Putri, Wiwit Purnama
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI)

Pendidikan Inklusi yang Berkeadilan: Studi Kasus Pemenuhan Hak Anak Berkebutuhan Khusus Putri, Habibah Afiyanti; Putri, Wiwit Purnama; Setyo, Bono
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI) Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 2025 (2)
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jppi.v5i2.1144

Abstract

Penelitian ini mengkaji implementasi pendidikan inklusi dalam konteks pemenuhan hak anak berkebutuhan khusus (ABK). Latar belakang penelitian didasari oleh kesenjangan akses pendidikan bagi ABK di Indonesia, dimana masih terdapat keterbatasan dalam pemenuhan hak pendidikan inklusif yang berkeadilan. Pendidikan inklusi telah menjadi perhatian global dalam upaya memastikan akses pendidikan yang setara bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi pendidikan inklusi di Indonesia, dengan fokus pada tantangan dan solusi yang dihadapi dalam memenuhi hak pendidikan ABK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus di Pondok Ainul Yakin, yang menerapkan kurikulum modifikasi untuk mendukung kebutuhan belajar ABK. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan pendidikan di pondok, serta memperhatikan interaksi antara santri dengan sesama santri maupun dengan guru.Wawancara dengan pengasuh, pendidik, santri, orang tua, serta masyarakat sekitar. Analisis dokumen mencakup kurikulum, kebijakan, serta laporan perkembangan santri untuk menilai efektivitas program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat regulasi yang mendukung pendidikan inklusi, seperti Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009, masih terdapat kesenjangan dalam akses pendidikan bagi ABK. Hanya 30% dari 1,6 juta ABK di Indonesia yang mendapatkan pendidikan formal. Penelitian ini menyoroti pentingnya modifikasi kurikulum yang mencakup aspek akademik, terapi, dan interaksi sosial, serta sistem pendampingan terstruktur dalam mendukung perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Studi di Pondok Perkampungan Ainul Yakin menunjukkan bahwa pendidikan inklusi yang efektif dapat terwujud melalui kurikulum komprehensif, pendampingan individual, dan keterlibatan masyarakat. Meskipun demikian, tantangan seperti peningkatan kapasitas pendidik dan keterbatasan infrastruktur masih menjadi hambatan. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa sistem pendampingan yang terstruktur dapat meningkatkan partisipasi ABK dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan komitmen lebih kuat dari pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan pendidikan inklusi yang berkeadilan. Pendidikan inklusi bukan hanya hak, tetapi juga langkah penting dalam menghargai keberagaman dan memastikan setiap anak memiliki kesempatan berkembang secara optimal.
Rendahnya Literasi Pendidikan Inklusi pada Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Ngawi Putri, Wiwit Purnama; Putri, Habibah Afiyanti; Setyo, Bono
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI) Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 2025 (2)
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jppi.v5i2.1242

Abstract

Pendidikan inklusi di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memegang peranan yang penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang dapat diakses oleh semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi pendidikan inklusi di PAUD kabupaten Ngawi. Penelitian ini memberikan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan literasi dan penerapan pendidikan inklusi secara merata dan efektif, guna memastikan kesempatan belajar yang setara bagi setiap anak. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dipilih menggunakan purposive sampling, yaitu 19 guru PAUD, yang masing-masing mewakili satu lembaga di 19 Kecamatan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan kuisioner terbuka. Analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian memaparkan pelaksanaan pendidikan inklusi di PAUD menghadapi berbagai kendala. Beberapa permasalahan utama yang ditemukan adalah kurangnya pelatihan dan sosialisasi pendidikan inklusi, serta ketidaktersediaan anggaran khusus untuk mendukung infrastruktur dan fasilitas yang diperlukan. Selain itu, kebijakan inklusi yang tidak merata di berbagai daerah, adanya stigma sosial terhadap anak berkebutuhan khusus, dan minimnya informasi mengenai kondisi anak yang disampaikan kepada pihak sekolah juga menjadi hambatan. Keterbatasan akses dan pemahaman orang tua, jumlah guru yang tidak mencukupi, serta kurangnya fasilitas pendukung seperti alat bantu belajar dan aksesibilitas juga memperburuk implementasi pendidikan inklusi. Terakhir, ketidakmampuan dalam merancang kurikulum yang fleksibel untuk anak berkebutuhan khusus juga ditemukan sebagai masalah signifikan, sehingga membutuhkan peran pemerintah, orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan, agar pendidikan inklusi dapat dilaksanakan secara optimal dan menyeluruh.