Tujuan: Kasus komplikasi anestesi spinal adalah sakit kepala pasca tusukan dura (PDPH), dengan angka kejadian berkisar antara 0,5-25%. dengan faktor timbulnya PDPH antara lain usia, jenis kelamin, BMI, karakteristik jarum, teknik penusukan, penusukan berulang, riwayat PDPH sebelumnya. Biasanya muncul 6-12 jam setelah anestesi tulang belakang. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang di RS Bedah Khusus Jatiwinangun. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang berjumlah 55 responden, dengan teknik pengambilan sampel konsekutif. Analisis data menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil: Hasil penelitian uji regresi logistik ganda bahwa ukuran jarum, pengulangan penusukan dan usia mempunyai pengaruh terhadap kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang dengan hasil usia p-value 0,007 OR 6,606, ukuran jarum p -nilai 0,007 ATAU 16,873, penusukan berulang p-value 0,42 ATAU 15,252. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran jarum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kejadian nyeri kepala pasca pungsi dura pada pasien anestesi tulang belakang di RS Bedah Khusus Jatiwinangun Purwokerto. Kesimpulan : Penggunaan ukuran jarum dan penusukan yang berulang diharapkan dapat lebih diperhatikan agar timbulnya komplikasi PDPH tidak terus terjadi dan dapat menurunkan angka komplikasi pada pasien anestesi tulang belakang.