Permasalahan sosial seperti banyaknya pengemis di Pantai Padang "Tapi Lauik" (Taplau) memerlukan intervensi yang tepat sasaran dan strategis. Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor mendasar yang berkontribusi terhadap kehadiran pengemis di Pantai Padang, menelusuri alasan di balik kegigihan mereka dalam profesi ini, pola gaya hidup yang mereka terapkan, dan dampak yang lebih luas terhadap pengunjung Pantai Padang. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi untuk mengumpulkan wawasan mendalam tentang fenomena tersebut. Temuan mengungkapkan bahwa kehadiran pengemis di Pantai Padang didorong oleh kombinasi tantangan sosial ekonomi, kurangnya kesempatan pendidikan, dan kurangnya jaring pengaman sosial. Alasan untuk berhenti dari profesi ini sering kali terkait dengan intervensi eksternal, seperti program bantuan pemerintah atau inisiatif dukungan masyarakat. Pola gaya hidup pengemis di pantai mencerminkan siklus kemiskinan dan kelangsungan hidup, yang ditandai dengan kondisi hidup sementara dan ketergantungan pada sedekah sebagai sumber pendapatan utama. Kehadiran pengemis juga mempunyai dampak sosio-ekonomi yang signifikan, termasuk memperburuk kesenjangan sosial, menurunkan produktivitas masyarakat, dan menambah beban pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya upaya komprehensif dan terkoordinasi antara pemerintah dan masyarakat untuk memitigasi fenomena mengemis di Pantai Padang. Upaya tersebut dapat mencakup program pemberdayaan ekonomi bagi kelompok rentan, peningkatan akses terhadap pendidikan dan pelatihan kejuruan, dan penerapan langkah-langkah penegakan hukum yang ketat. Mengatasi tantangan-tantangan ini secara holistik sangat penting untuk menumbuhkan keadilan sosial dan meningkatkan pengalaman pengunjung di Pantai Padang secara keseluruhan.