Menunjang produktivitas karyawan senantiasa menjadi agenda penting yang perlu menjadi perhatian HR, salah satunya adalah mendorong munculnya voice behavior. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran positive emotional culture sebagai mediator dan procedural justice climate sebagai moderator dalam hubungan antara symmetrical internal communication dan voice behavior. Sampel penelitian adalah karyawan aktif dengan masa kerja minimal satu tahun dan memiliki atasan. Analisis data menggunakan Hayes’ PROCESS model 4 dan 14 dengan perangkat lunak SPSS versi 29. Hasil penelitian menunjukkan bahwa symmetrical internal communication berhubungan secara positif signifikan dengan voice behavior, namun peran mediasi positive emotional culture dalam hubungan antar keduanya tidak terbukti. Akan tetapi, terdapat peran moderasi yang signifikan, di mana symmetrical internal communication dan employee voice behavior melalui positive emotional culture bergantung kepada tingkat procedural justice climate yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan langsung antara symmetrical internal communication dan voice behavior tanpa adanya efek mediasi, serta terdapat hubungan tidak langsung antara symmetrical internal communication dan employee voice behavior melalui positive emotional culture di organisasi yang bergantung kepada persepsi karyawan terhadap tingkat procedural justice climate. Penelitian ini memberikan landasan bagi organisasi agar dapat membangun membangun komunikasi internal dan iklim keadilan prosedural, yang pada akhirnya dapat berdampak pada voice behavior karyawan.