Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains Farmasi dan Kesehatan

Utilitas ChatGPT dalam pendidikan Sarjana Kefarmasian, dan praktik Kefarmasian: Tinjauan Sistematis tentang keuntungan dan kerugian Maharani Dwi Pratiwi; Evi Nurul Hidayati
Jurnal Sains Farmasi Dan Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2025): Januari - April
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jfkes.v2i3.2138

Abstract

ChatGPT adalah Large language model (LLM) berbasis kecerdasan buatan (AI). Aplikasi potensial LLM dalam pendidikan, penelitian, dan praktik kefarmasian bisa menjanjikan jika masalah diperiksa dan ditangani secara proaktif. Tinjauan sistematis penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki Utilitas ChatGPT dalam pendidikan Sarjana Kefarmasian, dan praktik Kefarmasian. Dengan menggunakan metode penelitian literature review dengan pedoman PRIMSA, pencarian sistematis dilakukan di PubMed/MEDLINE dan Google Scholar (penelitian yang dipublikasikan atau pracetak) yang meneliti ChatGPT dalam konteks pendidikan, penelitian, atau praktik kefarmasian. Sebanyak 44 catatan memenuhi syarat. Hasil penelitian menyatakan Manfaat ChatGPT peningkatan penulisan ilmiah dan peningkatan ekuitas dan fleksibilitas penelitian dalam farmasi; utilitas dalam penelitian kefarmasian (analisis kumpulan data yang efisien, pembuatan kode, tinjauan pustaka, menghemat waktu untuk fokus pada desain eksperimental, dan penemuan dan pengembangan obat); manfaat dalam praktikkefarmasian (menyederhanakan alur kerja, penghematan biaya, dokumentasi, pengobatan yang dipersonalisasi, dan peningkatan literasi kesehatan); dan manfaat dalam pendidikan kefarmasian termasuk peningkatan pembelajaran yang dipersonalisasi dan fokus pada pemikiran kritis dan pembelajaran berbasis masalah.
A Systematic Literature Review: Pengobatan Mandiri Pada Lansia Analisis Tahun 2020-2022 Maharani Dwi Pratiwi; Evi Nurul Hidayati; Okky Intan Mawarni
Jurnal Sains Farmasi Dan Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2025): Mei - Agustus
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era modern saat ini, praktik pengobatan mandiri semakin sering dilakukan oleh masyarakat untuk menangani keluhan kesehatannya. Umumnya, individu memperoleh obat tanpa resep dari apotek terdekat. Meskipun demikian, penggunaan obat secara mandiri dapat meningkatkan risiko efek samping yang tidak terpantau dengan baik. Kelompok usia lanjut, terutama yang berusia di atas 65 tahun, memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap reaksi obat yang merugikan (Adverse Drug Reaction/ADR). Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengeksplorasi praktik pengobatan mandiri pada populasi lansia. Data diperoleh dari basis data Google Scholar dan NCBI dengan strategi pencarian pada MEDLINE menggunakan kata kunci seperti ‘obat bebas’, ‘reaksi obat merugikan’, ‘obat yang diresepkan sendiri’, dan ‘obat tanpa resep’. Artikel yang tidak relevan dikeluarkan dari analisis. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa sebagian besar lansia menggunakan pengobatan mandiri berdasarkan pengalaman pribadi, anggapan bahwa kondisi tidak serius, serta saran dari lingkungan sekitar. Keluhan umum yang diatasi dengan pengobatan mandiri antara lain nyeri perut, sakit kepala, batuk, nyeri sendi, dan demam. Obat yang paling sering digunakan adalah analgesik, yang umumnya diperoleh langsung dari apotek. Meskipun banyak lansia menyadari risiko penggunaan obat tanpa pengawasan medis, konsultasi dengan apoteker dinilai dapat menjadi solusi preventif. Oleh karena itu, keterlibatan apoteker memiliki peranan penting dalam praktik pengobatan mandiri.