Perbanyakan bibit melon secara secara in vitro menghasilkan bibit yang bebas patogen, seragam, true to type yang dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak dengan cepat. Penelitian ini bertujuan menentukan kombinasi IAA dan BAP yang optimal untuk inisiasi kultur tunas melon in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2018, menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak tiga faktor dengan 6 ulangan. Faktor pertama adalah tiga taraf IAA yaitu 0.0, 0.25, dan 0.5 ppm, faktor kedua adalah empat taraf BAP yaitu 0.0, 1.0, 1.5, dan 2.0 ppm, dan faktor ketiga adalah jenis eksplan yaitu pucuk dan buku. Faktor tunggal (IAA, BAP, jenis eksplan) berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan daun, interaksi dua atau 3 faktor tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan daun, kecuali interaksi IAA dan BAP berpengaruh nyata terhadap jumlah akar. Eksplan pucuk menghasilkan tunas yang lebih banyak dibandingkan buku. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pengaruh BAP cenderung membentuk pola kuadratik positif terhadap peubah jumlah tunas dan jumlah daun, namun linier negatif dengan peubah jumlah akar. Perlakuan yang optimal untuk multiplikasi tunas adalah BAP 1.0 ppm tanpa penambahan IAA. Konsentrasi IAA dan BAP yang makin tinggi menginduksi pembentukan kalus dan menekan pertumbuhan tunas. Kata kunci: auksin, buku, kalus, sitokinin, tunas apikal