Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Pharmacy

PERBANDINGAN TINGKAT KEKAMBUHAN DEMAM TIFOID TERHADAP STRESS DAN RESPON IMUN DIWILAYAH PUSKESMAS SAWAH LEBAR BARU KOTA BENGKULU Dewi, Devi Cynthia
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v11i2.565

Abstract

Di Indonesia demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan kejadian diantaranya 350-180 kasus per 100.000 penduduk dan CFR berkisar 3%. Demam tifoid (termasuk para-tifoid) yang biasa juga disebut typhus atau tipes merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi, yang dapat menyerang bagian saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Penyakit ini tergolong penyakit menular yang bisa menyerang banyak orang. Tifoid dapat disebabkan oleh imunitas keadaan/daya tahan tubuh seseorang, konsumsi makanan dan minuman yang beresiko (belum dimasak/direbus, stres terkena lalat, tidak memperhatikan kebersihannya), gaya hidup. Tujuan utama penelitian ini adalah  untuk mengetahui hubungan stress dan respon imun dengan tingkat kekambuhan demam tifoid pada masyarakat di wilayah Puskesmas Sawah Lebar baru Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode desain penelitian deskriptif corelatif dengan perangkat cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien tifoid yang datang ke Puskesmas Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu, yaitu 95 pasien. Penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah pasien sebanyak 35 orang sampel. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara kuesioner dan wawancara kepada pasien. Kuesionernya meliputi stress, respon imun dan tingkat kekambuhan tifoid. Dari Penelitian ini dapat ditarik kesimpulan dari uji hipotesis yang dilakukan dengan analisis data menggunakan analisis bivariate tabulasi silang maka hasil nilai nilai Chi-Square (X²) dan Chi-Square (X²)  untuk tingkat kekambuhan tifoid serta hubungan respon imun yaitu sebesar 32,615. Tingkat signifikansi 0,011 lebih kecil dari 0,05 maka dalam hal ini Ho ditolak dan Ha diterima, maka disimpulkan ada hubungan antara respon imun dengan tingkat kekambuhan demam tifoid, sedangkan nilai Chi Square (X²) untuk stres dan tingkat kekambuhan tifoid sebesar 24,716 dengan tingkat signifikan 0,024 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha ditolak. diterima. Pada penelitian ini makadapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara stress dan respon imun dengan tingkat kekambuhan demam tifoid pada masyarakat di wilayah Puskesmas Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu.
PERBANDINGAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN C– REAKTIF PROTEIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU Dewi, Devi Cynthia; Puspita, Tari
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 12, No 2 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v12i2.862

Abstract

Berdasarkan IDF Atlas Edisi Kesembilan (2020), pada tahun 2020 tercatat 10,7 juta orang dewasa di Indonesia menderita diabetes. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 13,7 juta pada 2030 dan 16,6 juta pada 2045 jika pola hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan berlebihan dan kebiasaan merokok, tidak diperbaiki. Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang muncul akibat fungsi insulin yang tidak optimal dalam mengatur kadar glukosa darah, sehingga menyebabkan hiperglikemia. Peningkatan kadar C-Reactive Protein (CRP) pada penderita DM menjadi indikator adanya inflamasi yang terkait dengan komplikasi kronis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan antara jumlah leukosit dan kadar CRP pada pasien DM. Studi dilaksanakan di RS Harapan dan Doa Kota Bengkulu dengan menggunakan desain kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian mencakup 77 pasien DM rawat inap selama Januari–Maret 2025, dan melalui metode purposive sampling diperoleh 44 sampel. Data diperoleh dari rekam medis, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis menggunakan SPSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27 pasien (63,4%) mengalami leukositosis, sementara 17 pasien (36,6%) memiliki kadar leukosit dalam batas normal. Pada pemeriksaan CRP, 33 pasien (75%) menunjukkan hasil positif dan 11 pasien (25%) negatif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara jumlah leukosit dan kadar CRP pada pasien DM di RS Harapan dan Doa Kota Bengkulu. Kata Kunci: Total Leukosit, Protein C-Reaktif, Diabetes Mellitus