Permasalahan gizi Indonesia berkaitan dengan status gizi anak dan remaja. Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat 16,8% remaja usia 13-18 tahun dengan kondisi kurang gizi serta sebanyak 29,5% remaja usia 13-18 tahun dengan kondisi gizi lebih. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi hubungan pengetahuan gizi, pendapatan keluarga, ketersediaan pangan dan frekuensi konsumsi mie instan dengan status gizi pada remaja. Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Subjek siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Kelua sebanyak 69 orang. Pengukuran tinggi badan dan berat badan dilakukan langsung serta data pengetahuan, pendapatan keluarga, ketersediaan pangan dan frekuensi konsumsi mie instan dengan wawancara kuesioner, analisis yang digunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil Rank Spearman menunjukkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan status gizi remaja(p-value= 0,001), ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi (p-value= 0,003), ada hubungan antara ketersediaan pangan dengan status gizi (p-value= 0,028) dan ada hubungan antara frekuensi konsumsi mie instan dengan status gizi (p-value= 0,002). Kesimpulannya terdapat hubungan antara pengetahuan, pendapatan keluarga, ketersediaan pangan dan frekuensi konsumsi mie instan dengan status gizi pada remaja di SMA Negeri 1 Kelua. Diharapkan untuk pihak sekolah dan puskesmas mengoptimalkan program yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa terhadap gizi serta menerapkannya dalam kehidupan.