Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

LITERATURE REVIEW : EFEKTIVITAS EKSTRAK CENGKEH TERHADAP BAKTERI PERMASALAHAN GIGI Azzahirah, Meutya; Berliyanti, Dini; Aziz, K. Fajar; Nariswari, Raina Azhari; Indallah, R. Dhiya Azka; Ridwan, Heri; Setiadi, Diding Kelana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.23553

Abstract

Kesehatan mulut dan gigi merupakan salah satu aspek kesehatan tubuh yang sering terabaikan, padahal keduanya tidak dapat dipisahkan dengan aspek kesehatan lainnya karena mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Menurut statistik Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, gigi berlubang, gigi sakit, dan gigi rusak menyumbang 45,3%. permasalahan gigi di Indonesia. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya bakteri pada gigi yang menyebabkan  gigi menjadi  rusak, berlubang hingga sakit ataupun permasalahan mulut lainnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak cengkeh terhadap bakteri permasalahan gigi seperti gigi berlubang, gigi rusak, dan nyeri. Penelitian yang digunakan merupakan Systematic Literature review mengenai uji efektivitas ekstrak cengkeh terhadap bakteri permasalahan gigi yang dimulai pada 15 November 2023. Populasi yang digunakan pada studi literature review ini berupa bakteri penyebab permasalahan gigi dengan intervensi pemberian ekstrak cengkeh baik cengkeh bagian bunga, ekstrak, batang dan lain-lain. Larutan bunga cengkeh (Syzygium Aromaticum) mempunyai zat anti mikroba dengan kandungan minyak atsiri, kadar abu,kandungan fixodoil dan resin, kandungan serat kasar, kadar air, kandungan tanin, serta kandungan protein dengan keunggulan dalam menghambat pertumbuhan, sesuai dengan hasil penelitian tinjauan pustaka dari enam jurnal. mikroba khususnya yaitu bakteri Streptococcus Mutans. Selain dapat menghambat bakteri Streptococcus Mutans cengkeh juga dapat menghambat bakteri Enterococcus Faecalis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa karena ekstrak cengkeh mengandung eugenol, dapat membantu dalam mencegah pertumbuhan bakteri Streptococcus Mutans. Selain itu ekstrak cengkeh juga dapat menghambat bakteri lainnya seperti Enterococcus Faecalis
PENDIDIKAN KESEHATAN ANEMIA GIZI KEPADA SISWA MAN DI KABUPATEN SUMEDANG Mulyana, Egi Andrian; Ramadan, Fitriah Andriyani; Mulyani, Ira Sri; Azzahirah, Meutya Nabilah; Niam, Raffila Syifaun; Nariswari, Raina Azhari; Dolifah, Dewi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.28614

Abstract

Anemia adalah penyakit medis yang ditandai dengan kekurangan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang berada di bawah standar norma untuk kelompok umur dan jenis kelamin tertentu. Anemia sering terjadi pada wanita muda. Setelah dilakukan penelitian pendahuluan di MAN 1 Sumedang, ditemukan bahwa anemia gizi terjadi pada lebih dari 50% siswa kelas 11 sekolah tersebut. Ketidaktahuan pelajar mengenai penyebab anemia gizi dan strategi pencegahannya menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi kejadian anemia gizi. Metode Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif, yaitu dengan menggunakan instrumen kuesioner pre-post test untuk diberikan kepada siswa dengan tujuan mengetahui pengetahuan siswa mengenai anemia gizi sebelum dan sesudah diberikannya pendidikan kesehatan. Hasil kegiatan penyuluhan kesehatan dapat disimpulkan bahwa seluruh sasaran mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan feedback yang sangat baik dari peserta. Tidak ada teks yang diberikan. Temuan pra-tes dan pasca-tes menunjukkan peningkatan sebesar 33% dalam pengetahuan siswa dan siswi tentang anemia. Kesimpulan dari penelitian ini kegiatan pendidikan kesehatan diketahui bahwa siswa dan siswi memiliki pengetahuan dengan tingkat cukup baik tentang anemia gizi.
PANDANGAN ULAMA DAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP AURAT PEREMPUAN DALAM PERSALINAN DENGAN DOKTER LAKI – LAKI Afrillianti, Karina Rizkia; Puspita, Dini Aulia; Nariswari, Raina Azhari; Azzahirah, Meutya Nabilah; Natasya, Anita; Azizah, Heraz Nur; Anugrah, Rikman; Supriyadi, Tedi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.28890

Abstract

Proses persalinan melibatkan interaksi antara perempuan yang melahirkan dengan tenaga kesehatan, salah satunya dokter. Di Indonesia dokter obgyn mayoritas berasal dari Laki - Laki , sehingga menyebabkan kontraindikasi antara kewajiban dalam menutup aurat dan kebutuhan medis. Dalam islam, aurat merupakan prinsip penting yang harus dijaga. Namun, dalam proses persalinan terkadang mengharuskan perempuan untuk membuka auratnya di hadapan dokter Laki - Laki  jika dokter perempuan tidak ada. Hal tersebut menjadi kebimbangan bagi ibu dan keluarga dalam memilih persalinan dengan dokter Laki - Laki  atau perempuan. Tujuan penelitian ini yaitu memberikan kontribusi pemahaman yang lebih komprehensif tentang perspektif agama dan tenaga kesehatan mengenai pandangan yang berbeda dalam persalinan oleh dokter Laki - Laki  serta solusi untuk menyelaraskan antara keyakinan medis dan agama. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2024 selama tiga hari, dengan menggunakan partisipan sebanyak 6 narasumber dari dua latar belakang berbeda, yaitu 3 orang ulama dalam bidang keagamaan dan 3 orang bidan dalam bidang kesehatan dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan wawancara semi-struktur. Hasil pandangan ulama menyatakan bahwa aurat perempuan adalah hal yang perlu dijaga baik dalam pengobatan sekalipun, tetapi dalam proses persalinan jika sifatnya emergensi maka proses persalinan dengan dokter Laki - Laki  dibolehkan. Dari pandangan ulama ataupun medis, mereka sama-sama mengutamakan keselamatan ibu saat melahirkan. Persalinan dapat dilakukan oleh dokter Laki - Laki  jika dalam keadaan emergensi dan urgensi.