Every human being has committed sins and offenses against God. However, the existence of a church that is experiencing pros and cons on issues related to pastoral counseling for couples who are pregnant outside of marriage, many provide different views, with the main center being the Bible, but if everyone has a different opinion, then where will the controversial problem of the congregation be taken if something like that happens whether it is left alone or is there a way out that must be taken. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that the presence of a church as a means for those experiencing these problems is pastoral counseling that can help them find solutions. Abstrak Setiap manusia pada dasarnya pernah melakukan dosa dan pelanggaran kepada Tuhan. Namun keberadaan gereja yang sedang terjadinya adanya pro-kontrak akan masalah terkait pastoral konseling bagi pasangan yang hamil di luar pernikahan ada banyak yang memberikan pandangan-pandangan yang berbeda dengan pusat utamanya ialah Alkitab, akan tetapi jika semuanya mempunyai pendapat yang berbeda maka kemana akan dibawa polemik masalah warga jemaat jika terjadi hal yang demikian apakah dibiarkan saja atau adakah jalan keluar yang harus diambil. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa hadirnya sebuah gereja sebagai sarana bagi mereka yang sedang mengalami permasalan tersebut adanya pastoral konseling yang dapat membantu mereka dalam mencari solusi.