Pada abad ke-19, Michael Faraday menunjukkan bahwa transfer daya nirkabel (WPT) dapat terjadi akibat perubahan arus. Inductive Power Transfer (IPT), metode WPT yang umum digunakan, memanfaatkan dua kumparan yang berdekatan, di mana arus pada kumparan pengirim menciptakan medan magnet yang menginduksi tegangan pada kumparan penerima. Frekuensi optimal diperlukan untuk efisiensi transfer daya, dan penggunaan mikrokontroler seperti Arduino UNO dapat mengatur frekuensi PWM. Penelitian sebelumnya terbatas pada rentang frekuensi 100 Hz hingga 35 kHz, sementara penelitian inimengusulkan penggunaan Arduino UNO R4 dan H-Bridge yang lebih tepat untuk menghasilkan frekuensi antara 100 kHz hingga 1 MHz. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi apakah frekuensi lebih tinggi meningkatkan daya yang diterima dan bagaimana perubahan frekuensi mempengaruhi pengiriman daya nirkabel. Implementasi Arduino UNO R4 PWM dan H-Bridge berhasil menghasilkan frekuensi dan daya yang dibutuhkan untuk WPT. Hasil percobaan menunjukkan bahwa peningkatan frekuensi PWM menyebabkan kesalahan keluaran yang lebih tinggi, yang mempengaruhi transfer daya. Pengujian frekuensi dalam rentang 7,48 kHz hingga 187,48 kHz menunjukkan Frequency Splitting Phenomenon (FSP), di mana daya transfer membentuk dua puncak pada jarak tertentu, menunjukkan pentingnya kontrol frekuensi dan kondisi kopling yang tepat untuk kinerja WPT yang optimal.