Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

GAMBARAN HASIL LEUKOSIT DAN NEUTROFIL PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR 2021-2023 Rusfandi, Alfath Aldhana; Kartika, Irna Diyana; Hasbi, Berry Erida; Purnamasari, Reeny; HB, Irmayanti
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.35175

Abstract

Apendisitis akut adalah keadaan darurat perut yang paling umum ditemui. Diagnosis apendisitis akut ditegakkan berdasarkan penilaian klinis dan pemeriksaan penunjang, khususnya hitung leukosit dan neutrofil. Penelitian ini untuk mengetahui profil leukosit dan neutrofil pada pasien apendisitis akut di RS Ibnu Sina Makassar. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif. Pasien dengan radang usus buntu akut yang terdaftar di RS Ibnu Sina Makassar dari tahun 2021 hingga 2023 diikutsertakan. Pasien apendisitis akut berjumlah 98 orang, mayoritas berusia 17-25 tahun (38,8%), berjenis kelamin laki-laki (55,1%), dan memiliki pekerjaan sedang (69,4%). Hasil laboratorium menunjukkan leukositosis pada 79,6% kasus, dengan pergeseran ke kiri pada 53,1%. Perawatan yang paling umum adalah operasi terbuka (91,8%). Ciri-ciri penderita apendisitis akut didominasi pada kelompok umur 17-25 tahun, berjenis kelamin laki-laki, dengan leukositosis, jumlah neutrofil bergeser ke kiri, dan ditangani dengan pembedahan terbuka.
HUBUNGAN DIAMETER APPENDIX VERMIFORMIS BERDASARKAN HASIL USG DENGAN GRADING APENDISITIS PADA PASIEN APENDEKTOMI DI RSUD MASSENREMPULU TAHUN 2023 Lera, Lera; Gani, Azis Beru; Zulfahmidah, Zulfahmidah; Syahruddin, Febie Irsandy; Hasbi, Berry Erida
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.35949

Abstract

Apendisitis adalah penyebab tersering inflamasi akut di kuadran kanan bawah. Penegakan diagnosis apendisitis secara umum dengan anamnesis, pemfis, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium maupun radiologi. Ultrasonografi menjadi pilihan utama karena penggunaannya yang mudah, murah, dan tidak invasif, meskipun CT-Scan lebih unggul dalam hal menentukan diagnosis apendisitis, namun tidak semua rumah sakit di Indonesia memiliki alat tersebut. Tingkat keparahan dari apendisitis diukur berdasarkan hasil temuan operasi yang bisa dilanjutkan dalam pemeriksaan histopatologi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis hubungan diameter appendix vermiformis dari hasil pemeriksaan USG dengan tingkat keparahan apendisitis. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 39 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik totak sampling. Uji korelasi rank spearman yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara diameter apendiks berdasarkan USG dengan tingkat keparahan apendisitis dengan nilai p yaitu 0,000 < 0,05. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ukuran diameter apendiks dengan tingkat kepararahan apendisitis pada pasien apendektomi di RSUD Massenrempulu
TOKSISITAS SENYAWA DMBA (7,12 DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE) SEBAGAI LARUTAN KARSINOGENESIS KANKER KOLOREKTAL PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) Rifai B, Muh.; Syamsu, Rachmat Faisal; Karim, Marzelina; Gani, Azis Beru; Hasbi, Berry Erida
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.22209

Abstract

Kanker kolorektal (colorectal cancer/CRC) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia dan saat ini menempati urutan keempat kanker tertinggi. Kanker merupakan penyakit yang disebabkan akibat proliferasi sel multiseluler sehingga menimbulkan perubahan sifat sel yang tidak terkendali. Kadar Malondialdehyde (MDA) merupakan salah satu marker biokimia yang digunakan untuk penelitian profil kanker. Senyawa DMBA (7,12-Dimethylbenz[a]anthracene) adalah salah satu agen Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang banyak digunakan untuk mempelajari karsinogenesis. Reagen DMBA dilarutkan dengan minyak jagung dan diinduksikan 1 kali dalam seminggu secara subkutan pada tikus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas senyawa DMBA (7,12-dimethylbenz[a]anthracene) sebagai larutan karsinogenesis kanker kolorektal pada tikus putih (rattus novergicus). Penelitian yang dilakukan adalah penelitian true experimental dengan menggunakan rancangan pre dan post-test control group design untuk melihat perbedaan pada sampel sebelum dan setelah pemberian perlakuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan senyawa DMBA dengan dosis 20 mg/kgBB memiliki dosis letal karena pada minggu ke-3 terjadi mortalitas yang paling tinggi dari minggu sebelumnya, yaitu pada minggu ke-1 angka kematian tikus putih mencapai 4 ekor, minggu ke-2 terdapat 9 ekor tikus putih yang mati, minggu ke-3 terdapat 10 tikus ekor yang mati dan minggu ke-4 terdapat 5 ekor tikus yang mati. Selain itu senyawa DMBA juga dapat menurunkan berat badan secara signifikan, dimana hasil uji Analisa one way Anova didapatkan nilai P-value 0,000. Senyawa DMBA juga dapat meningkatkan kadar MDA darah pada tikus putih, dari hasil uji Analisa Mann whitney U test didapatkan nilai p-value 0,001. Senyawa DMBA (7,12-dimethylbenz[a]anthracene) sebagai larutan karsinogenesis kanker kolorektal memiliki efek toksisitas pada tikus putih (rattus novergicus).
KARAKTERISITIK PASIEN LUKA BAKAR RAWAT INAP DI RS BHAYANGAKAR MAKASSAR TAHUN 2018 – 2023 Alhas, Muh Fikri; Gani, Azis Beru; Zainuddin, Andi Sastri; Hasbi, Berry Erida; Madjid, Asnawi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.27350

Abstract

Kasus luka bakar merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, sehingga menimbulkan berbagai gangguan, baik psikis, fisik maupun ekonomi penderita. World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 265.000 orang diseluruh dunia meninggal akibat luka bakar. Luka bakar sendiri menjadi penyebab keempat dari seluruh trauma didunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien luka bakar rawat inap di RS Bhayangkara Makassar tahun 2018 hingga 2023. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif, dengan menggunakan jenis data sekunder berupa rekam medik. Hasil: Terdapat 62 kasus kejadian luka bakar yang dirawat inap pada penelitian ini, usia 0 – 5 tahun adalah yang terbanyak yaitu 14 kasus (22,6%), dengan jenis kelamin yang terbanyak adalah laki – laki yaitu 38 kasus (61,3%), air panas merupaka etiologi terbanyak pada kejadian luka bakar dalam penelitian ini yaitu 31 kasus (50%), dengan derajat II adalah yang terbanyak yaitu 53 kasus (85,5%), dengan TBSA ? 15 % adalah yang terbanyak dalam penelitian ini yaitu 38 kasus (61,3%). Simpulan: Anak – anak dengan usia 0 – 5 tahun dengan jenis kelamin laki – laki merupakan kasus yang terbanyak dalam kejadian luka bakar dalam penelitian ini. Dengan penyebab luka yang terbanyak adalah air panas dengan derajat II. Luas luka ? 15 % berdasarkan TBSA adalah yang terbanyak dalam penelitian ini.