Kanti Ratnaningrum
Bagian Ilmu Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Medica Arteriana (Med-Art)

Personal Hygiene Berhubungan dengan Keberadaan Telur Ascaris lumbricoides: Studi pada Kuku Pengrajin Batu Bata Nurtika Afi Wijayanti; Kanti Ratnaningrum; Ika Dyah Kurniati
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.1.2021.34-39

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Prevalensi infeksi Ascaris lumbricoides menempati urutan tertinggi dibandingkan dengan infeksi Soil-transmitted Helminths (STH) lain. Hygiene dan sanitasi yang kurang baik menjadi faktor penyebab terjadinya infeksi cacing termasuk askariasis. Tanah, debu, air, sayuran, tangan, dan kuku jari dapat berkontribusi sebagai media transmisi telur cacing. Pengrajin batu bata merupakan salah satu pekerjaan yang berhubungan erat dengan tanah dan air dimana sebagian proses pembuatannya dilakukan secara manual menggunakan tangan. Beberapa metode digunakan untuk identifikasi telur Ascaris lumbricoides dan beberapa studi menyatakan adanya temuan telur cacing pada kelompok pekerja yang kontak erat dengan tanah maupun air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan tempat kerja dengan keberadaan telur Ascaris lumbricoides pada kuku pengrajin batu bata.Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Besar sampel dihitung dengan rumus Lemeshow dengan teknik purposive sampling. Sampel merupakan pengrajin batu bata yang berlokasi di Desa Sengonbugel, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan kuku menggunakan metode sedimentasi. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Sebanyak 40 subyek penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki personal hygiene baik (82.5%) dan sanitasi lingkungan tempat kerja baik (62.5%). Terdapat hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan keberadaan telur Ascaris lumbricoides pada kuku pengrajin batu bata (p=0.002; PR=2,5) sedangkan sanitasi lingkungan tempat kerja tidak bermakna (p = 0,545).Kesimpulan: Personal hygiene berhubungan dengan keberadaan telur Ascaris lumbricoides. Prevalensi keberadaan telur Ascaris lumbricoides pada kuku pengrajin batu bata meningkat 2,5 kali lebih tinggi pada personal hygiene yang buruk.
Hubungan Status Gizi Dengan Derajat Diare Anak di Rumah Sakit Tugurejo Semarang Dewi Rahayu; Kanti Ratnaningrum; Agus Saptanto
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 1, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.62 KB) | DOI: 10.26714/medart.1.1.2019.10-14

Abstract

Latar Belakang : Menurut WHO tahun 2013 diare merupakan salah satu permasalahan yang penting di dunia khususnya pada negara berkembang endemis termasuk Indonesia.1 Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya. Angka anak-anak yang menderita kekurangan gizi di Indonesia masih terbilang tinggi.5 Masih jarang penelitian yang membahas tentang hubungan status gizi dengan derajat diare anak. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan status gizi anak terhadap derajat diare di Rumah Sakit Tugurejo Semarang.Metode : Penelitian observational analitik dengan desain cross sectional dilakukan Desember 2018 hingga Februari 2018 dengan metode total sampling catatan medis periode 2015 hingga 2017 di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. Analisis menggunakan uji Fisher Exact. Kriteria inklusi adalah anak yang rawat inap usia 0-5 tahun dan kriteria eksklusi adalah pasien dengan hidrosefalus, cerebral palsy, dan anak yang mengalami sakit berat kecuali diare berat. Hasil : Dari 176 pasien diare anak didapatkan usia 0-24 bulan (81,3%), usia 25-60 bulan (18,8%), laki-laki (59,7%), perempuan (40,3%), status gizi tidak baik (80,1%), baik (19,9%), dehidrasi tidak berat (93,2%), dan dehidrasi berat (6,8%). Hasil uji Chi Square hubungan status gizi dengan derajat diare anak didapatkan hasil p=0,772. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan derajat dehidrasi diare anak periode tahun 2015-2017 di RSUD Tugurejo Semarang.
Sebaran Nyamuk Vektor di Betung Bedarah, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi Maas M Maloha; Kanti Ratnaningrum
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 2, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.2.1.2020.21-26

Abstract

Latar Belakang: Sampai saat ini nyamuk masih menjadi salah satu vektor penyakit pada manusia. Secara geografis, Indonesia merupakan wilayah yang baik sebagai lokasi perkembangbiakan nyamuk. Beberapa penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk masih terjadi di Provinsi Jambi, khususnya Kabupaten Tebo. Penelitian ini bertujuan mengetahui sebaran nyamuk di Betung Bedarah, Kabupaten Tebo, Provinsi JambiMetode: Kegiatan merupakan survey lapangan dalam mengidentifikasi sebaran nyamuk di Betung Bedarah, Kabupaten Tebo. Penangkapan nyamuk dilakukan menggunakan metode human landing collection dan resting collection.Hasil: Dari 64 nyamuk yang tertangkap, sebaran nyamuk menujukkan 43,75% merupakan nyamuk Armigeres, 25% nyamuk Anopheles, 17,19% nyamuk Culex, dan 14,06% nyamuk Mansonia. Puncak angka kepadatan nyamuk per orang per jam (MHD) tertinggi pada jam 20.00-21.00 WIB.Kesimpulan: Sebaran nyamuk sebagai vektor penyakit di Betung Bedarah, Kabupaten Tebo tertinggi adalah Anopheles.
Ventilasi dan Pencahayaan Rumah Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita: Analisis Faktor Lingkungan Fisik Salsabela Afifah Rafaditya; Agus Saptanto; Kanti Ratnaningrum
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.115-121

Abstract

Latar Belakang: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan pada anak. Lingkungan, individu, dan perilaku merupakan faktor terjadinya ISPA anak. Peneliti ingin melakukan analisis hubungan faktor lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita.Metode: Studi observasional dengan pendekatan cross sectional, teknik penentuan sampel menggunakan consecutive sampling. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sokanegara, Purwokerto dengan sampel balita (12-59 bulan) sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Sumber data berasal dari wawancara, pemeriksaan lingkungan fisik dan register Riwayat imunisasi. Analisis menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik.Hasil: Luas ventilasi dan pencahayaan rumah memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian ISPA pada balita (p=0,019; p=0,049), sedangkan jenis atap, suhu, dan kelembaban tidak berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita.Kesimpulan: Luas ventilasi dan pencahayaan rumah berhubungan dengan ISPA pada balita.
Durasi Membaca Buku Merupakan Faktor Risiko Terjadinya Miopia Pada Siswa Sekolah Dasar: Studi Perbandingan Rural dan Urban Area Wahju Ratna Martiningsih; Fitria Devi; Andra Novitasari; Kanti Ratnaningrum
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 1, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.108 KB) | DOI: 10.26714/medart.1.1.2019.42-47

Abstract

Latar Belakang: Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab ganggunan penglihatan. Miopia merupakan salah satu kelaian refraksi dan anak-anak merupakan kelompok yang menderita kelainan refraksi berupa miopia. Kebiasaan membaca merupakan salah satu faktor peneybab miopia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor risiko penderita miopia pada anak Sekolah Dasar (SD) yang ada di urban area dan rural areaMetode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik purposive sampling. Sampel merupakan siswa SD Negeri 03 Sidomukti (rural area) dan SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 (urban area)  kelas 4,5, dan 6. Kriteria eksklusi meliputi kelaianan konginetal mata, infeksi, atau pasca operasi intraokuler. Data penelitian menggunakan data primer berupa kuisioner dan pemeriksaan visus. Analisis menggunakan uji chi square.Hasil: Dari 214 sampel terdiri dari 116 sampel rural area dan 98 sampel urban area, hanya faktor durasi membaca buku pada sampel di rural area yang berhubungan dengan terjadinya miopia (p=0,016), sedangkan faktor riwayat keluarga, konsumsi sayur atau buah, jarak baca, intensitas menonton TV, intensitas menggunakan komputer, intensitas menggunakan gadget, aktivitas luar ruangan hari sekolah, dan aktivitas luar ruangan hari libur tidak berhubungan dengan terjadinya miopia pada sampel rural maupun urban area.Kesimpulan: Lama membaca buku berhubungan dengan terjadinya miopia pada rural area.