Meningkatnya jumlah wisatawan asing datang ke Bali pasca Pandemi COVID-19 mengakibatkan perekonomian Provinsi Bali kembali pulih. Bali yang kembali ramai membuat masyarakat kembali mendapatkan pekerjaan dan menggunakan uang mereka. Sementara itu, tingkat inflasi di Provinsi Bali mengalami peningkatan pasca pandemi COVID-19. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat Inflasi di Provinsi Bali dengan jumlah uang beredar dan jumlah wisatawan asing. Selain itu, ingin dilihat pula pengaruh guncangan pada masing-masing variabel serta persentase peran variabel makroekonomi terhadap pergerakan nilai Inflasi di Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan analisis Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) untuk mencapai tujuan sehingga metode yang akan digunakan adalah Vector Error Correction Model (VECM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa respon yang diberikan inflasi terhadap guncangan yang dialami jumlah uang beredar dan jumlah wisatawa asing dalam jangka panjang masing-masing menunjukkan respon positif dan stabil. Dalam jangka pendek inflasi merespon guncangan dari jumlah uang beredar secara fluktuatif, namun jika guncangan terus berlanjut inflasi akan merespon guncangan pada jumlah uang beredar secara stabil dan positif. Sementara itu, dalam jangka pendek guncangan jumlah wisatawan asing dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan pada nilai inflasi dan jika guncangan terus berlanjut inflasi akan merespon guncangan pada jumlah wisatawan asing secara stabil dan positif. Guncangan yang paling berperan terhadap pergerakan nilai inflasi di Provinsi Bali adalah guncangan yang dialami oleh jumlah wisatawan asing di Bali sebesar 22,42%.