulan: Pencarian dan Pertolongan pada hakikatnya merupakan kegiatan kemanusiaan dan merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Berdasarkan hasil pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda tenggelam, untuk memaksimalkan bukti tanda-tanda tenggelam perlu dilakukan autopsi sehingga dapat menarik kesimpulan pasti bahwa mayat ini merupakan korban tenggelam.
Case Report : Identifikasi Mayat Mengapung Tanpa Otopsi Denny Mathius; Annisa Anwar Muthaher; Rahmawati Mamile; Dewi Nirmala Salim; Isma Inggit; Ruslan; Zulfiyah Surdam
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 3 (2025): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i3.560

Abstract

Ilmu kedokteran forensik merupakan ilmu lintas displin. Ilmu ini bermanfaat menegakkan keadilan dan proses hukum. Visum merupakan alat bukti surat yang mana diatur pada Pasal 187 huruf c KUHAP. Identifikasi luar jenazah merupakan identifikasi secara keseluruhan tubuh dengan segala sesuatu yang dilihat, dicium dan teraba serta suatu benda pada jenazah. Pada kasus ini dilakukan identifikasi luar jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada tanggal 07 Maret 2025 sekitar pukul 21.00 WITA. Pada identifikasi luar jenazah adanya rigor mortis pada extremitas atas dan bawah, pada rahang dan tangan kiri yang mudah dilawan. Lebam mayat pada lengan kanan depan, paha bagian belakang telinga belakang leher belakang dan betis belakang punggung berwarna merah keunguan, tidak hilang dengan penekanan. Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan washer woman's hand ini adalah keadaan Dimana terjadi berkeriput pada tangan dan kaki di karenakan imbibisi cairan kedalam kutis & membutuhkan waktu lama. Jenazah perkiraan waktu kematian adalah sekitar delapan jam sampai dua belas jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Penyebab kematian belum dapat ditentukan dari pemeriksaan ini karena tidak dilakukan pemeriksaan organ–organ dalam (otopsi).
Analisis Forensik Kasus Penggantungan : Bunuh Diri atau Pembunuhan Annisa Anwar Muthaher; Denny Mathius; Ruslan; Rahmat Prayogi; Ayu Pratiwi; Rahma, Muftihatur
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 3 (2025): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i3.579

Abstract

Ilmu forensik merupakan cabang multidisiplin kedokteran yang menggunakan ilmu kedokteran untuk mendukung penegakan hukum. Otopsi adalah cara investigasi terhadap mayat, baik tubuh luar maupun dalam, untuk menentukan adanya penyakit atau cedera serta menjelaskan penyebab kematian. Kasus ini dilakukan pemeriksaan otopsi di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit X Makassar pada tahun 2025. Pada pemeriksaan luar didapatkan kaku mayat mudah dilawan pada sendi kecil, serta lebam mayat pada pipi kiri, tangan, lutut, paha, betis, dan bokong berwarna keunguan yang hilang dengan penekanan. Luka jerat pada leher konsisten dengan kasus penggantungan. Penyebab kematian adalah asfiksia akibat terhalangnya jalan nafas yang kuat dari jejas trauma tumpul dengan estimasi waktu kematian sekitar kurang dari 12 jam sebelum pemeriksaan. Kasus ini menekankan pentingnya pemeriksaan forensik dalam menentukan penyebab kematian dan cara kematian berdasarkan fakta medis.