Keterbatasan fisik tidak mempengaruhi manusia dalam hidup untuk menikmati ataupun mempelajari segala hal dalam hidupnya. Seni musik dapat dikonsep sebagai salah satu metode untuk membangun karakteristik anak tunarungu dengan cara memodifikasian Notasi Balok sebagai Pembelajaran Pada Siswa Difable dengan keterbutuhan khusus tunarungu. Diawali oleh peneliti dengan temuan lapangan bahwa belum adanya metode pendukung siswa tunarungu untuk mendapatkan pembelajaran seni musik yang efektif, sehingga pada saat anak normal pada umumnya mempelajari musik dengan metode yang sudah ada anak tunarungu hanya melihat dengan keinginan yang besar agar anak tunarungu dapat mempelajari seni musik seperti siswa pada umumnya. Sebagai seseorang yang aktif di bidang pendidikan seni musik, peneliti sadar akan adanya pengembangan metode baru untuk menuntaskan kesetaraan manusia tanpa membedakan kekurangan satu dengan yang lain. Untuk itu peneliti ingin berkontribusi untuk mengembangkan sebuah metode dasar dengan memodifikasi notasi balok ke desain metode sibi bagi anak tunarungu. Notasi diatonis dikombinasikn dengan bahasa SIBI agar menjadi dasar metode siswa tunarungu dapat mempelajari musik dengan cara membaca bentuk notasi yang sudah dikonversikan kedalam bentuk bahasa SIBI. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif dengan metode penciptaan menggunakan teori Gustami. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penjelasan metode notsi balok yang sudah di kembangkan dengan simbol jemari membetuk pewujudan SIBI dalam teori musik yang terdiri dari 3 tahap yaitu: 1) tahap eksplorasi, 2) tahap desain, dan 3) tahap perwujudan. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan inspirasi dan motivasi bagi para pendidik maupun pegiat seni musik untuk terus mengembangkan dan berinovasi agar seni musik dapat dipelajari oleh semua kalangan.