Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

KAJIAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DESA TEGAL KERTA, KOTA DENPASAR DENGAN PENDEKATAN SOCIAL ECOLOGICAL MODEL Gosa, I Putu Dhananjaya Dharsila; Wijaya, Made Indra; Pratiwi, Anny Eka
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43207

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Desa Tegal Kerta, Kota Denpasar, menjadi salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai prioritas percepatan penurunan stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program percepatan penurunan stunting di wilayah tersebut dengan pendekatan Social Ecological Model (SEM). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh pelaku program dan keluarga yang memiliki balita. Sampel dipilih secara purposive sebanyak 18 partisipan yang terdiri dari ibu balita, kader posyandu, bidan desa, petugas gizi puskesmas, dan kepala desa. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi lapangan, dan telaah dokumen. Analisis data dilakukan dengan pendekatan tematik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting sebesar 5,77% dari 416 balita pada September 2024. Faktor utama yang berkontribusi terhadap stunting adalah rendahnya literasi gizi ibu (70%), kurangnya konsumsi protein hewani (62%), keterbatasan akses layanan kesehatan (55%), dan pengaruh budaya keluarga dalam pola makan anak (48%). Intervensi edukasi gizi melalui posyandu berhasil meningkatkan pengetahuan ibu tentang MPASI, dengan perubahan pola makan pada 68% ibu balita. Program kebun gizi juga meningkatkan konsumsi sayur dan buah pada 42% rumah tangga. Simpulan: Intervensi berbasis komunitas yang terintegrasi dalam SEM efektif dalam mempercepat penurunan stunting. Diperlukan penguatan kapasitas kader, kebijakan desa berbasis gizi, dan kolaborasi lintas sektor untuk keberlanjutan program.
KAJIAN WELLNESS TOURISM DI RSU ARI CANTI UBUD MENGGUNAKAN SOCIAL-ECOLOGICAL MODEL Isnardy, Kezia Epiphany Milagro; Wijaya, Made Indra
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44482

Abstract

Wellness tourism berkembang pesat di Indonesia, terutama di Bali, yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi pengobatan. Perkembangan pelayanan tersebut didukung dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya meningkatkan kesehatan. RSU Ari Canti Ubud merupakan salah satu rumah sakit yang berupaya mengembangkan wellness tourism. Namun, ditemukan beberapa tantangan dalam mengembangkan wellness tourism seperti kurangnya promosi, ketergantungan masyarakat pada BPJS, serta rendahnya pemahaman terhadap manfaat kesehatan tradisional masih menjadi hambatan. Selain itu, belum ada penelitian komprehensif menenai persepsi pasien dan tenaga medis terhadap kualitas layanan wellness tourism yang tersedia. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif berbasis Social Ecological Model (SEM). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan delapan informan, termasuk tenaga medis dan pasien. Penelitian dilakukan di RSU Ari Canti Ubud, Bali, pada November-Desember 2024. Teknik purposive sampling dan snowball sampling digunakan untuk memilih informan yang memiliki hubungan dengan wellness tourism. Pendekatan SEM dalam wawancara disesuaikan untuk menggali faktor yang mempengaruhi wellness tourism di setiap level model tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wellness tourism di RSU Ari Canti masih terbatas pada Poli Kesehatan Tradisional. Faktor individu, interpersonal, organisasi, komunitas, dan kebijakan memengaruhi perkembangannya, Kendala utama meliputi keterbatasan anggaran, minimnya sosialisasi layanan, serta rendahnya minat masyarakat. RSU Ari Canti memiliki potensi sebagai pusat wellness tourism, tetapi diperlukan strategi promosi yang lebih baik, edukasi kepada masyarakat dan tenaga medis, serta dukungan kebijakan agar layanan kesehatan tradisional lebih diterima dan berkembang.