Pemanfaatan limbah perkebunan kulit kopi menjadi karbon aktif dapat dilakukan sebagai elektroda penyusun superkapasitor. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi konsentrasi dan lamanya waktu aktivasi terhadap karakteristik karbon aktif kulit kopi. Kulit kopi dibuat dibuat melalui serangkaian proses yang diawali dengan pencucian bahan baku, pengeringan dan kemudian pirolisis pada suhu 400°C selama 80 menit. Aktivasi secara kimia dengan variasi konsentrasi Kalium Hidroksida (KOH), lalu dilanjutkan dengan aktivasi fisika di suhu 600°C selama 60 menit dalam aliran gas nitrogen. Produk arang aktif selanjutnya dilakukan penghalusan dan pengayakan hingga mencapai ukuran yang homogen menggunakan saringan ukuran 325 mesh. Serbuk karbon aktif selanjutnya dikarakterisasi melalui analisa morfologi, uji serapan iodine dan metode proksimat untuk mengukur kadar air, kadar abu, kadar zat volatil, dan kadar karbon tetap. Kapasitansi listrik dianalisa dengan metode cyclic voltammetry. Dari hasil analisa SEM menunjukkan bahwa secara umum permukaan sampel kasar dan berongga. Nilai serapan iodin terbaik adalah 545,67 mg/g. Hasil analisa proksimat menunjukkan bahwa kadar air arang aktif adalah sebesar 3,45%, kadar abu 1,96%, dan kadar zat volatil 17,93%. Hasil pengujian cyclic voltammetry pada sampel K1 48 memperoleh nilai kapasitansi sebesar 18,012 F/g pada laju scan 3 mV/s. Secara umum kajian ini membuktikan bahwa limbah kulit buah kopi arabika berpotensi untuk dijadikan bahan baku elektroda superkapasitor.