Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi utama yang masih mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi yang memadai, yang berdampak negatif pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Meskipun prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 37,6% pada tahun 2013 menjadi 21,6% pada tahun 2022, angka ini masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebesar 14%. Provinsi Bali menunjukkan pencapaian signifikan dengan penurunan prevalensi stunting menjadi 7,2% pada tahun 2023, berkat implementasi berbagai program peningkatan gizi anak, termasuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Pengabdian kepada masyarakat ini fokus pada pelaksanaan sosialisasi PMT yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai bahaya stunting dan pentingnya pemberian makanan tambahan untuk menaikan status gizi balita. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi melalui media sosial, penyebaran pamflet, dan sosialisasi langsung pada acara Posyandu Serentak. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman ibu yang memiliki balita mengenai pentingnya PMT untuk mencegah stunting. Meskipun demikian, masih terdapat kebutuhan untuk memperluas cakupan sosialisasi dan edukasi agar seluruh lapisan masyarakat dapat terlibat secara optimal.