Transformasi digital dalam pelayanan publik telah menjadi tuntutan strategis dalam konteks birokrasi modern, termasuk dalam sektor keimigrasian. Salah satu bentuk implementasi konkret adalah penggunaan sistem autogate, yakni layanan pemeriksaan imigrasi otomatis berbasis biometrik yang menggantikan interaksi langsung antara pengguna dan petugas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikasi keberadaan autogate terhadap kualitas manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan keimigrasian Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data, ditemukan bahwa autogate memberikan kontribusi nyata terhadap efisiensi pelayanan serta penguatan keamanan perbatasan. Namun demikian, penerapan teknologi ini juga memunculkan tantangan struktural terhadap peran dan kompetensi aparat birokrasi, yang berisiko mengalami technological displacement. Temuan menunjukkan bahwa keberhasilan autogate tidak semata ditentukan oleh kecanggihan sistem, tetapi juga sangat bergantung pada strategi penguatan SDM yang adaptif, pelatihan berkelanjutan, dan reposisi peran yang relevan dalam ekosistem digital. Penelitian ini merekomendasikan pendekatan holistik dalam merespon disrupsi teknologi agar transformasi digital menjadi peluang penguatan kapasitas birokrai, bukan menjadi ancaman terhadap eksistensi aparatur. Kata Kunci : Autogate, digitalisasi, manajemen sumber daya manusia, birokrasi, pelayanan publik.